Aku adalah penikmat bayangannya tanpa harus kumiliki, merengkuh cinta melalui punggungnya, mengisyaratkan kasih seluas samudra yang tak pernah bisa aku selami.
Aku dan dia bukan Istiqlal dan Katedral yang selalu tenang berdiri berhadapan meskipun dalam perbedaan. Namun, tetap harmonis. Jika mereka pun bernyawa siapa yang bisa menduga kalau mereka akan saling jatuh cinta?
Udara mana kini yang kau hirup?
Hujan di mana kini yang kau peluk?
Di mana pun kau kini
Rindu tentangmu tak pernah pergi
(Dere-Kota)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H