Mohon tunggu...
Evi Novia Pahlawati
Evi Novia Pahlawati Mohon Tunggu... Guru - Guru TK (honorer)

Kepribadian saya riang ,senang berinteraksi ,ramah dan mudah bergaul ,hobby saya adalah berbincang ,sharing ilmu pengetahuan terutama topik parenting.Saya sekali kali Di minta lembaga sendiri atau lembaga lain untuk Mengisi program parenting .

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jodoh Indah Rasmala

31 Desember 2023   10:25 Diperbarui: 2 Januari 2024   09:00 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Bagian 1

Tangisan Tersembunyi

Rasmala gadis cilik yang pintar, selalu riang dan pandai berinteraksi. Senyumnya selalu tersungging dibibirnya walau kehidupan sebaliknya dari yang diinginkannya. Tapi bagi orang-orang yang sudah mengenalnya, mengetahui betul ketegaran dari gadis riang ini. Walaupun usianya baru 10 tahun, sikap mandiri dan bertanggung jawab sudah terlihat melekat pada dirinya.

Jiwanya yang kokoh terbentuk dari keadaannya , ayah ibu Rasmala bercerai ketika Rasmala berusia 6 tahun. Rasmala mempunyai seorang kakak laki-laki yang usianya terpaut 3 tahun darinya. Andi namanya ,yang kini tinggal dikeluarga kakek dari ayahnya. Sedangkan Rasmala tinggal bersama ibunya sesekali bersama neneknya, itulah resiko dari sebuah perceraian terkadang membuat dua saudara terpisah.

Rasmala tidak bertanya kenapa ayah dan ibu berpisah, pertanyaan itu rasmala simpan dalam dihati. Rasmala tidak mau jawaban yang justru tidak enak didengar , karena Rasmala pernah mendengar jawaban dari ibu ketika ada pertanyaan yang sama dilontarkan saudara atau temannya. 

Dan Rasmala menjadi tahu ketika orang dewasa berpisah , mereka lebih banyak mengenang hal-hal buruk dari pasangannya dulu sehingga yang terucap kekurangan, kesalahan dari mantan pasangan.

Pada suatu sore ketika Rasmala sedang mengerjakan PR , terdengar samar-samar perbincangan ibu ,kakek dan paman. Walaupun mata dan jari tertuju pada tugas tapi telinga Rasmala juga aktif mendengar. 

"Mau cari yang bagaimana lagi Tut , dia duda ditinggal mati jadi tak ada resiko berurusan dengan mantan istrinya.Terus pekerjaannya sudah pasti, dia seorang guru, dan nanti punya uang pensiun untuk bekal di masa tua." terdengar suara paman meyakinkan. 

"InsyaaAlloh mang mau dipikirkan dulu". Jawab Tuti.

" Kalau bapa mah bagaimana tuti saja ,yang akan menjalaninya kan Tuti,  bapak cuma titip Rasmala, jangan sampai terabaikan gara-gara kamu punya suami lagi." terdengar suara kakek dan ucapannya membuat Rasmala sejenak berhenti menulis.

Dilubuk hati, Rasmala berharap ibu tidak menikah lagi. Rasmala merasa sudah nyaman hidup berdua dengan ibu. Pikir Rasmala kalau ibu tidak menikah lagi, Perhatian ibu tertuju Kepada dirinya dan kekhawatiran terbesar Rasmala seperti halnya ucapan kakek tadi, takutnya perhatian dan sayangnya ibu berkurang ketika nanti punya suami lagi. Perbincangan Ibu ,paman dan kakek berlanjut ke hal lain , dan Rasmala pun tidak fokus lagi mendengarkan, karena berikutnya hanya perbincangan biasa seputar pekerjaan mereka sebagai petani desa. Jemari Rasmala melanjutkan tugasnya yang tadi terjeda.

Waktu menunjukan pukul 07.15 malam Rasmala pulang mengaji dari Uwa Abdul. "Assalaamu'alaikum ibu" sapa Rasmala riang menghampiri ibu yang sedang melipat pakaian.

"Wa'alaikumussalaam sayang, gimana mengajinya sudah tahu hukum-hukum tajwidnya?," ibu menjawab sekaligus bertanya.

" Sudah dong kan anak pintar hehehe." Rasmala memuji diri.

"Ibu sudah makan ? Mala lapar". Kata Rasmala sambil mengusap-usap perutnya.

"Sana makan ,ada sayap ayam kesukaanmu, ibu sudah makan tadi habis sholat magrib."jawab ibu.

"Asyik....sayang ibu...!". Seru Rasmala sambil melangkah ke dapur menghampiri hidangan kesukaannya.

Ibu tersenyum melihat tingkah dan celoteh gadis kecil kesayangannya. Tapi Senyumnya tak lama berganti pandangan kosong ungkapkan kekhawatiran karena malam ini dia akan memberi tahu Rasmala hal yang penting, tentang keputusannya untuk menerima seseorang menjadi suami dan ayah sambung Rasmala.

"Mala sayang....ada yang ingin ibu bicarakan."Suara ibu pelan sedikit mengusik konsentrasi Rasmala yang sedang membaca buku cerita.

" Iya ibu..ada Apa ?".Jawab Rasmala dengan pandangan tetap ke buku cerita.

 "Boleh disimpan dulu buku ceritanya ?."Pinta ibu lembut.

"Siap ". Sahut Rasmala. Dia pun menyimpan buku cerita dan mengubah posisi duduk menghadap ibu.

" Sebelumnya ibu minta maaf, ibu mau Mala tidak dulu menyela kalimat ibu ,dengarkan ibu sampai selesai".Rayu ibu dengan suara lembutnya yang merupakan cari khas ibu ketika berbicara dengan siapapun.

"Siap..". Lagi-lagi Rasmala menjawab ibu seperti menjawab komandan upacara disekolah.

 Ibu tersenyum dan sekilas mengusap kepala Rasmala.

"Sayang...Rasmala tahu Pak guru Ruslan ?". Rasmala mengangguk karena dia tahu betul terhadap nama yang disebutkan ibu. Pak Ruslan wali kelasnya disekolah. 

"Beliau ada niat baik.....mau menikah dengan ibu."Ibu diam sejenak sambil memperhatikan ekspresi Rasmala. 

"Ibu merasa sudah siap menikah lagi dengan harapan kedepannya Pak Ruslan menjadi suami yang baik bagi ibu dan ayah yang baik bagi Rasamala, menurut Rasmala bagaimana? ." 

Entah apa perasaan yang dirasakan Rasmala, yang pasti ada rasa sedih dan juga rasa kasihan kepada ibu. Sedih yang kalau diberi izin diungkapkan ingin rasanya dia menangis, akan tetapi terhalang rasa sayangnya terhadap ibu, takutnya nanti ibu yang justru menangis. Dengan usianya sekarang dia harus memahami orang dewasa, merasakan keinginan ibu dan mengambil keputusan untuk kebahagiaan ibu. Dia memberanikan diri berbicara.

"Ibu....kalau Mala setuju saja, asal ibu bahagia." Pandangannya menunduk menyembunyikan air mata yang masih tertahan. 

Ibu memeluk Rasmala, pelukan menyuarakan maaf dan harapan Rasmala dapat menerima keputusannya. Ada sakit didada ibu mengingat ini luka kedua kali bagi Rasmala. Sakit yang pertama ketika Rasmala mengetahui ayahnya menikah lagi, tanpa memberi tahunya. Waktu itu Rasmala memeluk ibu dan menangis dipelukan ibu. 

Sakit yang tak akan dirasakan oleh anak yang mempunyai orang tua utuh dan bersatu. Sakit yang mendalam seperti luka tak ada obat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun