Foto-01. Lukisan yang bisa dipinjam, dipajang di atas rak buku (sumber: dokumen pribadi)
Meminjam, menyewa, dan membeli buku sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Membeli lukisan mungkin sekali-sekali. Pernahkah Anda meminjam lukisan? Ya minjam lukisan seperti minjam buku. Di Kota Baton Rouge, Louisiana, Amerika Serikat, kita bisa pinjam lukisan layaknya pinjam buku, tentu saja untuk kemudian dipajang di rumah sendiri (ruang tamu, kamar tidur, dapur, bahkan kamar mandi).
Ada 14 perpustakaan milik Pemda Kota Madya Baton Rouge, Louisiana yang tersebar di berbagai sudut kota. Semuanya menyediakan aneka lukisan untuk dipinjamkan. Main Library (perpustakaan pusat) adalah yang terdekat dengan rumah saya, sekitar 10 menit pakai kendaraan, kalau tidak macet.
Jumlah lukisan yang bisa dipinjam 50 items. Lamanya masa peminjaman 3 minggu. Kemudian bisa disambung selama 3 kali 3 minggu. Total lamanya pinjaman 12 minggu atau 3 bulan. Cukup lama, apalagi kalau tujuan meminjam hanya untuk agar rumah kelihatan “berseri” karena mau ada pesta, kenduri, atau acara ngumpul-ngumpul teman.
Perpanjangan lukisan cukup dilakukan secara online, tanpa bawa-bawa ke perpustakaan. Ketika habis waktu peminjaman, Anda bisa langsung meminjam lukisan yang lain. Untuk lukisan yang sama, butuh jeda satu hari. Tujuannya agar anggota perpustakaan lain punya kesempatan untuk meminjam lukisan yang sudah kita pinjam. Keesokannya, jika tak ada yang pinjam, kita pun bisa pinjam lagi untuk waktu 3 bulan ke depan.
Bagaimana kalau terlambat mengembalikan lukisan? Ya didenda. Besarnya denda adalah 5 sen (Rp 650) per hari per lukisan. Lumayan juga kalau 50 lukisan yang terlambat mengembalikannya. Sekitar Rp 32.500,- duit hilang sia-sia per hari.
Ada lukisan asli, printing, dan replika. Bahan lukisan pun ada yang sederhana (pensil), tinta (tinta Cina), dan ada yang dari aneka cat (cat air, cat minyak, cat acrylic, dan cat tekstil). Sedangkan media lukisan seperti biasa, yaitu kertas dan kanvas (untuk yang replika dan asli). Sedangkan yang printing, sudah tentu dari kertas cetak (umumnya).
Di Louisiana, ada program pengembangan anak-anak berbakat (melukis, musik dan olahraga). Mereka diseleksi dari masing masing sekolah (SMP dan SMA). Kemudian dididik atau dikembangkan bakatnya oleh pelatih pelatih professional.
Untuk melukis, biasanya kerja sama antara departemen pendidikan, pelukis (amatir dan professional) dan industri sebagai sponsor. Pelatihan se-Kota Baton Rouge, biasanya dilakukan saat liburan sekolah atau hari Sabtu dan Minggu. Peranan sponsor sangat penting, selain menyediakan bahan dan media lukisan gratis, juga berperan sebagai promotor (mempromosikan lukisan).
Hasil lukisan anak-anak SMP dan SMA ini kemudian dipajang di ruang-ruang publik seperti perpustakaan, mall, toko buku, restoran, dan kedai kopi (Starbucks dan community coffee shop). Uniknya, selain untuk dilihat lihat, kita pun bisa membeli. Cara membelinya dengan sistem “betting” (lelang). Harga terendah dimulai dengan AS$ 5 (Rp 65 ribu), dan tak ada batas untuk harga tertinggi.
Kalau ada yang pernah dibeli, pelukisnya akan menulis sinopsis diri: usia, asal sekolah, kapan mulai melukis, jumlah lukisan yang terjual dan harga lukisan yang pernah terjual. Untuk siswa/siswi SMP harga rata-rata yang dibeli AS$ 37 (Rp 481 ribu), sedangkan untuk siswa SMA rata-rata harga lukisan yang terjual AS$ 50 (Rp 650 ribu). Harga tertinggi lukisan baik karya siswa SMP dan SMA senilai AS$ 999 (Rp 13 juta). Menurut saya, harga yang terjual cukup tinggi, mengingat bahan, media dan pelatih disediakan sponsor secara gratis. Tanpa modal, laku Rp 13 juta, bukan hanya lumayan, tapi merupakan pendorong semangat untuk menjadi pelukis profesional di kemudian hari.
Saya dan suami tak pernah membeli lukisan karya siswa-siswi SMP dan SMA, karena setiap melihat lukisan yang dipajang, pelukisnya tidak ada di tempat, kemudian merasa repot mengisi formulir penawaran lelang. Anak saya katanya kebetulan ada pelukisnya. Dia nawar AS$ 67 (Rp 871 ribu), si pelukis, siswa SMP riang bukan main. Lukisan pertama terjual katanya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H