Giniloh Pak Jokowi, memang terkesan remeh dan sangat maksain orang-orang. Tapi kita lihat dululaaah sisi manfaatnya daripada mudharatnya.
Manfaatnya:
- Melatih orang untuk D.I.S.I.P.L.I.N (jadi ga perlu lagi ada wajib militer) karena warga jakarta terlatih memanfaatkan waktu.
- Meninggalkan pola diskriminasi antara si kaya dan si miskin. Maksudnya si kaya: yang bisa beli mobil lebih dari satu (biar plat nomornya bisa ganjil-genap) dengan si miskin yang cuma punya mobil 1.
- Menambah jelas Angka pengguna jalan Sudirman Thamrin (area 3in1)
- Memetakan antara kendaraan per Kategori (kendaraan kategori Pelajar-mahasiswa, kategori Swasta dan atau kendaraan PNS/TNI-Polri.
JADI MAKSUDNYA BEGINI:
Kita bagi saja jadwal kendaraan yang boleh masuk Sudirman Thamrin (area 3in1). Kendaraan dengan panneng (penanda di plat nomor kendaraan) warna tertentu hanya boleh beroperasi (melalui area 3in1) pada waktu-waktu periode tertentu.
1>kategori kendaraan untuk antar jemput, dikendarai oleh pelajar/mahasiswa, dan akan parkir diwilayah sekolah tertentu diberi "panneng warna Biru" pas persis disebelah plat nomor kendaraannya. Dia hanya boleh melalui area 3in1 pada pukul 05.00 - 06.45 pagi. Karena lewat pukul 6.45 berarti si pemilik kendaraan sudah dipastikan terlambat.
2>kategori Panneng Kuning, adalah karyawan swasta, mereka diberikan kelonggaran untuk menempuh jalan Sudirman-Thamrin antara pukul 07.00-08.55
3>kategori Panneng Merah, adalah PNS,TNI-Polri, Hanya boleh lewat pada 06.00-07.45. Di area 3in1....
Mungkin bisa kita tambah Panneng Hijau. Kategori ini terdiri dari Pejabat negara, tamu negara dan juga kendaraan khusus seperti Ambulance dan lainnya. Pas jam Makan siang, mobil atau motor dihimbau untuk tidak digunakan. (gunakan busway ) hehehe.... Begitu juga dengan jam pulangnya, kita lihat lah ahli statistikanya. Mana waktu yang menjadikan area 3in1 padat merecet.... kita atur jam lewatnya. Kadang ini dianggap ga layak untuk diaplikasikan. Tapi saya sebagai pengguna sudirman Thamrin sejak 1999, saya kira wacana apapun silakan disampaikan selama itu tidak merusak konstitusi. Ide ini juga sangat terkait dengan pemberlakuan jam kantor perusahaan swasta, Birokrat dan kampus/sekolah... (monggo diatur juga pak)
Saya yakin pemimpin kita sudah beda dari yang dulu-dulu, kalo masih ada kata-kata "penak jamanku tho" itu jelas hanya orang yang kalah perang. Boleh ditanya ke tukang nasi gule tempat sarapan saya tadi, dari bapaknya hingga kini dia adalah generasi kedua penjual nasi gule. Anak perempuannya, sedang di persiapkan untuk menjadi orang pintar, entah jadi apanya, tukang nasi gule juga belum tau...tapi setidaknya dia tidak mewariskan gerobak nasi gule ke anaknya....
Salam semangat pagi Kompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H