Mohon tunggu...
Evi Ghozaly
Evi Ghozaly Mohon Tunggu... Konsultan - | Penulis | Praktisi pendidikan | Konsultan pendidikan |

Tebarkan cinta pada sesama, melalui pendidikan atau dengan jalan apapun yang kita bisa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Agar Pembelajaran Jarak Jauh Efektif

21 Juli 2020   17:44 Diperbarui: 21 Juli 2020   17:49 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski tak seheboh beberapa bulan lalu, tapi keluhan tentang dampak pembelajaran jarak jauh masih bersliweran di timeline media sosial. Apalagi bulan ini jadi awal tahun pelajaran baru ya. Ada orang tua yang kuwalahan mendampingi dua atau tiga anak sekaligus untuk memahami materi dan mengerjakan tugas.

Ada murid yang merasa bosan karena harus duduk diam lama, mata menatap layar hape atau laptop, tanpa bisa nyambi ngobrol dengan teman. Ada guru yang mulai merasa keteteran menyusun materi, mengawasi proses pembelajaran hingga menilai hasil kerja murid.

Memang tak gampang. Bagaimanapun, kebiasaan melaksanakan pembelajaran tatap muka telah membuat otak dan hati kita tak mudah jatuh cinta pada pembelajaran jarak jauh.

Di samping itu, keyakinan bahwa teknologi tak bisa menggantikan keberadaan guru dan pendidikan karakter tak mungkin ditransfer secara online, ternyata menambah jumlah alasan kita berapriori, "Apa jadinya anak kita jika pembelajaran begini terus? Bisa nambah ilmu, nggak? Apa bisa efektif?"

Saya berani menjawab, bisa. Tentu saja dengan beberapa syarat yang mengiringi ya.

::

Pertama, sabar. Menjadi guru di masa normal saja sudah sulit lho, apalagi di masa pandemi ini. Bukan saja harus menghadapi protes orang tua murid agar SPP didiskon, tapi juga harus beradaptasi dengan segala krik-krik teknologi.

Bukan hanya menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, tapi juga harus menjelaskan materi dan mengevaluasi seluruh kegiatan lalu melaporkan hasilnya pada lembaga, pada murid dan pada orang tua. Maka, sabar ya, Cikgu.

Kedua, ayo wis bangkit. Bergerak, belajar terus, terus belajar. Laptop nggak akan nyala dengan hanya ditiup. Materi yang menarik tak akan tersaji jika kita hanya main copas dan download, yess.

Ketiga, monggo mulai menerapkan model dan metode pembelajaran jarak jauh. Tentu dengan pendekatan dan strategi yang pas, tanpa mengesampingkan nilai kemanusiaan.

::

Ehem. Mulai dari mana ya?

Pahami konsep E-Learning dulu yuk. Pembelajaran yang memanfaatkan internet sebagai teknologi informasi ini, akan mengarahkan kita untuk mendalami Computer Based Training (CBT) dan Web Based Training (WBT). Setiap satuan pendidikan bisa menyediakan waktu dan tutor ini lho, dengan memberdayakan guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau bekerja sama dengan pihak lain.

Ohya, ada jenis E-Learning yang sangat populer ya, namanya Sinkron/ Dalam Jaringan atau Daring. Ada juga Asinkron/ Luar Jaringan, atau yang kita kenal dengan Luring.

Kelebihan Daring adalah interaktif, guru dan murid bisa berkomunikasi via internet dengan chating atau video. Daring juga realtime lho, belajar langsung pada waktu yang sama. Monitoring bisa terlaksana dengan baik, guru bisa mengamati kehadiran murid. Pembelajaran daring ini bisa melalui Skype, Google Meet, Zoom, Microsoft Teams dan lainnya.

Sedangkan Luring, guru dan murid tidak bertemu via internet secara langsung ya. Pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan murid dengan materi berbasis web. Materi telah tersusun rapi dan bisa diakses kapan saja, dimana saja. Contoh Luring ini bisa kita temui di ruangguru, sekolahmu atau indonesiax, yess.

::

Selanjutnya?

Ayo, kita desain materi dengan kemasan yang menarik ya, Cikgu. Bisa berupa e-book, bisa e-modul atau vlog pembelajaran tutorial. Eh bisa dengan video edukasi juga lho.

Lalu, pilih platform atau aplikasi yang pas. Ada banyak pilihan kan. Ada aplikasi media sosial, ada aplikasi sarana belajar, ada juga aplikasi konten pembelajaran. Hei, kita juga bisa memanfaatkan akun facebook, instagram, youtube dan whatsapp lho. Asyik kan.

Sampai sini, mulai ngalir ya.

::

Nah. Langkah selanjutnya, kita pilih metode, model dan pendekatan pembelajaran. Tentu, harus disesuaikan dengan tujuan dan materi. Jika masih dalam C1 yang bertujuan mengingat, kita bisa ambil Parodi. Konsep pembelajaran bisa diubah lewat lagu atau nadzam sambil nabuh galon bekas. Bagusnya, parodi ini bisa disajikan untuk semua jenjang pendidikan, Jes.

Mind Mapping. Mind mapping ini bisa dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dengan tujuan mengingat. Kata kunci dan icon-icon, dapat disampaikan sesuai cara kerja otak.

Jika bertujuan agar murid memahami, yang dalam Taksonomi Bloom masuk C2, guru bisa menyampaikan materi dengan cara presentasi. Bergantian, murid juga mempresetasikan materi pelajaran secara langsung atau merekam dan memostingnya.

Praktik Tutorial atau Action Reseach bisa dipilih jika konsep pembelajaran sudah sampai pada tahap mempraktikkan atau berpikir mendalam ya, Gaes. Masih dalam tujuan deep thingking ini, kita bisa memilih Diskusi, Kronologis atau Editing dan Search Information yang dalam pembelajaran tatap muka jarang kita gunakan.

Penjelasan tentang masing-masing metode bisa kita lihat di laman Syech Gugel ya, Cikgu. Atau kita bisa mengajak teman-teman guru mengadakan webinar  tentang ini. Pemateri webinar bisa siapa saja, termasuk saya hahaha ups

Yang terpenting, jangan lupa mendokumentasikan ya. Murid bisa merekam dan lalu dipublikasikan di media sosial. Dengan begitu, isi instagram dan facebook murid juga jadi meriah. Nggak hanya berisi foto dengan caption harian kayak punya saya :D

::

Info aja nih, di Sekolahglobal Madani, kami juga menggunakan Microsoft Teams. Menarik, karena Insights ya, jadi guru terutama wali kelas bisa melihat aktivitas dalam kelas: meeting apa yang diikuti, channel apa yang dikunjungi, file apa yang didownload dan jam berapa mereka melakukan hal-hal tersebut.

Tentu saja, kata Abah Ahmad Naufal Umam yang menggawangi MT dengan Office 365 ini, monitoring pembelajaran bisa lebih otentik. Bisa diekspor ke Excel juga lho, sehingga laporan bisa disampaikan perhari, perpekan, perbulan, secara klasikal atau per-murid.

Evaluasi pelaksanaan dan hasil pembelajaran bisa dilaksanakan sesuai kebutuhan dan tepat sasaran kan, Cikgu. Dapat lebih efektif dan efisien, nggak perlu lagi buat form tambahan.

::

Wuaaah. Alangkah ringan jika kita bisa menerapkan itu semua ya. Guru tak terlalu lelah, orang tua tak banyak mengeluh dan anak-anak juga tidak bosen. Dengan demikian, pembelajaran jarak jauh akan tetap efektif, yes.

Tentu saja, jangan tinggalkan doa dan riyadhoh nggih. Sebab guru hanya lantaran, yang berkuasa memahamkan anak kita, memasukkan ilmu pada hati dan pikiran, yang membaguskan karakter anak kita hanya Gusti Allah.

Maka setelah semua ikhtiar dan doa kita lakukan, selanjutnya pasrahkan hasilnya pada dzat yang maha segala. Bismillah.

- Bandar Lampung, 21 Juli 2020 -

Terima kasih untuk Ms. Nina Ginasari, sahabat diskusi yang kereeen. Esok, saya ingin belajar tentang tema, "Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Jarak Jauh, Bisakah". Ada yang berkenan memberi saya ilmu? :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun