Sepekan terakhir rumor kencang sekali mengabarkan berita tentang ketertarikan klub kaya asal Arab, Al-Hilal yang ingin meminang Darwin Nunez dari Liverpool.
Penampilan inkonsisten yang ditampilkan sang "Serigala Uruguay" musim ini bersama Liverpool, dengan seringnya ia membuang-buang peluang emas yang harusnya 90 persen bisa jadi gol. Hal ini membuat suporter dan manajemen seakan rela jika penyerang nomor sembilan itu harus pindah.
Bahkan tidak sedikit pula suporter di media sosial, pundit dan para legend Liverpool merasa telah kehilangan kesabaran akibat performa sang striker yang tak kunjung membaik.
Apalagi, yang nawar tim sekaya Al-Hilal yang berani menggelontorkan uang hingga 70 juta pounds. Dana hasil penjualan Nunez ini nantinya dipercaya akan dialokasikan buat membeli striker baru yang lebih produktif dan lebih konsisten dalam mencetak gol di depan muka gawang.
Namun, hal ini urung terjadi. Karena manajemen Liverpool yang dipimpin oleh Michael Edwards serta Richard Hughes selaku sporting director yang baru menjabat musim ini, keduanya merasa seharusnya Nunez dihargai dengan nominal yang lebih tinggi.
Uang 70 juta dari Al-Hilal dirasa belum cukup. Tim Liverpool meminta uang hingga 100 juta Pounds, jika tim Arab tersebut ingin membawanya pergi. Tapi sepertinya, harga yang diminta dinilai terlalu jauh dari yang seharusnya dikeluarkan oleh Al-Hilal
Nunez Tampil Gemilang
Tak ambil pusing dengan rumor tersebut, Nunez tetap menjalani hari-harinya seperti biasa di klub dengan latihan. Dirinya pun siap kapan saja kalau Arne Slot memintanya untuk turun ke lapangan, walau kali ini harus sering banyak main dari bangku cadangan, akibat kalah saing dengan Diego Jota dan Luis Diaz yang tampil lebih ok sebagai pemain nomor sembilan.
Yang terbaru, Darwizzy begitu sapaan suporter terhadapnya, kembali tak terpilih sebagai starter saat berhadapan dengan Brentford. Slot lebih mempercayakan trio Salah-Diaz-Gakpo sebagai pemain yang turun sejak menit pertama di depan.
Trio ini tampil mengecewakan di babak pertama. Salah kembali tampil underperform sejak hasil imbang yang diterima Liverpool saat berhadapan dengan Manchester United.
Gakpo juga membuang peluang emas di babak pertama ini. Menerima umpan matang dari Salah, Gakpo yang tak terkawal dan hanya berhadapan langsung dengan kiper, tapi tak juga berhasil mencetak gol. Dalam situasi one on one tersebut, sayap Belanda ini lebih memilih tendangan placing yang pelan, alih-alih menembak dengan tendangan keras. Walau bola telah melewati kiper, tapi luncurannya sangat lambat, sehingga dengan mudah diamankan Sepp Van Den Berg.
Pun begitu dengan Diaz. Terlalu banyak gocek, seringnya kehilangan bola hingga eksekusi tembakan yang tak sempurna, membuat Arne memilih mengganti Diaz lebih cepat di babak kedua. Nunez pun masuk.
Masuknya Darwin sebenarnya membuat serangan Liverpool lebih berwarna. Namun, permainan ultra defensif dari Brentford, yang seakan-akan mereka memarkir bus tetap membuat Liverpool gagal bikin gol.
Tapi, akhirnya gol yang dinanti-nanti pun tiba. Permainan satu-dua dari Trent dan Elliot, lalu Tren Arnold melepaskan umpan silang yang langsung disambar oleh Nunez. Sontak hal ini meredakan ketegangan di tim Liverpool yang ingin merebut tiga poin.
Ketinggalan gol, mau gak mau membuat Brentford untuk berani tampil terbuka jika tak ingin kalah. Tapi, main terbuka lawan tim sekelas Liverpool bak pisau bermata dua.
Pemain Brentford yang kehilangan bola karena direbut oleh Salah, lalu diteruskan ke Chiesa. Sayap Italia itupun passing pendek ke Elliot. Harvey mendribling bola terlebih dahulu hingga ke kotak pinalti dan memilih mengirimkan umpan ke Nunez.
Sekali lagi, dengan satu kali tekukan, Nunez langsung melepaskan bola yang menghujam gawang Flekken untuk yang kedua kalinya.
Penampilan gemilang Darwin Nunez, seakan-akan mengatakan kalau dirinya masih pantas berseragam Liverpool dan tak layak dijual.
Di sisi lain, kemenangan Liverpool 0-2 atas Brentford semakin memperkokoh The Reds di posisi puncak klasemen sementara Liga Inggris atau EPL.
Liverpool yang kini mengoleksi 50 poin unggul 6 poin dari Arsenal di posisi runner up, imbas hasil imbang tim London Merah saat ditahan Aston Villa 2-2.
Apalagi Liverpool masih punya satu laga tunda, sehingga bisa memperlebar jarak jadi 9 poin apabila sanggup memaksimalkan laga tunda tersebut. Hal ini membuat Liverpool punya peluang besar dalam merengkuh juara EPL kembali, yang terakhir bisa dicapai di musim 2019-2020 saat masih dilatih oleh Jurgen Klopp.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H