Mohon tunggu...
Evelyn
Evelyn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di Universitas Indonesia

Mata Kuliah Biologi Laut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Ikan, Ikan Apa yang Bisa Terbang?

25 November 2021   00:10 Diperbarui: 25 November 2021   02:28 7917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Anatomi Genus Exocoetus (Sumber: faunafondness.com)

IKAN, IKAN APA YANG BISA TERBANG?

 

Memangnya ada ikan yang bisa terbang? Ya, itulah ikan terbang, yang dalam Bahasa Inggris adalah flying fish. Yuk, kenali ikan terbang lebih dalam melalui artikel ini!

Ikan terbang merupakan famili Exocoetidae, terdiri dari 8 genus yaitu Cheilopogon, Fodiator, Cypselurus, Hirundichthys, Danichthys, Parexocoetus, Exocoetus, dan Prognichthys yang mencakup 60 spesies ikan. Ikan terbang memiliki sepasang sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (ventral fin) yang berbentuk seperti sayap. Beberapa spesies, seperti Exocoetus volitans, bersayap dua, dimana hanya sirip dada yang membesar. Spesies lain seperti Cheilopogon furcatus, bersayap empat, dimana baik sirip dada maupun perut membesar. Selain itu, terdapat sirip ekor (caudal fin) dengan ukuran yang tidak proporsional, dimana lobus bawah (ventral lobe) lebih panjang daripada lobus atas (dorsal lobe). Panjang dari ikan terbang dapat mencapai 45 cm, namun rata-rata adalah 17 hingga 30 cm. Berat ikan terbang dapat mencapai maksimal 1 kg.

Gambar 2. Aktivitas Peluncuran Ikan Terbang (Sumber: bobo.grid.id, 2017)
Gambar 2. Aktivitas Peluncuran Ikan Terbang (Sumber: bobo.grid.id, 2017)

Selain dari kemampuan dasarnya untuk berenang di dalam air, ikan terbang memiliki kemampuan untuk meluncur di udara diatas air. Namun, berbeda dari burung, ikan terbang hanya mampu bertahan di udara pada kurun waktu tertentu. Ikan terbang meluncur dengan menggunakan sirip dadanya yang besar dan panjang serta sirip ekornya yang asimetris. Proses peluncuran ikan terbang dimulai dengan pengumpulan kecepatan tinggi di dalam air yang berkisar pada 60 km/jam. Setelah itu, dengan memiringkan posisi tubuh bagian depan ke atas, ikan terbang akan memukul-mukulkan ekornya secara cepat untuk mulai meluncur hingga menembus permukaan air dan meluncur ke udara. Ikan terbang dapat mencapai ketinggian lebih dari 1,2 m secara vertikal dan meluncur jarak jauh, hingga 200 m secara horizontal. Ketika mendekati permukaan lagi, ikan terbang dapat mencelupkan lobus bawah sirip ekor dan mengepakkan bagian ekornya tanpa sepenuhnya kembali ke air, dimana aktivitas ini disebut dengan taxiing. Didukung oleh sirip dadanya, mereka mengulangi aktivitas taxiing untuk mendapatkan kecepatan tambahan agar dapat melakukan peluncuran berturut-turut.

Kemampuan ikan terbang untuk terbang menjadi mekanisme pertahanan alami dari ikan terbang untuk menghindari predator dalam air seperti ikan todak, ikan tuna, ikan kembung, ikan marlin, dan lain sebagainya. Meskipun begitu, pada saat yang bersamaan ikan terbang akan rentan terhadap serangan predator burung laut seperti cikalang ketika melakukan peluncuran. Mengenai makanan yang dikonsumsinya, sebagian besar merupakan plankton, namun ikan terbang juga memakan ikan dan krustasea kecil. Karena populasinya yang berlimpah dan tersebar luas, ikan terbang dapat dikatakan sebagai komponen pusat dari jaring makanan zona pelagik di seluruh wilayah tropis dan subtropis di lautan dunia.

Gambar 3. Distribusi Genus Ikan Terbang di Seluruh Dunia: a. Cheilopogon; b. Fodiator; c. Cypselurus; d. Hirundichthys; e. Danichthys; f. Parexocoetus; g. Exocoetus; dan h. Prognichthys (Sumber: discoverlife.org, 2021)
Gambar 3. Distribusi Genus Ikan Terbang di Seluruh Dunia: a. Cheilopogon; b. Fodiator; c. Cypselurus; d. Hirundichthys; e. Danichthys; f. Parexocoetus; g. Exocoetus; dan h. Prognichthys (Sumber: discoverlife.org, 2021)

Ikan terbang merupakan salah satu spesies dengan habitat utama di zona epipelagik. Populasi ikan terbang cukup stabil dan tanpa risiko kepunahan, dimana distribusinya menyebar pada perairan tropis dan subtropis dari 3 Samudera Atlantik, Pasifik, dan India. Ikan terbang banyak ditangkap di perairan Asia dan dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Karena mudah tertarik pada cahaya, ikan terbang sangat mudah ditemukan di permukaan air, sehingga lebih mudah juga untuk ditangkap oleh jaring ikan.

Gambar 4. Sashimi Ikan Terbang di Jepang (Sumber: Travel Thirsty, 2017)
Gambar 4. Sashimi Ikan Terbang di Jepang (Sumber: Travel Thirsty, 2017)

Di Taiwan dan Jepang, ikan terbang diolah menjadi berbagai jenis masakan. Di pantai barat Surigao del Norte, Filipina, ikan terbang merupakan salah satu sumber daya perikanan utama, dimana hasil tangkapannya digunakan untuk konsumsi lokal atau dijual. Beberapa nelayan juga memanfaatkan ikan terbang sebagai umpan pancing. Daging Hirundichthys affinis banyak digunakan sebagai umpan untuk menangkap spesies ikan predator yang lebih besar dan telurnya dipasarkan untuk produksi kaviar lokal. Selain itu, ikan terbang juga merupakan salah satu tangkapan paling dominan di beberapa daerah di Filipina seperti bagian barat Selat Pulau Verde di Laut Filipina Barat dan di sekitar Laut Camotes di Laut Visayan.

Gambar 5. Penangkapan Ikan Terbang dengan Jaring (Sumber: Shane Gross, 2012)
Gambar 5. Penangkapan Ikan Terbang dengan Jaring (Sumber: Shane Gross, 2012)

Ikan terbang juga dapat ditemukan di daerah perairan Indonesia, yang tersebar Selat Makassar, Laut Banda, Laut Maluku, Laut Flores, Laut Sawu, dan Laut Sulawesi, dimana telurnya menjadi komoditas ekspor. Sebuah studi yang dilakukan Tuapetel et al. (2013) di 3 lokasi perairan Indonesia yaitu Kaimana, Seram Timur dan Fak-Fak, menunjukkan dietmukannya 3 jenis ikan terbang, yaitu Hirundichthys oxycephalus, Cypselurus poecilopterus dan Chellopogon abeia. Hanya ada 2 spesies, yaitu H. oxycephalus dan C. poecilopterus yang ditemukan di Fak-Fak dan Kaimana, sedangkan ketiganya ditemukan di Seram Timur. Jenis ikan terbang yang dominan di tiga lokasi adalah H. oxycephalus. Menurut hasil studi, ikan terbang yang ditemukan memiliki ukuran tubuh yang berkisar dari 195,6 hingga 243,6 mm di Kaimana, 206,3 hingga 284,3 mm di Seram Timur, dan 187,1 hingga 243,1 mm di Fak-Fak. Studi lain yang dilakukan oleh Lewallen et al. (2018) menunjukkan bahwa Exocoetus merupakan genus ikan terbang yang paling dominan, mencakup 49% dari populasi ikan terbang di Laut Pasifik tropis bagian timur, dimana Exocoetus monocirrhus merupakan spesies yang paling banyak ditemukan (32%).

Reproduksi ikan terbang terjadi pada zona pelagik, di dekat permukaan air. Reproduksi dimulai ketika ikan terbang betina melepaskan ratusan telur ke dalam air untuk dibuahi oleh ikan terbang jantan. Kemudian, menggunakan filamen lengket miliknya, ikan terbang betina akan menempelkan telur yang telah dibuahi pada rumput laut atau puing-puing yang mengambang. Dalam beberapa hari, ikan-ikan terbang kecil akan dilahirkan, dan mereka akan mendapatkan kemampuan untuk terbang setelah mencapai panjang sekitar 5 cm. Umur rata-rata ikan terbang adalah 5 tahun. 

Untuk saat ini, ancaman terbesar bagi populasi ikan terbang adalah penangkapan yang berlebihan. Emperua et al. (2020) melaporkan bahwa rata-rata sekitar 84% dari produksi tangkapan tahunan berasal dari ikan terbang, namun sejak tahun 2013 hingga 2015 terjadi penurunan selama periode 3 tahun. Hal ini menunjukkan penurunan populasi ikan terbang yang disebabkan oleh eksploitasi berlebihan. Jika terus menerus dilanjutkan, maka kedepannya jumlah populasi ikan terbang dapat terancam. Oleh sebab itu, artikel ini diharapkan tidak hanya dapat memberikan edukasi mengenai ikan terbang, namun juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai ancaman populasi ikan terbang.

REFERENSI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun