Mohon tunggu...
Evin
Evin Mohon Tunggu... Tutor - Nulis-Nulis

Tertarik pada konten yang menarik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Kota Slow Living Menjadi Tren?

20 Desember 2024   21:41 Diperbarui: 20 Desember 2024   21:41 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep slow living memang terdengar ideal, namun bagaimana penerapannya di tengah kota yang padat? Beberapa kota di dunia telah berhasil menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup ini, dengan menyediakan ruang hijau, fasilitas publik yang ramah pejalan kaki, dan program-program yang mendorong masyarakat untuk hidup lebih lambat.

Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa kota slow living yang cocok bagi orang-orang yang butuh kenyamanan dalam hidup.

Solo, Yogyakarta, Malang dan Salatiga jadi beberapa contoh kota di Indonesia yang bisa kita tempati buat menenangkan diri dari kehidupan urban.

Slow living bukanlah sekadar tren semata, melainkan sebuah gerakan yang mengajak kita untuk meredefinisi kesuksesan dan kebahagiaan. Dengan memilih untuk hidup lebih lambat, kita tidak hanya akan mendapatkan manfaat pribadi, tetapi juga berkontribusi pada terciptanya dunia yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun