pasrahkan jiwamu,
biarlah rahmat agung
Allah membelai
dan terbanglah kekasih
Unsur Fisik
Unsur fisik puisi merupakan sebuah unsur pembangun puisi yang memiliki sifat fisik atau terlihat pada bentuk susunan kata-katanya. Unsur fisik puisi terdiri dari :
a. Diksi
Diksi merupakan pilihan kata yang diciptakan pengarang untuk menambah kepuistisan serta nilai estetik dalam puisi. Pada puisi Sujud karya Mustofa Bisri diatas banyak menggunakan diksi sederhana. Namun juga terdapat beberapa diksi yang jarang digunakan seperti pada bait yaitu kata “pongah” kata tersebut dapat diartikan sebagai sifat seseorang yang sangat sombong dan angkuh. Kemudian pada bait kedua terdapat kata “congkak” yaitu sifat seseorang yang merasa dan bertindak dengan memperlihatkan diri sangat mulia.
b. Gaya Bahasa/Majas
Gaya Bahasa atau majas merupakan sebuah ciri khas dari suatu puisi serta unsur yang dapat memperkuat serta memperdalam makna dan keindahan kata dalam puisi. Gaya Bahasa atau majas dalam puisi diatas termasuk ke dalam sindiran. Pada bait pertama penulis mengungkapkan “Bagaimana kau hendak bersujud pasrah, sedang wajahmu yang bersih sumringah”. Ibadah merupakan suatu cara mendekatkan diri kepada sang pencipta. Dalam beribadah kita harus khusyu’ dan jangan bermain-main agar mendapat berkah dari Tuhan.
c. Rima
Rima merupakan pengulangan bunyi yang dapat menimbulkan kemerduan terhadap makna nada dan suasana puisi. Rima dalam puisi Sujud pada bait pertama lebih banyak menggunakan kata berakhiran h seperti pasrah, sumringah, sajadah. Pada bait kedua banyak kata berakiran k seperti congkak, diinjak, berak. Kemudian bait ketiga cenderung menggunakan kata berakhiran n seperti dilahirkan, makan, kesendirian. Bait terakhir banyak mengandung kata berakhiran u seperti mahalmu, keningmu, heningmu.
d. Imaji
Pengimajian adalah suatu kata atau kelompok kata yang dapat dirasakan dengan panca indera manusia. Puisi Sujud diatas menggunakan imaji perasaan dan penglihatan. Pada bait pertama “Bagaimana kau hendak bersujud pasrah, sedang wajahmu yang bersih sumringah” penulis seolah-olah mengajak pembaca untuk turut merasakan perasaannya ketika melihat seseorang yang sujud namun tidak sungguh-sungguh. Pengimajian pada indra penglihatan terdapat pada bait kedua “Apakah kau melihatnya” penulis mencoba mengajak pembaca untuk membayangkan melihat apabila terjadi sesuatu.
e. Tipografi
Tipografi pada puisi Sujud karya Mustofa Bisri menggunakan format penulisan dengan rata kiri. Penulisan huruf kapital hanya digunakan pada Awal kata baris pertama dan sebutan pada Allah pada bait keempat baris delapan.