Tahun ini menjadi tahun yang fantastis buat game Player Unknown Batlleground atau sering disebut PUBG . Game yang dirilis oleh Tencent Games di versi mobile nya ini, menjadi salah satu game mobile terlaris dengan total pengunduhan mencapai lebih dari 100 juta.
Pasca terjadi tragedi penembakan di New Zealand, game PUBG menjadi topik perbincangan tidak hanya dikalangan gamers, tapi juga masyarakat umum di Indonesia. Hal ini dikarenakan game PUBG disinyalir menjadi salah satu inspirasi pelaku untuk melakukan terror penembakan. Terlebih dari video yang sempat beredar, pelaku menggunakan kamera dikepala, sehingga terlihat seperti di game-game FPS, seperti PUBG (FPP Mode) .
Tak lama kemudian, muncul kabar di berbagai media, bahwa  MUI akan mengeluarkan fatwa haram untuk PUBG. Sebelumnya, PUBG sendiri mulai dilarang di India karena disinyalir memicu tindakan kriminal.
Disini akan kita bahas tentang PUBG dan fatwa haram tersebut. Namun sebelumnya, perlu diluruskan agar tidak terjadi kesalah pahaman akibat berita yang beredar, yakni MUI masih mengkaji hal ini, jadi belum mengeluarkan fatwa haram.
Sekarang kita akan bahas beberapa hal yang menjadi sebab mengapa game ini akan dikaji :
1. PUBG dan tragedi Penembakan di New Zealand.
Pasca beredar video tragedi di New Zeland, banyak orang yang menyamakannya dengan game PUBG. Saya katakan disini, itu sama sekali tidak sama. Anda adalah orang tidak berperikemanusiaan jika anda berpikiran keduanya adalah sama. PUBG hanyalah sebuah game, yang terjadi di New Zealand adalah tidakan terorisme yang keji, biadab, dan tidak berperikemanusiaan.
2. PUBG menginspirasi pelaku untuk melakukan teror.
Hal ini sudah diklarifikasi oleh media, bahwa pelaku sama sekali tidak terinspirasi dari game PUBG ataupun game serupa. Dari manifesto yang diterbitkan pelaku, pelaku terinspirasi dari salah satu ekstrimis sayap kanan di Norwegia, yakni Anders Breivik yang membunuh 77 orang di tahun 2011.
Dalam senjata yang digunakan pelaku juga tertulis nama-nama orang yang menjadi menginspirasi bagi pelaku.