Kudaki sang gunung tapak demi tapak
Hingga puncaknya tertinggi
Sejuknya tiupan sang angin
Memudarkan rasa letih ini
Kusujud bersimpuh
Kuucapkan rasa syukurku Pada Yang Kuasa
Kuteriakan namakuÂ
Kulambaikan tanganku
Kutancapkan Sang Saka Merah Putih Tercinta
Kuukir namaku di bebatuan
Kutatap indahnya sang cakrawala di senja hari
Sang mentari tersipu maluÂ
Bersiap kembali ke paraduannya
Burung - burung kembali ke sarangnya
Tak ada yang menandingi
Indahnya kecantikan Sang Ibu Pertiwi
Di Senja hari
Kubentangkan tendaÂ
Tuk menanti terbitnya sang fajar
Inilah jalan yang kutempuh
Demi keindahan Sang Ibu Pertiwi
Yang kurindukan
Kan kudaki
Bukit demi bukit, tebing demi tebing
Kan kulalui
Terjalnya sang gunung
Licinnya sang lembah
Kabut yang menyelimuti sang gunung
Dinginnya cuaca sang gunung
Tak kan menghentikan langkahku
Karena akulah sang pendaki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H