Proses Penciptaan manusia
Proses penciptaan manusia dijelaskan Allah SWT dalam beberapa firman-Nya melalui berbagai fase atau tahapan. Salah satunya pada QS. Al-Mu'minun : 12-14
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah." (QS.al-mu'minun : 12 ) "Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)." (QS.al-mu'minun : 13 ) "Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."(QS.al-mu'minun : 14 )
Fase-fase penciptaan manusia antara lain: pertama, Sulalah min thin' (saripati tanah); kedua, Nuthfah' (air mani); ketiga, 'Alaqah' (segumpal darah); keempat, Mudghah' (segumpal daging); kelima, 'Idzam (tulang atau kerangka); keenam, Kisa al-'idzam bil-lahm (penutupan tulang dengan daging atau otot); ketujuh, Insya (mewujudkan makhluk lain).
Tanggung jawab manusia (mukhayyar dan musayyar)
Syaikh an-Nabhani menelaah fakta perbuatan manusia itu dari segi apakah manusia dipaksa (musayyar) atau diberi hak pilih (mukhayyar) (Lajnah Khusus Intelektual DPD 1 HTI Jawa Timur, h. 99). Ada dua jenis perbuatan manusia. Pertama, manusia dianggap musayyar, seperti manusia mengalami kecelakaan diluar kuasanya. Hal tersebut disebut qadha, yaitu tidak ada perhitungan dosa dan pahala karena diluar jangkauan manusia atau kehendak Allah. Kedua, manusia dianggap mukhayyar, seperti minum khamr, berjudi, mencuri, atau melakukan segala sesuatu sesuai kehendaknya sendiri. Maka, hal tersebut adalah qadar, yaitu karakter khusus yang melekat pada segala sesuatu. Yang menetapkan qadar memang Allah tetapi manusia dituntut untuk bertanggung jawab atas pemanfaatannya yang berarti terdapat dosa dan pahala di musayyar.
Dengan demikian manusia harus bertanggung jawab atas perbuatan mukhayyar dan musayyar yang diperbuat. Manusia tidak bisa memilih ingin berbuat mukhayyar atau musayyar, karena keduanya sama-sama tidak bisa dilalui oleh manusia dan keduanya merupakan kehendak Allah.
Islam diperlukan bagi Manusia
Sudah banyak ayat Al-qur’an yang menjadi alasan mengapa manusia harus memeluk Islam. Seperti yang terdapat dalam (QS. Ali Imran: 19), yang menjelaskan bahwa Islam merupakan agama yang benar, lengkap, sempurna, dan satu-satunya agama yang diakui Allah; (QS. Al-Maidah: 18) ; (QS. An-Nisa’: 13-14), tentang jaminan masuk surga; (QS. Ali Imran: 85), dan lain-lain.
Agama dan manusia tidak dapat dipisahkan, karena manusia perlu mengetahui apa yang ada disekitarnya, bagaimana dia diciptakan, dari mana dia berasal, apa tanggung jawabnya selama di dunia, dan bagaimana cara mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan di dunia maupun akhirat. Pertanyaan-pertanyyan seperti itu hanya bisa dijawab dengan agama. Dan agama yang paling dibenarkan dan dijanjiakan keselamatan serta kebahagiaanya oleh Allah adalah agama Islam. Sebagaimana firman Allah SWT: “Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya kedalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang mengagungkan. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. An-Nisa’: 13-14).
Agama merupakan sumber dari segala kehidupan manusia. Tanpa agama manusia akan hidup tanpa arah, jika tidak ada arah maka manusia tidak dapat menemukan jalan menuju kebaikan dan kebenaran. Di dalam QS. Al-Baqarah: 120 Allah telah berfirman bahwa Islam adalah agama yang membawa jalan kebenaran.