Mohon tunggu...
Evelyn Sutedjo
Evelyn Sutedjo Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga

Hati yang gembira adalah obat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[My Diary] Tatkala Pagi Menyapa

11 April 2016   23:51 Diperbarui: 11 April 2016   23:57 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

[caption caption="Foto : Fiksiana Community"][/caption]

No.33 Evelyn Sutedjo

 

6 April 2016.

Dear Diary,

Pagi ini aku gembira sekali, karena begitu tersadar dari tidur kudengar suara burung yang ribut bersahut-sahutan di atap rumah. Pastinya mereka menantiku membawakan beras untuk mereka sarapan.

Suara merdu burung itu pasti juga kau dengar bukan ?  indah kan ?

Hm..  tahukah kau saat kubuka jendela ?  Udara pagi nan sejuk menerpa muka dan tanganku…  dingin..

Udara segar tercipta setelah semalam hujan turun dengan limpahnya .  Bumi yang kering setelah beberapa hari gersang dan panas sudah disiram langit. Dan kau tahu, setiap kubuka jendela, bunga biru di depan rumah selalu melambai menyapa..  O.. bahagianya…

Dear Diary,

Seperti biasa aku tak akan berlama di depan jendela, karena aku akan menyiapkan sarapan untuk orang-orang  yang ku kasihi. Dan juga setiap pagi tak lupa ku buatkan minuman jeruk nipis dan madu dengan air hangat untuk mereka.  Konon ceritanya kalau tiap pagi minum jeruk nipis madu air hangat maka badan kita tidak akan mudah terserang penyakit. Lebih baik aku melakukannya kan ? Apalagi rasanya nikmat dan segar.

Dear Diary,

Setiap pagi dari tetangga depan selalu terdengar tangisan bocah kecil.  Ya.. dia menangis karena bundanya akan berangkat bekerja. Dan selalu terdengar bujukan dari bundanya sampai anak itu berhenti menangis, dan malahan melambaikan tangan.. dadaaggg…

Sering aku tersenyum melihat dan membayangkan hal itu.  Karena akupun pernah mengalami sebagai ibu muda yang harus bekerja keluar rumah dan meninggalkan anak dengan pembantu.

Hm.. masa lalu yang sudah lewat..

Dear Diary,

Suara petir yang bersahutan itu agak mengganggu sejuknya pagi ini. Lihatlah .. hujan mulai rintik turun.

Hm… bau tanah yang terkena hujan mulai tercium lagi. Tapi aroma itu tetap menyegarkan.

Sebentar ya.. aku mau antar ananda berangkat kerja, nanti kita sambung ceritanya.

Hai Diary..

Aku sudah kembali nih. Ada cerita yang menarik yang ingin kuceritakan tatkala tadi aku antar ananda.

Tadi di pasar sebelah stasiun kereta, aku lihat seorang bapak tukang becak sedang nyaman tertidur di becaknya. Kesibukan dan kebisingan sekitarnya seakan tidak  mengganggu dia. Karena terlihat dia begitu santai dan enak tidur di becaknya,  ditengah keramaian dan udara dingin disertai rintik hujan.

O.. indahnya pagi ini..  Langsung saja mengalir sejuk di hati melihat tukang becak itu.  Sempat terbersit kata di hatiku.. Bahagia itu sederhana.  Ya.. bahagia itu kita sendiri yang memilih.  Dalam kesederhanaan, bapak becak menularkan bahagia di hatiku. Menyapaku bahwa hidup ini kalau dinikmati sungguh menyenangkan. Mensyukuri apa yang ada dan bisa kita nikmati adalah bagian dari perjalanan hidup ini.  Dan itu akan memberi rasa bahagia.

 Dear Diary,

Aku jadi ingat pernah membaca kata bijak : ’Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang’.

Sungguh suatu syukur buatku karena hari ini aku merasakan bahagia dari sejak bangun dari tidur. Dan kinipun aku masih bisa melihat setiap kejadian dengan kacamata syukur.  Tentu saja aku bertambah bahagia bila melihat banyak sahabatku yang juga membiarkan bahagia merasuki tubuh mereka.

Karena memang bahagia akan menjadi tonikum untuk kita berkarya tiap harinya. Dengan hati dan jiwa yang bahagia maka segala pekerjaan akan dilakukan dengan senang. Dan itu akan menyehatkan badan kita. Bahagia yang tidak diukur oleh status sosial seseorang atau kedudukan seseorang.

Dear Diary,

Ingatkan aku selalu juga ya..  Kalau bahagia itu sebuah pilihan. Karena aku mau memilihnya setiap hari, tatkala pagi menyapa.

Bye…

 

Inilah Hasil Karya Peserta Event My Diary (www.kompasiana.com/fiksiana-community)

Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun