Pandemi belumlah usai, dan hingga detik ini mempengaruhi berbagai sektor kehidupan. Diakui atau tidak, banyak orang kesulitan karena kondisi ini memang mempengaruhi berbagai kalangan. Semuanya sudah jenuh dan bosan, bahkan tak sedikit yang meninggal mengenaskan.
Namun, selalu ada pilihan dalam hidup yang penuh anugerah ini. Kita diberikan kebebasan untuk memilih ingin menjadi manusia pengeluh dan akhirnya semakin stres, ataukah ingin menjadi insan yang mampu survive dalam berbagai keadaan?
Dalam dunia pendidikan pun demikian adanya. Sekolah dan guru di salahkan karena KBM terus saja online, orang tua marah karena tidak sekolah akhirnya anak kecanduan gadget. Banyak anak yang benar-benar tidak mampu mengatur dirinya dalam hal screen time ini.Â
Anak mabar hingga menjelang subuh dan akhirnya pagi hari terkantuk-kantuk padahal KBM tetap berjalan di sekolah. Lantas, jika demikian yang terjadi, dimana letak kesalahan guru dan sekolah?
Mereka pun tidak mengingkan hal demikian. Mereka pun ingin segera melaksanakan tatap muka karena sudah pusing harus melihat layar seharian dengan jumlah siswa yang begitu banyak, tidak sedikit pula yang mengeluhkan handphone nya eror hingga nge hank karena harus mengecek tugas siswa yang bejubel.
Ketika realita yang terjadi adalah demikian, yang tidak penulis mengerti. Misalnya untuk usia TK nih, tugas dari sekolah yang menggunakan hp itu sebentar sekali, dan itupun diatur oleh orang tua, orang tua yang mendokumentasikan proses belajar anak.Â
Lah, ketika anak kecanduan gadget, mengapa menyalahkan guru, sekolah, bahkan pemerintah? Kan anak memang tidak diberikan tugas untuk maen game seharian misalnya, tidak kan ya? Jadi ketika anak maen game seharian, hingga lupa makan dan tidur, apakah itu kesalahan orang lain? bahkan menyalahkan covid-19?
Meskipun ada kenaikan data yang melonjak perihal kecanduan gadget pada anak kala pandemi dan sebelum pandemi. Namun apakah tepat jika kita sebagai orang tua terus-menerus menyalahkan pihak luar yang sebetulnya tidak tahu menahu.Â
Usia SD pun demikian, hanya sebentar saja anak harus zooming atau video call bersama guru diantara 24 jam, itupun tidak setiap hari, terkadang cukup dengan mendokumentasikan tugas saja dan orang tua lah yang mengontrolnya. Selebihnya jika anak ternyata dibiarkan berlama-lama dalam geadget, apakah itu kesalahan sang guru?
Untuk usia SMP dan SMA pun tidak jauh berbeda. Bagaimana ketegasan orang tuanya saja untuk memanage anaknya agar tidak sampai kecanduan.
Screen time itu perlu, bahkan ada sisi positif nya, tapi jika berlebihan? apakah sisi positif itu tetap didapatkan atau justru negatif lah yang dominan dirasakan oleh sang anak?