Mohon tunggu...
Eva Resti
Eva Resti Mohon Tunggu... Penulis - _

Aku adalah puisi paling sunyi yang kadang menjadi puisi paling berisik. Aku ingin mengabadikan setiap moment dalam hidup menjadi puisi. Agar jika suatu saat aku tiada, aku masih tetap ada.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kumpulan Puisi: Luka di Bulan November

24 Januari 2025   12:27 Diperbarui: 24 Januari 2025   15:28 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak tertahankan melihat kepergian mu 

Yang tiba-tiba saat gemuruh belum berujung

Setelah kabar tentang pergimu yang tak akan kembali

Sampai di telingaku; aku begitu terisak    

Sosok lembut dan ibu yang baik itu

Telah tiada saat ledakan alam menghancurkan tanah Hokeng

Tempatmu melayani sebagai mitra kerja Allah

Saat alam masih berontak dan mengikis kebahagian 

Suara tangis memilukan meneriaki namamu 

Sebagai salah satu dari beberapa korban

Akibat amukan alam yang mengerikan itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun