Dr Romi menyoroti siapa yang paling siap dan paling tidak siap di era kenormalan baru sekolah saat ini. Dengan asumsi guru sudah terbiasa dengan pembelajaran aktif, kreatif, dan inovatif, masa ini akan dapat dilewati guru dengan baik-baik saja.Â
Beberapa akan belajar dan menyesuaikan diri, namun komunitas dan tuntutan profesionalitas akan membantu mereka cepat menemukan cara terbaik bagi pembelajaran siswanya. Namun sangat penting menjaga kesehatan mental di masa pandemi ini sebab melihat kenyataan tak semulus harapan.
Meskipun guru siap, tidak demikian dengan orangtua. Hati nurani guru tentu terketuk melihat keadaan orangtua bersusah payah mengajar anaknya. Batu sandungan kedua adalah berita-berita menyayat hati yang diakibatkan pembelajaran di rumah. Dua bulan terakhir ini saja ada dua musibah yang menimpa pendidikan selama belajar dari rumah.Â
Di bulan September seorang anak dianiaya ibu yang kesal anak kesulitan mengikuti PJJ. Sementara di bulan Oktober kembali ada berita duka seorang siswa bunuh diri karena frustasi tak bisa menyelesaikan tugas dan kewajiban daring.
Efek yang memprihatinkan dari pembelajaran masa pandemi ini membuat guru berefleksi lebih sungguh-sungguh lagi untuk mencegah musibah serupa terjadi lagi.Â
Kemendikbud melalui program guru belajar memperkenalkan praktik memanusiakan hubungan yang mengarahkan pendidik untuk membangun komunikasi tentang kesulitan yang dialami anak dan orangtua selama menjalankan belajar dari rumah.Â
Guru harus hadir tidak hanya untuk memberi bantuan akademis namun juga sosial, psikologis dan membangun motivasi dan komitmen anak dan orangtua. Termasuk mencari solusi untuk kesulitan dan kendala siswa.Â
Guru harus aktif memantau apa yang 'terjadi' dengan diri siswanya selama belajar dari rumah. Apakah mereka baik-baik saja selama belajar dari rumah dan mendapat dukungan yang diperlukan?
Bagaimana kondisi orangtua, apakah orangtua memiliki kendala dalam mendukung secara spiritual maupun material pembelajaran putra-putrinya selama BDR?
Ketidaksiapan Beradaptasi dengan Wajah Baru Pendidikan. Siapa yang Paling Siap?
Tak ada pihak yang siap dengan adaptasi baru pendidikan. Siswa, guru, dan orangtua keteteran dengan tugas baru ini. Mereka berpacu dengan waktu dan diantara berita wabah pandemi yang jumlahnya bertambah masif dari waktu ke waktu tanpa tahu pasti kapan kita bebas dari wabah ini.Â
Tugas guru menjadi fasilitator yang merencanakan dan menyiapkan media dan sumber belajar pendukung yang sebagian besar dikirim lewat daring dan beberapa lewat modul belajar cetak.Â