Bayangkan Sahabat, dengan kondisi seperti itu, mereka tetap berusaha. Pastilah setiap kali mereka berkeliling menjajakan kerupuk, mereka menghadapi berbagai kendala.
Si bapak berjalan dengan tongkat di depan sambil memanggul setumpuk bungkusan kerupuk, sedangkan si ibu berjalan di belakangnya dengan berpegangan pada tumpukan kerupuk yang dipanggul si bapak. Ia pun memanggul setumpuk kerupuk. Bila ada yang mau beli, mereka meminta pembeli itu untuk mengambil sendiri kerupuknya, lalu menghitung uang yang harus dibayar. Harga sebungkus kerupuk itu lima ribu rupiah.
Sahabat, mereka percaya penuh pada kejujuran si pembeli. Seandainya si pembeli meminta uang kembalian, mereka pun akan memintanya untuk mengambilnya sendiri.
Mudah-mudahan tidak ada pembeli yang jahat, yang tega memperdaya mereka. Alangkah indahnya hidup ini, ya Sahabat, bila setiap orang mempunyai hati yang percaya dan bisa dipercaya, yang tidak merugikan orang lain.
Hikmat memang selalu ada di sekitar kita, dalam kejadian-kejadian kecil yang kita temui. Seperti halnya pagi itu, hikmat dari ‘keberanian’ bapak dan ibu penjual kerupuk itu berseru nyaring di jalan, di depan rumah saya.
Jejak yang dibuat oleh si penjual kerupuk:
- Pantang menyerah dengan keadaan fisik mereka dan tetap berusaha.
- Percaya bahwa yang Mahakuasa pasti menjaga dan melindungi mereka dari yang jahat dan yang tidak jujur.
Kata inspirasi: “TIDAK ADA YANG TIDAK BISA, JIKA ENGKAU MAU.”