Padahal Riko sudah susah payah menyangkal. Riko bilang ia dan Fira sering pulang pergi naik angkot bareng karena rumah mereka searah.Â
Dih! Bukannya nganterin Lasti pulang malah kesenengan pulang bareng si Fira mulu!
Lasti bete dan kesal bukan main. Ia minta putus hari itu juga.Â
Dan harusnya kejadian dari masa lalu itu menjadi pelajaran berharga untuk Lasti. Harusnya Lasti selalu ingat kelakuan Riko yang ga ganteng tapi sok ganteng itu.
Lasti dulu berani bersikap ketika memiliki firasat kalau Riko selingkuh. Tapi entah kenapa, ketika Riko datang lagi ke kehidupannya 19 tahun kemudian, Lasti melupakan kejadian pahit di masa lalunya begitu saja.
Mereka bertemu secara tak sengaja di bandara. Jujur Lasti masih sangat mengingat Riko dengan baik. Tak banyak yang berubah dari sosok lelaki, mantan pacarnya yang hanya seumur jagung dulu.
Rambut Riko tetap berminyak di sisir rapi, kulitnya hitam namun lebih bersih terawat. Ketika Lasti sempat ragu menyadari kalau itu Riko, dia akhirnya yakin ketika lelaki itu tersenyum. Riko Sumringah!!
Mereka akhirnya berbincang sambil menunggu jadwal terbang masing-masing. Bertukar nomor ponsel dan akun sosial media. Dan hanya butuh waktu seminggu sejak pertemuan hari itu, tak disangka Riko memberanikan diri datang ke rumah Lasti.
Riko langsung menghadap ibu dan bapak Lasti untuk meminta Lasti secara serius.
Orang tua mana yang ga bahagia ketika anak perempuannya yang selalu di cap perawan tua akhirnya ada yang melamar.
Ibu dan bapak langsung setuju tanpa menanyakan pendapat Lasti yang masih mesem-mesem seolah tak percaya dengan ke-gentleman-an Riko malam itu.