Mohon tunggu...
Eva Syilva
Eva Syilva Mohon Tunggu... Freelancer - Orang Kaili yang bercita-cita ke Arab Saudi

Saya sedang belajar membuat tulisan. Silakan dikoreksi jika keliru. :)

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Bedah Buku Kayori: Seni Merekam Bencana, Pengingat bagi Manusia Pelupa

28 September 2021   20:07 Diperbarui: 29 September 2021   11:27 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terjemahan syair kayori dalam video animasi 'Tutura, Pepatah di Patahan Ingatan'/dokpri

Dengan ingatan dan pengetahuan yang mumpuni perihal bencana dan mitigasi bencana, semestinya rumah dan orang yang "hilang" bisa diminimalisasi. Sebab bencana tak akan pernah hilang dari sini. Sesar Palu Koro hanya sedang tidur panjang. 

Tinggal di Sulawesi Tengah berarti bersepakat menerima risiko datangnya bencana.  

Untuk itu, meminjam kalimat Lala Bohang yang menjadi potongan judul tulisan ini, penulisan buku  Kayori; Seni Merekam Bencana merupakan upaya untuk "menjadi pengingat bagi manusia pelupa".

Mari belajar dari ingatan. Saya ingat! Hari itu, Jumat, 28 September 2018. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun