Dengan ingatan dan pengetahuan yang mumpuni perihal bencana dan mitigasi bencana, semestinya rumah dan orang yang "hilang" bisa diminimalisasi. Sebab bencana tak akan pernah hilang dari sini. Sesar Palu Koro hanya sedang tidur panjang.Â
Tinggal di Sulawesi Tengah berarti bersepakat menerima risiko datangnya bencana. Â
Untuk itu, meminjam kalimat Lala Bohang yang menjadi potongan judul tulisan ini, penulisan buku  Kayori; Seni Merekam Bencana merupakan upaya untuk "menjadi pengingat bagi manusia pelupa".
Mari belajar dari ingatan. Saya ingat! Hari itu, Jumat, 28 September 2018.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!