Mohon tunggu...
Evi Lia Suryaningsih
Evi Lia Suryaningsih Mohon Tunggu... Guru - Guru

Nama saya Evi Lia Suryaningsih, sering dipanggil Evi. Dalam bidang pekerjaan, saya menggelutinya selama 7 tahun. Saya sehari-hari menjadi guru bahasa Indonesia dan daerah di SMAN 7 Malang. Kedua bidang mata pelajaran tersebut membuat saya menggeluti dua hal yang berkesinambungan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan menumbuhkan jiwa-jiwa nasionalisme. Bahasa Jawa sebagai bahasa daerah menumbuhkan nilai-nilai tradisi dan lokal bagi peserta didik. Pembelajaran pada masa kini, memerlukan banyak hal di samping hal-hal konvensional seperti komunikasi antara peserta didik dengan pendidik. Hal-hal tersebut adalah digitalisasi pada pembelajaran. Saya menghadirkan dalam pembelajaran digitalisasi berupa penggunaan berbagai laman web. Kegiatan belajar mengajar dihadirkan dengan PowePoint dan video-video pembelajaran seperti YouTube dan Disney+. Hal-hal tersebut tentu sangat dekat dengan peserta didik yang akrab dengan dunia digital. Untuk evaluasi saya pun menggunakan media digital seperti Instagram, tiktok, dan Quizizz. Bagi saya, pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang juga mengikuti perkembangan peserta didik dan perkembangan zaman.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode "STAR"

21 Januari 2023   17:55 Diperbarui: 21 Januari 2023   19:51 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Link Video Pembelajaran: https://www.youtube.com/watch?v=5AvqR6qX9n0&t=31s

Lokasi

SMA Negeri 7 Malang

Jalan Cengger Ayam 1/14 Lowokwaru, Kota Malang

Lingkup Pendidikan

SMA Negeri 7 Malang -- kelas XI MIPA 1-36 siswa-Tahun Ajaran 2022-2023

Tujuan yang ingin dicapai

Setelah melaksanakan pembelajaran dengan model Problem Based Learning dengan menggunakan media Tiktok, peserta didik dapat mengkonstruksi sebuah cerita pendek dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun cerpen dengan tepat

Penulis

Evi Lia Suryaningsih, S.Pd.

Tanggal

Kamis, 5 Januari 2023

Latar Belakang

                  Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan produktif. Ketrampilan ini sangat penting dalam dunia pendidikan karena dapat membantu peserta didik berpikir kritis, mengungkapkan gagasan, dan memecahkan masalah yang ada. Menulis adalah rangkaian kegiatan seseorang dalam rangka menyampaikan gagasan dan ide dalam bentuk tulis sehingga pembaca mampu memahami isi tulisan. Namun, keterampilan menulis perlu mendapatkan perhatian dan pengarahan dari pendidik agar peserta didik mampu menulis dengan baik, terutama menulis cerpen. Kegiatan menulis cerpen membutuhkan inspirasi dan daya imajinasi agar peserta didik mampu menghasilkan karya yang menarik.

                  Kesulitan menulis ini dipengaruhi oleh beberapa hal yang dapat menghambat peserta didik dalam mengungkapkan ide dan gagasan dalam menulis cerpen. Adapun permasalahan yang sering dialami peserta didik adalah sebagai berikut (1) kesulitan menentukan bahan cerita, (2) kesulitan menuliskan awal cerita, konflik, dan akhir cerita yang menarik, (3) kesulitan membuat judul yang menarik, (4) kurang bisa menuangkan imajinasi karena media kurang tepat, dan (5) ketidakmampuan menggunakan diksi yang variatif.

                   Kesulitan menulis ini juga dialami oleh peserta didik kelas XI MIPA 1 di SMA Negeri 7 Malang, khususnya pada materi menulis teks cerpen dengan kompetensi dasar mengkonstruksi sebuah cerita pendek dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun cerpen. Permasalahan ini diketahui melalui hasil wawancara pada teman sejawat kelas XI tahun ajaran sebelumnya 2021/2022 dan pengamatan terhadap karya peserta didik.

                  Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, kesulitan yang sering dialami peserta didik di SMA Negeri 7 Malang disebabkan oleh beberapa hal berikut.

  • Model pembelajaran yang digunakan pendidik masih konvensional karena pendidik cenderung mengungkapkan teori menulis cerpen.
  • Pembelajaran lebih didominasi dengan kegiatan ceramah.
  • Media yang digunakan kurang tepat.
  • Kurangnya keaktifan peserta didik dalam pembelajaran.

                 Berdasarkan permasalahan tersebut, praktik baik (Best Practise) perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan model dan media yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, dari hasil kajian literatur dan wawancara, penulis yang berperan sebagai pendidik mendesain pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengonstruksi teks cerpen. Pembelajaran inovatif yang penulis desain adalah pembelajaran mengonstruksi teks cerpen dengan menggunakan model Problem Based Learning dengan menggunakan media Tiktok.

Alasan Praktik Baik Dibagikan

                Dengan adanya Best Practice ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat baik dari secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis Best Practise ini dapat  dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen peserta didik. Secara praktis dapat dimanfaatkan oleh penulis, pendidik, peserta didik, dan sekolah.

Pertama, praktik baik ini bagi penulis bermanfaat untuk memperoleh pengalaman langsung dan menyalurkan hasil belajar selama menjadi mahasiswa PPG. Kedua, praktik baik ini bagi pendidik lain dapat dijadikan alternatif model dan media dalam pembelajaran mengonstruksi sebuah cerpen. Ketiga, praktik baik ini bagi peserta didik dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif serta memperoleh pengalaman baru yang menyenangkan dalam pembelajaran menulis teks cerpen. Terakhir, praktik baik ini bagi sekolah dapat menjadi bahan pertimbangan atau referensi berkaitan dengan model dan media pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran.

Peran dan Tanggung Jawab Penulis

             Dalam praktik baik ini, penulis yang berperan sebagai pendidik merupakan fasilitator dalam pembelajaran. Pada model Problem Based Learning pendidik memancing peserta didik dengan menyajikan masalah terkait dengan kepenulisan cerpen pada fase orientasi kepada masalah. Dengan begitu, diharapkan kemampuan tanya jawab peserta didik akan muncul. Pada fase mengorganisasikan peserta didik, pendidik meminta peserta didik duduk berkelompok dengan teman sebangku untuk mendiskusikan kerangka kepenulisan cerpen. Pada fase penyelidikan, pendidik memberikan bimbingan ketika melakukan proses kepenulisan. Pada fase mengembangkan dan menyajikan hasil karya, pendidik membimbing peserta didik untuk menuliskan judul dan mengembangkan orientasi, komplikasi, dan resolusi yang menarik dan meminta peserta didik untuk menukarkan hasil pekerjaan dengan peserta didik lain untuk proses penyuntingan cerita.  Pada tahap terakhir yaitu fase analisis dan evaluasi, pendidik mengarahkan peserta didik untuk menggunakan kemampuan yang didapat untuk menganalisis dan mengevaluasi hasil suntingan  atau permasalahan yang disajikan di tahap orientasi.

Tantangan dalam Mencapai Tujuan

               Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan teman sejawat, pelaksanaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning dengan menggunakan media tiktok ini memiliki beberapa tantangan. Adapun tantangan dalam pembelajaran model Problem Based Learning dengan menggunakan media tiktok dalam aksi ini adalah sebagai berikut:

  • Membutuhkan persiapan lebih dalam menyiapkan alat, masalah, konsep, dan persiapan lainnya.
  • Sulitnya mencari permasalahan yang kontekstual dan relevan di tiktok untuk dijadikan sumber ide kepenulisan yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
  • Kecepatan internet di sekolah kurang stabil sehingga dapat mengulur waktu dalam proses pencarian dan proses memirsa video.
  • Peserta didik belum percaya diri ketika menyampaikan hasil menulis dan mengevaluasi hasil karya temannya.

Pihak yang Terlibat

                Dalam proses pemecahan masalah mulai dari tahap identifikasi masalah, mencari akar masalah, hingga menemukan alternatif solusi ada beberapa pihak yang terlibat. Pihak yang terlibat yakni  kepala sekolah, teman sejawat, pakar atau ahli serta berbagai literatur seperti jurnal penelitian. Berikutnya, dosen pembimbing dan guru pamong PPG Universitas PGRI Kanjuruhan Malang serta rekan-rekan PPG juga menjadi bagian penting dalam proses penyelesaian masalah tersebut. Selain itu, dalam proses pembelajaran melibatkan peserta didik kelas XI MIPA 1 TA 2022/2023 dan orang tua/wali murid.

Langkah-langkah Menghadapi Tantangan

             Untuk mengatasi tantangan tersebut, pendidik melakukan beberapa langkah dan strategi. Berikut adalah langkah dan strategi yang digunakan dalam menghadapi tantangan yang ada adalah:

  • Menyusun perangkat pembelajaran inovatif model Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media Tiktok yang meliputi pembuatan RPP, bahan ajar, media Tiktok dan Canva Papan Tulis, LKPD, dan instrumen penilaian. Kemudian meminta masukan dari dosen pembimbing, guru pamong, teman sejawat PPG dan teman sejawat disekolah sebagai bahan perbaikan.
  • Memilih masalah yang menarik untuk dipecahkan oleh peserta didik dengan melakukan tes awal non kognitif secara lisan untuk mengetahui kebutuhan belajar peserta didik. Tes awal dilaksanakan pada pertemuan sebelum pelaksanaan aksi untuk mengetahui materi yang disenangi peserta didik di tiktok.
  • Melakukan beberapa persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran, diantaranya menyiapkan LKPD dalam bentuk cetak maupun file yang mudah diakses peserta didik, memberikan link kegiatan melalui ketua kelas untuk dibagi melalui WA grup, dan mengecek kesiapan perangkat peserta didik sebelum melakukan pembelajaran.
  • Membuat rekaman proses pembelajaran sehingga bisa dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan pada pembelajaran berikutnya.
  • Melakukan komunikasi aktif dengan peserta didik selama pembelajaran sehingga peserta didik merasa diperhatikan dan menjadi lebih semangat dan termotivasi untuk selama proses pembelajaran.
  • Mulai melatih peserta didik untuk bisa mengkomunikasikan/ menyampaikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas.
  • Melakukan survei kepada peserta didik terkait proses pembelajaran.
  • Melakukan wawancara kepada teman sejawat terkait kesesuaian media pembelajaran yang digunakan.
  • Mengirimkan hasil rekaman pembelajaran dan menuliskan refleksi untuk mendapat masukan dari dosen pembimbing, guru pamong, dan teman sejawat.

Langkah-Langkah Pembelajaran dengan model Problem Based Learning dengan menggunakan media Tiktok

Fase 1: Orientasi Peserta Didik pada Masalah

1. Peserta didik membaca cerpen yang berjudul Lilin yang Padam karya Evi Lia S. dengan link s.id/1wX2b dan mencermati video tragedi kanjuruhan di Tiktok dengan link http://s.id/1qBp2 atau http://s.id/1qBrj

Gambar 1: Video Tiktok terkait Tragedi Kanjuruhan

2. Pendidik memberikan pertanyaan:

   "Sebuah cerita memiliki inti berupa konflik, konflik apakah yang dapat kamu temukan dari bacaan tersebut?"

  "Jika kalian menjadi tokoh utama, apakah yang akan kamu lakukan?"

3. Pendidik secara acak memilih beberapa peserta didik untuk menjawab pertanyaan tersebut.

4. Peserta didik lain menanggapi jawaban dari peserta didik yang memberikan jawaban.

Fase 2: Mengorganisasikan Peserta Didik

5. Peserta didik berdiskusi dengan teman sebangku terkait permasalahan tragedi kanjuruhan di Tiktok yang mereka temukan.

6. Peserta didik membuat hipotesis yang kemudian akan mereka pecahkan sendiri terkait permasalahan yang mereka temukan sebelumnya.

Fase 3: Membimbing Penyelidikan Individu

7. Peserta didik mendapatkan mendapatkan bimbingan pendidik terkait dengan pembelajaran.

8. Setelah menemukan jawaban, peserta didik menuliskan pada LKPD dan Canva Papan Tulis.

picture3-63cbba12c835127a041eba35.png
picture3-63cbba12c835127a041eba35.png

Gambar 2: Hasil Analisis Struktur Cermin melalui Canva Papan Tulis

9. Peserta didik menyimak dan mengumpulkan informasi terkait isi cerita dengan membaca takarir dan komentar yang disajikan dalam Tiktok. (Belanja kata-kata)

10.     Peserta didik diminta untuk menentukan struktur cerita.

Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

11. Peserta didik membuat beberapa pilihan judul yang menarik.

picture2-63cbba214addee4cd11a4712.png
picture2-63cbba214addee4cd11a4712.png
                                                                                          Gambar 3: Membuat Beberapa Pilihan Judul yang Menarik
12. Peserta didik mengembangkan orientasi cerita dengan memerhatikan kaidah kebahasaan secara benar.
13. Peserta didik mengembangkan konflik cerita dengan memerhatikan kaidah kebahasaan secara benar.
14. Peserta didik mengembangkan resolusi (plot twist) dengan memerhatikan kaidah kebahasaan secara benar.
picture5-63cbba4d4addee565208ea72.png
picture5-63cbba4d4addee565208ea72.png
                                                                                                            Gambar 4: Mengembangkan cerita

15.Peserta didik saling bertukar hasil menulis dengan teman lainnya.

picture4-63cbc05408a8b54f9c33a972.png
picture4-63cbc05408a8b54f9c33a972.png
Gambar 5: Menyunting Hasil Menulis

16. Beberapa peserta didik membacakan hasil menulis dan memberikan tanggapan di depan kelas.

presentasi-63cbc344c835127f5d5695e4.png
presentasi-63cbc344c835127f5d5695e4.png
Gambar 6: Membacakan Hasil Menulis Cerita Mini

Fase 5: Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan Masalah

17. Peserta didik memberikan komentar dan tanggapan terkait dengan hasil tulisan peserta didik.

Dampak dan Hasil Pelaksanaan

         Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang dilaksanakan dirasa hasilnya efektif dan dapat dilihat dari:

  • Penggunaan media tiktok membantu peserta didik dalam mengembangkan imajinasi, daya kreatif, dan menambah kosakata peserta didik dengan hasil evaluasi pembelajaran di atas KKM.
  • Penggunaan media barcode dan Canva Papan Tulis dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam bidang pengoperasian teknologi.
  • Pemilihan model pembelajaran yang variatif sangat efektif dalam meningkatkan keaktifan peserta didik.
  • Pemilihan model pembelajaran Problem Based Learning dapat menumbuhkan sikap berfikir kritis peserta didik dalam menganalisis, menanggapi, dan menjawab saat aktivitas presentasi kelompok.
  • Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik selain meningkakan pemahaman konsep juga meningkatkan keaktifan peserta didik saat proses pembelajaran.

              Respon peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran ini sangat senang. Hal ini bisa dilihat saat refleksi di akhir pembelajaran, siswa memberikan refleksi bahwa pembelajaran sangat menyenangkan dan media pembelajarannya menarik serta mudah dipahami. Faktor keberhasilan pembelajaran ini ditentukan akan penguasaan pendidik terhadap media, metode, model, dan langkah-langkah/sintak pada RPP yang sudah dibuat. Diharapkan guru lebih kreatif & inovatif dalam membuat serta memilih media, metode, dan model pembelajaran untuk membuat proses belajar mengajar lebih efektif sesuai dengan yang diharapkan.

Faktor keberhasilan pembelajaran dapat dilihat dari kesesuaian model dan media yang digunakan dalam pembelajaran. Model Problem Based Learning dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kolaboratif, dan kreatif, sedangkan media Tiktok mampu mengajak peserta didik untuk mengembangkan imajinasi, daya kreatif, dan menambah kosakata peserta didik.

Selain keberhasilan, dalam pembelajaran ini juga mengalami ketidakberhasilan. Ketidakberhasilan yang terjadi yakni terkendala pengoperasian Canva Papan Tulis yang tidak bisa diakses semua peserta didik. Peserta didik sejumlah 16 kelompok tidak bisa masuk secara bersama-sama untuk mengerjakan pembelajaran di Canva Papan Tulis. Perangkat yang digunakan dalam mengakses juga mempengaruhi kelancaran mengakses Canva Papan Tulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun