Mohon tunggu...
Eva Riana Rusdi
Eva Riana Rusdi Mohon Tunggu... Sejarawan - Kandidat Doktor Ilmu Sejarah Universitas Indonesia - Pendiri Rafflesia Institute

Peneliti sejarah konsentrasi kajian sejarah perdagangan, jalur rempah, ekonomi maritim dan strategi pertahanan maritim. Saat ini sedang mengkaji Sejarah lokal Bengkulu dan Kolonialisasi British East India Company (EIC) di Kawasan Pantai Barat Sumatra dan Selat Sunda Abad ke 16-17. Pendiri Rafflesia Institute, lembaga yang bergerak di bidang riset, literasi dan edukasi sejarah. Aktivitas sebagai ibu enterpreneur dari PT Adhikari Indo Sinergi dan Praktisi Home Education Marching Ants Homeschooling. Wisata sejarah, menulis, membaca novel, desain grafis, art desain, memasak, karoke dan film adalah cara saya menjaga semangat dan menikmati waktu disela segala kesibukan dan rutinitas agar tetap waras.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pahlawan Berjas Putih, Kisah Heroik Dokter Indonesia Melawan Pandemi

24 Oktober 2024   12:28 Diperbarui: 24 Oktober 2024   12:51 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.rsabhk.co.id/

Penulis: Eva Riana Rusdi

Di tengah gemuruh pandemi COVID-19 yang melanda dunia, sosok dokter Indonesia tampil sebagai garda terdepan dalam pertempuran melawan virus yang tak kasat mata. Mereka adalah pahlawan berjas putih yang mengorbankan waktu, tenaga, bahkan nyawa demi menyelamatkan ribuan nyawa bangsa Indonesia.

Pengorbanan Tanpa Batas

Ketika COVID-19 pertama kali menyerang Indonesia pada awal 2020, para dokter langsung bergerak tanpa ragu. Mereka bekerja tanpa kenal lelah, menghadapi situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Shift kerja yang panjang, alat pelindung diri (APD) yang membuat gerah, dan risiko tertular virus menjadi rutinitas harian mereka.

"Kami tidak punya pilihan selain terus berjuang. Setiap pasien adalah nyawa yang harus kami selamatkan," ungkap Dr. Sarah Meiliana, salah satu dokter yang bertugas di RS Persahabatan Jakarta selama masa kritis pandemi.

Para dokter Indonesia membuktikan daya juang dan kreativitas mereka dalam menghadapi berbagai keterbatasan. Ketika APD masih langka, mereka berinisiatif membuat pelindung wajah dari bahan sederhana. Ketika ruang isolasi penuh, mereka menciptakan sistem triase yang efektif untuk menangani pasien berdasarkan tingkat kegawatan.

Telemedicine menjadi solusi cerdas yang dikembangkan para dokter untuk tetap memberikan layanan kesehatan tanpa meningkatkan risiko penularan. Inovasi ini memungkinkan pasien berkonsultasi dari rumah, mengurangi kepadatan di rumah sakit.

Kisah Heroik yang Tak Terlupakan

Tak sedikit dokter yang harus terpisah dari keluarga berbulan-bulan, memilih tinggal di rumah sakit atau tempat pengungsian sementara demi menjaga keselamatan keluarga mereka. Bahkan, lebih dari 500 dokter Indonesia telah mengorbankan nyawa mereka dalam pertempuran melawan COVID-19. Bahkan, merujuk datatim mitigasi IDI per 8 Maret 2023, sebanyak 756 dokter meninggal dunia.

Di balik statistik dan angka, tersimpan ribuan kisah kepahlawanan yang mengharukan. Dr. Ratna Kusumawardani, spesialis paru di Surabaya, rela tinggal di kamar jaga rumah sakit selama tiga bulan demi menjauhkan risiko penularan dari putranya yang menderita asma. Setiap malam, ia hanya bisa video call untuk membacakan dongeng pengantar tidur.

Di Medan, Dr. Ahmad Faisal mengabdikan diri merawat pasien COVID-19 di daerah terpencil. Dengan motor pribadinya, ia menjelajahi pelosok desa, membawa obat-obatan dan bantuan medis untuk pasien isolasi mandiri. Meski akhirnya ia sendiri terpapar virus dan harus dirawat intensif selama sebulan, setelah sembuh ia langsung kembali bertugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun