IKAN, IKAN APA YANG BISA TERBANG?
Â
Memangnya ada ikan yang bisa terbang? Ya, itulah ikan terbang, yang dalam Bahasa Inggris adalah flying fish. Yuk, kenali ikan terbang lebih dalam melalui artikel ini!
Ikan terbang merupakan famili Exocoetidae, terdiri dari 8 genus yaitu Cheilopogon, Fodiator, Cypselurus, Hirundichthys, Danichthys, Parexocoetus, Exocoetus, dan Prognichthys yang mencakup 60 spesies ikan. Ikan terbang memiliki sepasang sirip dada (pectoral fin) dan sirip perut (ventral fin) yang berbentuk seperti sayap. Beberapa spesies, seperti Exocoetus volitans, bersayap dua, dimana hanya sirip dada yang membesar. Spesies lain seperti Cheilopogon furcatus, bersayap empat, dimana baik sirip dada maupun perut membesar. Selain itu, terdapat sirip ekor (caudal fin) dengan ukuran yang tidak proporsional, dimana lobus bawah (ventral lobe) lebih panjang daripada lobus atas (dorsal lobe). Panjang dari ikan terbang dapat mencapai 45 cm, namun rata-rata adalah 17 hingga 30 cm. Berat ikan terbang dapat mencapai maksimal 1 kg.
Selain dari kemampuan dasarnya untuk berenang di dalam air, ikan terbang memiliki kemampuan untuk meluncur di udara diatas air. Namun, berbeda dari burung, ikan terbang hanya mampu bertahan di udara pada kurun waktu tertentu. Ikan terbang meluncur dengan menggunakan sirip dadanya yang besar dan panjang serta sirip ekornya yang asimetris. Proses peluncuran ikan terbang dimulai dengan pengumpulan kecepatan tinggi di dalam air yang berkisar pada 60 km/jam. Setelah itu, dengan memiringkan posisi tubuh bagian depan ke atas, ikan terbang akan memukul-mukulkan ekornya secara cepat untuk mulai meluncur hingga menembus permukaan air dan meluncur ke udara. Ikan terbang dapat mencapai ketinggian lebih dari 1,2 m secara vertikal dan meluncur jarak jauh, hingga 200 m secara horizontal. Ketika mendekati permukaan lagi, ikan terbang dapat mencelupkan lobus bawah sirip ekor dan mengepakkan bagian ekornya tanpa sepenuhnya kembali ke air, dimana aktivitas ini disebut dengan taxiing. Didukung oleh sirip dadanya, mereka mengulangi aktivitas taxiing untuk mendapatkan kecepatan tambahan agar dapat melakukan peluncuran berturut-turut.
Kemampuan ikan terbang untuk terbang menjadi mekanisme pertahanan alami dari ikan terbang untuk menghindari predator dalam air seperti ikan todak, ikan tuna, ikan kembung, ikan marlin, dan lain sebagainya. Meskipun begitu, pada saat yang bersamaan ikan terbang akan rentan terhadap serangan predator burung laut seperti cikalang ketika melakukan peluncuran. Mengenai makanan yang dikonsumsinya, sebagian besar merupakan plankton, namun ikan terbang juga memakan ikan dan krustasea kecil. Karena populasinya yang berlimpah dan tersebar luas, ikan terbang dapat dikatakan sebagai komponen pusat dari jaring makanan zona pelagik di seluruh wilayah tropis dan subtropis di lautan dunia.
Ikan terbang merupakan salah satu spesies dengan habitat utama di zona epipelagik. Populasi ikan terbang cukup stabil dan tanpa risiko kepunahan, dimana distribusinya menyebar pada perairan tropis dan subtropis dari 3 Samudera Atlantik, Pasifik, dan India. Ikan terbang banyak ditangkap di perairan Asia dan dimanfaatkan untuk berbagai tujuan. Karena mudah tertarik pada cahaya, ikan terbang sangat mudah ditemukan di permukaan air, sehingga lebih mudah juga untuk ditangkap oleh jaring ikan.