Hukum di Indonesia mengatakan, segala pakaian bekas yang tiba di Indonesia wajib dimusnahkan. Namun, pelaku bisnis mengaku tidak kaget dengan aturan ini. "Saya sudah berjualan 15 tahun dan tidak ada masalah apa-apa,” ujar Dewi, salah satu pedagang di Pasar Ngasem kepada viva.co.id.
Kementrian perdagangan mengambil sampel 25 baju dan celana bekas impor dari Pasar Senen, Jakarta Pusat. Mereka menguji pakaian tersebut di sebuah laboratorium. Hasilnya, sebanyak 216.000 koloni bakteri per gram ditemukan dalam celana impor bekas.
Dokter spesialis kulit pun setuju, bahwa pakaian bekas mudah menularkan jamur. "Lewat pakaian bekas yang tidak higienis bisa membawa bibit penyakit berupa kuman, bakteri hingga kutu. Biasanya penyakit jamuran, kutu badan, hingga kutu kelamin," ujar dr. Dendi Sandiono, SpKK dari Rumah Sakit Umum Pemerintah (RSUP) Hasan Sadikin Bandung.
Tips Belanja Baju Bekas
Di balik polemik jual beli baju bekas, aktivitas ini tetap digemari oleh pelanggan setianya. Berikut tips yang bisa Anda coba, ketika terpaksa harus membeli baju di pasar loak :
- Selalu pakai masker dan sarung tangan jika perlu, untuk menghindari kontak langsung dengan bakteri.
- Jangan mencoba pakaian yang masih kotor.
- Sabar dan teliti saat belanja, agar mendapat barang yang bagus sesuai keinginan.
- Rendam dalam air panas yang ditambahkan cairan disinfektan.
- Jemur di bawah sinar matahari yang terik.
- Setrika dengan suhu yang panas.
Meski beberapa hal bisa kita lakukan untuk menimimalisir kuman, tapi bukan berarti bisa bebas membeli pakaian bekas. Kita hanya perlu waspada, karena kesehatan adalah hal yang paling utama.
(Tugas Artikel Kurasi, Mata Kuliah Jurnalistik Multimedia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H