Dengan cara mendekatkan diri kepada tuhan adalah perjalanan spiritual yang sangat penting untuk kita tetap bertahan dalam menjalankan dan bisa mengambil pelajaran tentang yang tuhan ajarkan untuk kita.
- Komunikasi yang terbuka
Coba untuk menjalin komunikasi yang terbuka dengan orang tua, bicarakan perasaan, kebutuhan. Hindari konfrontasi dan berusaha untuk berbicara dengan tenang tanpa menggunakan nada tinggi.
- Dukungan sosial
Dukungan dari kerabat atau lingkungan sekitar itu sangat penting untuk memberi semangat kepada anak yang mengalami broken home agar tetap sane dan bisa melanjutkan semangat dalam menjalankan sesuatu.
- Jaga stabilitas
Menjaga kesatbilan mental dengan cara meluangkan waktu untuk merawat diri anda sendiri. Ini termasuk menjaga kesehatan fisik dan mental, menjalani aktivitas yang anda nikmati untuk mengatasi stres.
Nadya menyimpulkan bahwa Anak-anak dari keluarga broken home pasti menghadapi tantangan khusus dalam hal perkembangan dan kesejahteraan mereka karena dampak dari perpisahan atau perceraian orang tua mengaruh ke psikologis anak, tapi itu tidak boleh menjadi penghambat untuk kita terus berkembang.
“Anak broken home bisa sukses dan hidup bahagia karena sudah mengalami dan paham betul pahitnya hidup, sehingga ia yang benar-benar bisa mengerti kebahagiaan. Sebab itulah ia lebih mudah bersyukur dan tidak membuat kabahagiaannya menjadi sia-sia. Jadi jangan kira kalau anak broken home tidak bisa hidup bahagia ya!”
Itu adalah perbincangan Nadya Ursulla dengan Brokenhome Indonesia, dengan tulus berbagi cerita mengenai masa muda dan awal perjalanan hidupnya. Semoga para audien dapat terinspirasi dari kisah Nadya Ursulla.
Penulis&Redaktur : Eviatul Wahdi
Penyunting : Bisma Yudha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H