Mohon tunggu...
Evelyn
Evelyn Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi di Universitas Indonesia

Mata Kuliah Biologi Laut

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Ikan, Ikan Apa yang Bisa Terbang?

25 November 2021   00:10 Diperbarui: 25 November 2021   02:28 7917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Anatomi Genus Exocoetus (Sumber: faunafondness.com)

Di Taiwan dan Jepang, ikan terbang diolah menjadi berbagai jenis masakan. Di pantai barat Surigao del Norte, Filipina, ikan terbang merupakan salah satu sumber daya perikanan utama, dimana hasil tangkapannya digunakan untuk konsumsi lokal atau dijual. Beberapa nelayan juga memanfaatkan ikan terbang sebagai umpan pancing. Daging Hirundichthys affinis banyak digunakan sebagai umpan untuk menangkap spesies ikan predator yang lebih besar dan telurnya dipasarkan untuk produksi kaviar lokal. Selain itu, ikan terbang juga merupakan salah satu tangkapan paling dominan di beberapa daerah di Filipina seperti bagian barat Selat Pulau Verde di Laut Filipina Barat dan di sekitar Laut Camotes di Laut Visayan.

Gambar 5. Penangkapan Ikan Terbang dengan Jaring (Sumber: Shane Gross, 2012)
Gambar 5. Penangkapan Ikan Terbang dengan Jaring (Sumber: Shane Gross, 2012)

Ikan terbang juga dapat ditemukan di daerah perairan Indonesia, yang tersebar Selat Makassar, Laut Banda, Laut Maluku, Laut Flores, Laut Sawu, dan Laut Sulawesi, dimana telurnya menjadi komoditas ekspor. Sebuah studi yang dilakukan Tuapetel et al. (2013) di 3 lokasi perairan Indonesia yaitu Kaimana, Seram Timur dan Fak-Fak, menunjukkan dietmukannya 3 jenis ikan terbang, yaitu Hirundichthys oxycephalus, Cypselurus poecilopterus dan Chellopogon abeia. Hanya ada 2 spesies, yaitu H. oxycephalus dan C. poecilopterus yang ditemukan di Fak-Fak dan Kaimana, sedangkan ketiganya ditemukan di Seram Timur. Jenis ikan terbang yang dominan di tiga lokasi adalah H. oxycephalus. Menurut hasil studi, ikan terbang yang ditemukan memiliki ukuran tubuh yang berkisar dari 195,6 hingga 243,6 mm di Kaimana, 206,3 hingga 284,3 mm di Seram Timur, dan 187,1 hingga 243,1 mm di Fak-Fak. Studi lain yang dilakukan oleh Lewallen et al. (2018) menunjukkan bahwa Exocoetus merupakan genus ikan terbang yang paling dominan, mencakup 49% dari populasi ikan terbang di Laut Pasifik tropis bagian timur, dimana Exocoetus monocirrhus merupakan spesies yang paling banyak ditemukan (32%).

Reproduksi ikan terbang terjadi pada zona pelagik, di dekat permukaan air. Reproduksi dimulai ketika ikan terbang betina melepaskan ratusan telur ke dalam air untuk dibuahi oleh ikan terbang jantan. Kemudian, menggunakan filamen lengket miliknya, ikan terbang betina akan menempelkan telur yang telah dibuahi pada rumput laut atau puing-puing yang mengambang. Dalam beberapa hari, ikan-ikan terbang kecil akan dilahirkan, dan mereka akan mendapatkan kemampuan untuk terbang setelah mencapai panjang sekitar 5 cm. Umur rata-rata ikan terbang adalah 5 tahun. 

Untuk saat ini, ancaman terbesar bagi populasi ikan terbang adalah penangkapan yang berlebihan. Emperua et al. (2020) melaporkan bahwa rata-rata sekitar 84% dari produksi tangkapan tahunan berasal dari ikan terbang, namun sejak tahun 2013 hingga 2015 terjadi penurunan selama periode 3 tahun. Hal ini menunjukkan penurunan populasi ikan terbang yang disebabkan oleh eksploitasi berlebihan. Jika terus menerus dilanjutkan, maka kedepannya jumlah populasi ikan terbang dapat terancam. Oleh sebab itu, artikel ini diharapkan tidak hanya dapat memberikan edukasi mengenai ikan terbang, namun juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai ancaman populasi ikan terbang.

REFERENSI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun