Mohon tunggu...
Eva Nur Khofifah
Eva Nur Khofifah Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penulis 5 Buku, Praktisi Pendidikan Keluarga, Hipnoterapis, Founder @mozaikpsikologi

Salam Bahagia, Life with Love.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Gangguan Psikotik Skizofrenia

16 Februari 2019   18:06 Diperbarui: 16 Februari 2019   18:11 1017
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Simtom-simtom disorganisasi mencakup disorganisasi pembicaraan dan perilaku yang aneh ( Bizzare), selanjutnya dibawah ini akan dijelaskan bagaimana gejala tersebut.

  • Disorganisasi Pembicaraan  yang juga dikenal dengan gangguan berpikir formal yang merujuk pada masalah dalam mengorganisasikan berbagai pemikiran dan dalam berbicara sehingga pendengar dapat memahaminya. Pasien kadang terjadi inkoherensi dalam percakapannya sehingga meskipun pasien berulang kali merujuk pada pemikiran atau tema sentral, namun tetap saja berbagai citra dan potongan pikiran tidak saling berhubungan satu sama lain sehingga sulit untuk memahami dengan pasti apa yang ingin disampai oleh pasien. Pasien juga sering terganggu dengan melakukan asosiasi longgar atau keluar jalur sehingga tetap mengalami kesulitan untuk tetap berada dalam satu topik, hal tersebut disebabkan karena terbawa oleh aliran asosiasi yang muncul dalam pikiran yang berasal dari pemikiran sebelumnya. 
  • Perilaku Aneh ( Bizzare) terwujud dalam beberapa bentuk, misalnya adalah pasien dapat meledak dalam kemarahan yang tidak dapat dimengerti, memakai pakaian yang tidak biasa, bertingkah laku seperti anak-anak, menyimpan makanan, mengumpulkan sampah dan melakukan perilaku seksual yang tidak pantas seperti masturbasi di tempat umum. Pasien kesulitan untuk mengatur perilaku mereka dan menyesuaikannya dengan standar masyarakat serta kesulitan mngerjakan tugas untuk kehidupan sehari-hari.

4. Simtom Lain

Terdapat simtom lain yang tidak tepat jika dimasukan ke dalam tiga kategori di atas, yaitu simtom katatonia dan afek yang tidak sesuai. Bagaimana penjelasannya? 

  • Katatonia memiliki ciri utama berupa abnormalitas motorik, misalnya pasien melakukan gerakan berulang kali, melakukan urutan aneh atau kadang kompleks antara gerakan jari, tangan dan lengannya yang seringkali terlihat memiliki tujuan tertentu. Selain itu, pasien menunjukan berbagai postur yang tidak biasa dan tetap dalam posisi demikian dalam waktu yang sangat lama. Pasien dapat berdiri dengan satu kaki dan kaki lainnya ditekuk ke arah pantat dan tetap dalam posisi tersebut hampir sepanjang hari. Bahkan pasien katatonik juga dapat memiliki fleksibilitas lilin dimana orang lain dapat menggerakan badan pasien dalam posisi aneh yang akan dipertahankan olehnya dalam waktu yang sangat lama.
  • Afek yang tidak sesuai maksudnya adalah respon yang diberikan pasien diluat konteks yang seharusnya, misalnya pasien dapat tertawa ketika mendengar kabar bahwa ibunya meninggal dan marak ketika ditanya hal yang sederhana, pasien dapat dengan cepat berubah dari satu kondisi emosional ke kondisi emosinal lainnya tanpa alasan yang jelas. Simtom ini jarang terjadi, namun jika terjadi tentunya memiliki kepentingan diagnostik yang besar karena simtomnya relatif spesifik untuk pasien.

vk.com
vk.com

Apa saja Etiologi Skizofrenia?

Etiologi atau penyebab munculnya gangguan psikotik skizofrenia tentunya perlu diketahui, setelah membahas mengenai apa itu skizofrenis, bagaimana sejarah munculnya konsep tersebut dan simtom-simtom apa saja yang muncul, rasanya timbul rasa penasaran mengenai apa sebetulnya yang menjadi penyebab munculnya gangguan tersebut, sangat disayangkan jika etiologi tidak dikupas tuntas dalam pembahasan setiap gangguan psikologi. Lalu, apa saja etiologi gangguan skizofrenia ini?

1. Faktor Genetik

Sejumlah literatur yang meyakinkan mengindikasikan bahwa suatu predisposisi bagi skizofrenia diturunkan sevara genetik. Penelitian tersebut melibatkan keluarga, saudara kembar dan adopsi seperti halnya dalam penelitian perilaku genetik lainnya yang mengarahkan peneliti menyimpulkan bahwa suatu predisposisi terhadap skizofrenia diturunkan secara genetik. Selanjutnya akan lebih dijelaskan maksud dari pengaruh faktor genetik  di bawah ini :

  • Studi Keluarga menjadi salah satu predisposisi munculnya gangguan skizofrenia, hal ini sesuai dengan hasil penelitian di atas yang menyatakan bahwa data yang diperoleh mendukung teori bahwa suatu predisposisi terhadap skizofrenia dapat diturunkan secara genetik. Perilaku orang tua yang menderita skizofrenia dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak, sehingga pengaruh lingkungan pun tidak dapat diabaikan begitu saja.
  • Studi Orang Kembar memiliki pengaruh pula seperti halnya studi keluarga, dalam tabel di atas jelas terlihat masalah kritikal dalam menginterpretasi hasil-hasil studi terhadap orang kembar. Realitanya, kesamaan lingkungan yang menyimpang dapat berperan pula dalam porsi tingkat kesesuaian tersebut, bukan hanya faktor genetik. Kesamaan disini bukan hanya pola asuh saja, namun juga lingkungan di dalam rahim yang memiliki kesamaan, misalnya untuk kembar identik lebih mendapatkan pengaruh karena mendapatkan pasokan darah yang sama dibandingkan kembar tidak identik. 
  • Studi Adopsi dilakukan terhadap anak-anak dari ibu yang menderita skizofrenia namun sejak bayi dibesarkan oleh orang tua adopsi nonskizofrenik yang telah memberikan informasi yang lebih meyakinkan mengenai peran gen dalam skizofrenia dengan menghilangkan pengaruh lingkungan yang menyimpang. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah sebanyak 66 persen anak yang memiliki ibu skizofrenik menerima suatu diagnosis DSM. 
  • Evaluasi Data Genetik tentunya sangat diperlukan untuk mengembangkan suatu ilmu, data genetik yang diperoleh mengindikasikan bahwa faktor-faktor genetik berperan penting dalam terjadinya skizofrenia. Setelah studi dilakukan baik itu terhadap keluarga, orang kembar ataupun anak adopsi ternyata hampir menghilangkan potensi lingkungan yang membingungkan. Namun terlepas dari semua permasalahan yang ada, data yang ada pun merupakan sekumpulan bukti yang mengesankan dan tentunya menjelaskan adanya korelasi positif yang kuat antara hubungan kekerabatan dan prevalensi skizofrenia.


2. Faktor Biokimia

Adanya faktor genetik yang menjadi etiologi gangguan skizofrenia menunjukkan bahwa faktor biokimia pun perlu diteliti mengingat melalui kimia tubuh dan proses-proses biologislah faktor keturunan dapat berpengaruh. Dalam hal ini faktor yang paling baik untuk dikaji ulang adalah aktifitas dopamin dalam tubuh.

Aktivitas Dopamin pada penderita skizofrenia tentunya memiliki keterkaitan, mengingat adanya aktivitas neurotransmitter yang berlebihan yaitu neurotransmitter dopamin, hal ini didasarkan pada pengetahuan bahwa obat-obatan yang digunakan untuk menengani penderita skizofrenia tujuannya untuk menurunkan aktivitas dopamin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun