Mohon tunggu...
Evi Laelawati
Evi Laelawati Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan dan Konseling

Saya memiliki ketertarikan dalam bidang pendidikan. Selain menuntut diri untuk terus belajar, saya memiliki kepuasan tersendiri saat bisa membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah. Melihat mereka kembali ceria dan percaya diri merupakan kebahagiaan tersendiri bagi saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tren Self-Harm Dikalangan Pelajar

17 September 2024   16:29 Diperbarui: 17 September 2024   16:40 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan ragu-ragu untuk mencari bantuan kepada profesional. Jika sudah tidak sanggup menahan, maka temuilah psikolog klinis atau psikiater

Peran  guru  sangat  dibutuhkan  dalam  mengatasi  dan  mencegah  terjadinya self-harm dikalangan peserta didik, terutama peran guru BK.  Guna mencegah perilaku self-harm, guru BK dapat memberikan materi terkait self-harm dan dampak yang ditimbulkan. Selain itu, guru BK juga dapat memberikan layanan konseling individual pada peserta didik yang melakukan self-harm. Apabila perilaku self-harm sudah sering dilakukan, maka guru BK dapat berkomunikasi dengan orangtua. Hal ini dikarenakan guru BK dan orangtua perlu bekerja sama dalam memberikan pengawasan terhadap anak agar perilaku tersebut tidak terulang kembali.

Guru BK dapat memberikan angket sebagai salah satu cara untuk mengetahui peserta didik mana saja yang memiliki kecenderungan untuk melakukan self-harm. Berikut adalah salah satu angket yang penulis adaptasi dan modifikasi:

Self-Harm Inventory
Self-Harm Inventory
Kesimpulan yang dapat diambil adalah meningkatnya kasus self-harm pada pelajar harus menjadi perhatian serius bagi semua pihak. Pencegahan dan penyembuhan harus dilakukan karena self-harm dapat berujung pada bunuh diri. Mari ciptakan lingkungan yang aman dan suportif bagi semua orang, terutama bagi mereka yang sedang berjuang melawan self-harm.

REFERENSI:
Ard. (2023). Untuk Apa Self-Harm Kalau Bisa Self-Love. Diakses pada 17 September 2024, https://news.uad.ac.id/untuk-apa-self-harm-kalau-bisa-self-love/

Ari Dwi P. (2023). Maraknya Fenomena "Self Harm" di Kalangan Remaja. Rri.co.id. Diakses pada 17 September 2024, https://www.rri.co.id/editorial/1437/maraknya-fenomena-self-harm-di-kalangan-remaja

Lestari, D. B. (2024). Self-Harm: Fenomena yang Berbahaya Bagi Remaja. Diakses pada 17 September 2024, https://psychology.binus.ac.id/2024/06/25/self-harm-fenomena-yang-berbahaya-bagi-remaja/

Saputra, dkk. (2022). Kerentanan Self Harm Pada Remaja Di Era Modernisasi. Roceeding Conference On Psychology And Behavioral Sciences, 1(1), 28-33.

Thesalonika & Apsari N.C. (2021). Perilaku Self-Harm Atau Melukai Diri Sendiri Yang Dilakukan Oleh Remaja (Self-Harm Or Self-Injuring Behavior By Adolescents). Jurnal Pekerjaan Sosial, 4(2), 213-224.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun