Hai teman-teman! Kali ini aku akan menceritakan pengalamanku saat berkunjung ke Ekowisata Air Terjun Kalipancur bersama teman-temanku. Air Terjun Kalipancur terletak di kaki Gunung telomoyo, tepatnya di Gejayan, Nogosaren, Kec. Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Air terjun ini berjarak sekitar 14 KM dari alun-alun Kota Salatiga.Â
Akses jalan menuju air terjun ini sudah cukup mumpuni untuk motor dan mobil kecil. Harga tiketnya juga terjangkau, yaitu hanya Rp 5.000,00. Sayangnya, pengelolaan loket air terjun yang kurang terawat dan juga jarak dari area parkir menuju air terjun cukup jauh menjadikan air terjun ini sepi peminat.
Dari area parkir kita harus berjalan 1 KM menuju air terjun melalui jalur setapak. Sebagian besar jalan masih berupa tanah, ada juga di beberapa bagian jalan yang sudah di beton.Â
Di sepanjang jalan kita akan dihadapkan dengan pemandangan hutan kaki Gunung Telomoyo yang masih asri. Setelah berjalan beberapa saat, suara air terjun sudah bisa didengar. Dan benar saja, tak lama setelah itu Air Terjun Kalipancur dapat dilihat dari kejauhan. Kamipun berhenti beberapa kali untuk beristirahat dan sesekali memotret keindahan alam yang ada.Â
Disediakan 2 gubuk untuk beristirahat bagi para pengunjung, namun sangat disayangkan kondisi gubuk tersebut tidak terawat. Sehingga kami lebih memilih untuk beristirahat di pinggir jalan maupun di bebatuan besar yang ada di dekat jalan.
Di sepanjang jalan, kita juga dapat melihat beberapa mata air. Mata air tersebut dibiarkan mengalir ke sungai yang terbentuk dari Air terjun Kalipancur. Selain dibiarkan mengalir, ada mata air yang dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai sumber air bersih dan pengairan sawah dan ladang.Â
Ada beberapa aliran air yang melewati jalan, menyebabkan jalan berlumut dan berlumpur sehingga jalan menjadi licin sehingga kita harus berhati-hati saat menyusuri jalan. Bahkan di dekat air terjun , ada bagian jalan yang tertutup oleh lumpur.
Sesampainya di air terjun, dapat dirasakan angin yang berhembus kencang diiringi dengan cipratan air dari air terjun yang dingin. Tebing yang tinggi dipenuhi dengan rerumputan, sekitar air terjun yang masih asri dipenuhi dengan pepohonan, ilalang dan juga udara yang sejuk menambah keindahan Air Terjun Kalipancur.Â
Sekitar air terjun yang dipenuhi oleh bebatuan tajam berlumut membuat kita harus berhati-hati saat melangkah agar tidak terpeleset. Kolam yang tercipta dari erosi air terjun dapat digunakan untuk bermain air bahkan juga berenang. Namun sangat disayangkan, aku dan teman-temanku tidak berenang di air terjun tersebut karna tidak membawa pakaian ganti.
Selain menamati Air Terjun Kalipancur, kami juga mengamati aliran air sungai yang tercipta dari gabungan air terjun dan beberapa mata air yang ada di sekitar air terjun.Â
Sangat disayangkan aliran sungai tersebut dipenuhi oleh sampah, baik sampah organik seperti dedaunan dan batang pohon yang tumbang maupun sampah anorganik seperti sampah plastik.Â
Memang di sepanjang jalan dan area air terjun tidak disediakan tempat sampah. Samun sebagai pengunjung yang bijak kita seharusnya membuang sampah di tempat yang semestinya. Dan note untuk pengelola Air Terjun Kalipancur, setidaknya harus menyediakan beberapa tempat sampah di sepanjang jalur maupun di area air terjun tersebut.
Tidak dapat dipungkiri, keindahan alam yang diberikan Air Terjun Kali Pancur sangat memanjakan mata. Lokasinya yang tersembunyi dan jarang diketahui orang menjadikannya salah satu hidden gem yang ada di sekitar Gunung Telomoyo. Tempatnya yang asri, jauh dari polusi dan kebisingan kota, dapat menjadi salah satu destinasi wisata sebagai pelepas stres dan penat di akhir pekan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H