Kisah Dr. Maya Tungodimejo dari Malang juga tak kalah menyentuh. Di usia kandungan tujuh bulan, ia tetap memimpin tim penanganan COVID-19 di rumah sakitnya. "Saya percaya bahwa anak dalam kandungan saya juga ikut berjuang bersama melawan pandemi ini," ujarnya sembari tersenyum di balik APD lengkap.
Dr. Handoko Gunawan, dokter senior berusia 73 tahun, tetap memilih bertugas meski berisiko tinggi karena usianya. "Sumpah dokter tidak mengenal usia. Selama saya masih bisa membantu, saya akan terus mengabdi," ujarnya sebelum akhirnya gugur karena COVID-19.
Perjuangan para dokter Indonesia selama pandemi telah meninggalkan warisan berharga bagi dunia kesehatan Indonesia. Protokol penanganan wabah yang lebih baik, sistem kesehatan yang lebih siap menghadapi krisis, dan penguatan solidaritas dalam komunitas medis menjadi pembelajaran tak ternilai.
Hari Dokter Indonesia menjadi momen yang tepat untuk mengenang dan menghargai jasa para pahlawan berjas putih ini. Perjuangan mereka bukan hanya tentang menyelamatkan nyawa, tetapi juga tentang dedikasi, pengorbanan, dan cinta pada profesi dan bangsa.
Sebagai bangsa, kita perlu terus mendukung dan menghargai profesi dokter. Peningkatan fasilitas kesehatan, perlindungan profesi, dan kesejahteraan dokter harus menjadi prioritas untuk memastikan masa depan kesehatan Indonesia yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H