Kamis, 5 Januari 2023
Latar Belakang
         Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan produktif. Ketrampilan ini sangat penting dalam dunia pendidikan karena dapat membantu peserta didik berpikir kritis, mengungkapkan gagasan, dan memecahkan masalah yang ada. Menulis adalah rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka menyampaikan gagasan dan ide dalam bentuk tulis sehingga pembaca mampu memahami isi tulisan. Namun, keterampilan menulis perlu mendapatkan perhatian dan pengarahan dari pendidik agar peserta didik mampu menulis dengan baik, terutama menulis cerpen. Kegiatan menulis cerpen membutuhkan inspirasi dan daya imajinasi agar peserta didik mampu menghasilkan karya yang menarik.
         Kesulitan menulis ini dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat menghambat peserta didik dalam mengungkapkan ide dan gagasan dalam menulis cerpen. Adapun permasalahan yang sering dialami peserta didik adalah sebagai berikut (1) kesulitan menentukan bahan cerita, (2) kesulitan menuliskan awal cerita, konflik, dan akhir cerita yang menarik, (3) kesulitan membuat judul yang menarik, (4) kurang bisa menuangkan imajinasi karena media kurang tepat, dan (5) ketidakmampuan menggunakan diksi yang variatif.
          Kesulitan menulis ini juga dialami oleh peserta didik kelas XI MIPA 1 di SMA Negeri 7 Malang, khususnya pada materi menulis teks cerpen dengan kompetensi dasar mengkonstruksi sebuah cerita pendek dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun cerpen. Permasalahan ini diketahui melalui hasil wawancara pada teman sejawat kelas XI tahun ajaran sebelumnya 2021/2022 dan pengamatan terhadap karya peserta didik.
         Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, kesulitan yang sering dialami peserta didik di SMA Negeri 7 Malang disebabkan oleh beberapa hal berikut.
- Model pembelajaran yang digunakan pendidik masih konvensional karena pendidik cenderung mengungkapkan teori menulis cerpen.
- Pembelajaran lebih didominasi dengan kegiatan ceramah.
- Media yang digunakan kurang tepat.
- Kurangnya keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.
         Berdasarkan permasalahan tersebut, praktik baik (Best Practise) perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan model dan media yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, dari hasil kajian literatur dan wawancara, penulis yang berperan sebagai pendidik mendesain pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengonstruksi teks cerpen. Pembelajaran inovatif yang penulis desain adalah pembelajaran mengonstruksi teks cerpen dengan menggunakan model Problem Based Learning dengan menggunakan media Tiktok.
Alasan Praktik Baik Dibagikan
        Dengan adanya Best Practice ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat baik dari secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis Best Practise ini dapat  dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen peserta didik. Secara praktis dapat dimanfaatkan oleh penulis, pendidik, peserta didik, dan sekolah.
Pertama, praktik baik ini bagi penulis bermanfaat untuk memperoleh pengalaman langsung dan menyalurkan hasil belajar selama menjadi mahasiswa PPG. Kedua, praktik baik ini bagi pendidik lain dapat dijadikan alternatif model dan media dalam pembelajaran mengonstruksi sebuah cerpen. Ketiga, praktik baik ini bagi peserta didik dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif serta memperoleh pengalaman baru yang menyenangkan dalam pembelajaran menulis teks cerpen. Terakhir, praktik baik ini bagi sekolah dapat menjadi bahan pertimbangan atau referensi berkaitan dengan model dan media pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran.
Peran dan Tanggung Jawab Penulis