Mohon tunggu...
Eveline Yulianti Bayu
Eveline Yulianti Bayu Mohon Tunggu... Akuntan - Ibu rumah tangga yang tinggal di outback Australia, mencintai budaya dan traveling.

Always look at the bright side https://evelinegoesholiday.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Kanker di Museum Kanker Indonesia

26 Februari 2015   22:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:27 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

MENGENAL KANKER DI MUSEUM KANKER INDONESIA

Oleh: Eveline Y. Bayu

Suatu siang langkahku terhenti di sebuah rumah bergaya colonial yang berada ditengah kota Surabaya. Rumah tersebut terletak di jalan Kayun nomer 16 – 18 Surabaya. Rumah ini digunakan oleh Yayasan Kanker Wisnuwardhana (YKW) untuk melayani masyarakat yang menderita kanker. Kemudian pada tanggal 2 November 2013 rumah ini juga digunakan sebagai Museum Kanker. Dapat dikatakan Museum Kanker Indonesia merupakan museum kanker pertama di Indonesia. Museum ini didirikan atas ide Ananto Sidohutomo, Dr.,MARS. Tanpa dikenakan tiket masuk, kita dapat mengunjungi museum ini. Disini kita sebagai orang awam dapat memperoleh pengetahuan mengenai kanker.

[caption id="attachment_353071" align="aligncenter" width="300" caption="Tempat menyimpan kanker yang telah diawetkan"]

1424937761903556266
1424937761903556266
[/caption]

Di dalam museum dipamerkan beberapa jenis kanker yang telah diawetkan, seperti kanker payudara, kanker ginjal, kanker kelenjar gondok, kanker jaringan lunak, kanker kelenjar liur, kanker indung telur, kanker leher rahim, kanker usus dan kanker paru. Selain itu terdapat juga poster yang berisi informasi mengenai jenis, gejala dan penyebab kanker

14249378121261950405
14249378121261950405

Kanker Ginjal pada anak.

[caption id="attachment_353074" align="aligncenter" width="300" caption="Kanker Usus"]

14249378551171078555
14249378551171078555
[/caption]

[caption id="attachment_353075" align="aligncenter" width="300" caption="Kanker Paru"]

1424937899455775728
1424937899455775728
[/caption]

[caption id="attachment_353076" align="aligncenter" width="300" caption="Kanker Kelenjar Gondok"]

1424938006644341827
1424938006644341827
[/caption]

Dibagian belakang museum terdapat poster yang menjelaskan sejarah perkembangan kanker. Selain itu dipamerkan juga bahan-bahan alami yang dapat mencegah kanker seperti cengkeh, ketumbar, adas, tulang rawan ikan hiu, pala, jahe, temulawak, bawang putih, mengkudu, meniran, puyang, kunir, kunir putih, akar alang alang, apokat dan tapak dara. Halaman belakang memang belum ditata dengan baik. Menurut rencana halaman tersebut akan digunakan untuk taman toga dan tamanselfie.

1424937666554154927
1424937666554154927

Taman di belakang Museum Kanker Indonesia

Sejarah Kanker

Karena sudah berada di Museum Kanker, maka tidak ada salahnya kita sedikit mengenal sejarah kanker. 80 juta tahun yang lalu : Ditemukan sel kanker pada fosil dinosaurus.

3000 SM : Ditemukan sel kanker pada mumi Raja Mesir.

1600 SM : Di dalam Eber Papyrus (kumpulan catatan medis yang berasal dari Mesir) diceritakan beberapa metode untuk mengobati penyakit kanker.

400 SM : Hippocrates memberi nama benjolan atau daging kanker dengan nama cancer karena seperti kepiting yang memiliki banyak kaki dan menyebar.

Abad ke 1 : Bangsa Roma menemukan beberapa tumor dapat dikeluarkan dengan pembedahan atau pembakaran. Bangsa Roma juga menyadari tidak ada obat yang dapat menyembuhkan kanker.

Abad ke 15 : Tidak perkembangan yang berarti dalam pengobatan kanker. Pengobatan masih dilakukan dengan pembedahan seperti abad ke 1.

Abad ke 16 : Autopsi mulai banyak dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian, yang secara tidak langsung juga mempengaruhi perkembangan pengetahuan mengenai kanker.

Abad ke 17 : Dengan ditemukannya mikroskop dapat membantu penelitian sel kanker.

Tahun 1846 : Pemakaian anestesi (obat bius) mulai banyak digunakan sehingga operasi pengangkatan tumor mulai berkembang.

Tahun 1895 : Wilhem Conrad Roentgen menemukan XRays dan membuat terapi radisasi berkembang.

Tahun 1903 : Pertama kali digunakan terapi radiasi untuk mengobati kanker.

Tahun 1919 : Kemoterapi ditemukan.

Tahun 1943 : Pemeriksaan Papanicolaou (Pap) ditemukan dan berkembang menjadi test pap smear untuk mendeteksi kanker serviks.

Tahun 1950an : penemuan DNA mencetuskan disiplin ilmu biologi molukuler.

Tahun 1964 : Penelitian di Amerika menemukan bahwa rokok dapat menyebabkan kanker.

Tahun 1972 : Pengembangan Computed Tomography (CT) mendorong revolusi radiologi.

Tahun 1981 : Vaksin untuk penyakit Hepatitis B ditemukan. Hepatitis B dapat menimbulkan kanker hati.

Tahun 1990an : Intensity Modulated Radiation Teraphy (IMRT) berkembang dan dapat menyerang tumor yang ada di organ atau jaringan penting.

Tahun 2003 : Terdapat penelitian yang menyebutkan bahwa obesitas dapat menimbulkan kanker terutama kanker payudara, prostat, usus besar dan endomitrium.

Tahun 2006 : Vaksin pertama untuk mencegah kanker serviks (Gardasil) dijual di masyarakat.

Tahun 2009 : Vaksin kedua untuk mencegah kanker serviks ditemukan.

Tahun 2010 : Terapi biologis untuk kanker ditemukan.

Ketika mengunjungi Museum Kanker dapat menyadarkan kita betapa berbahayanya penyakit kanker dan pentingnya menjalankan pola hidup sehat. Semoga dengan menjalankan pola hidup sehat kita senantiasa dijauhkan dari berbagai penyakit.

Untuk gambar lebih lengkap dapat dilihat di https://evelineseva.wordpress.com/2015/02/20/mengenal-kanker-di-museum-kanker-indonesia/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun