Mohon tunggu...
Healthy

Berbedakah Kemampuan Manusia dalam Berlari Marathon?

25 Oktober 2017   19:44 Diperbarui: 25 Oktober 2017   20:16 1380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sistem gerak tubuh kita tersusun atas otot, tulang dan sendi. Otot berperan dalam pergerakan aktif, dan otot dibagi menjadi 3, yaitu otot jantung, otot lurik, dan otot polos. Otot polos menyusun beberapa organ dalam seperti lambung, tidak berinti, berbentuk gelendong dan bergerak secara tidak sadar. Otot jantung menyusun organ jantung yang berperan dalam sirkulasi darah karena jantung bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Otot jantung bekerja secara tidak sadar. Terakhir adalah otot lurik yang berperan dalam pergerakan anggota tubuh manusia. Hanya otot lurik yang bekerja secara sadar; membuat otot lurik mudah lelah dan tidak seperti kedua otot lainnya.

Otot lurik inilah yang sering kita kenal dengan "Otot", dan biasannya manusia melakukan aktivitas fisik untuk mengembangkan otot lurik ini. Bekerja secara sadar artinya otot tersebut bekerja menurut kehendak kita, sedangkan bekerja secara tidak sadar adalah apabila otot bekerja secara automatis dan tetap bekerja meskipun kita sedang tidak sadar; sperti saaat kita tidur. Ketiga otot tersebut menerima sinyal elektrokimia dari otak yang akan diterjemahkan menjadi pergerakan fisik.

Selain dari otot, tulang juga berperan sangat penting dalam pergerakan tubuh manusia. Rangka manusia berfungsi untuk memberi bentuk tubuh manusia, dan tulang belakang atau vertebrae menjadi sebuah jalur untuk sinyal elektrokimia dari otak. Sendi bekerja untuk menentukan arah gerak dari suatu tulang, dan kadang menjadi batas pergerakan suatu anggota tubuh. Ketiga komponen tersebut tidak dapat berdiri sendiri dan bekerja dalam satu kesatuan dalam menggerakan tubuh manusia..

Pernyataan yang akan penulis bahas kali ini adalah: semua orang memiliki potensi berlari marathon sehebat seorang atlet khusus pelari marathon Pertama-tama, perlu diketahui apa itu marathon terlebih dahulu. Definisi dari marathon itu sendiriadalah sebuah ajang lari jarak jauh sepanjang 42,195 km yang pada umumnya  diselenggarakan di jalan raya; namun ada beberapa lomba marathon yang diadakan di luar jalan raya (Offroad). Para pelari yang berpartisipasi dalam lomba ini biasanya disebut sebagai pelari marathon.

Para atlet atau pelari marathon memiliki kemampuan untuk berlari diatas orang pada umumnya, dimana para pelari ini mampu berlari dengat lebih cepat dan lama daripada orang biasa. Para pelari marathon pada umumnya berlatih berlari berlari sejauh jarak tertentu secara rutin sehingga memiliki kemampuan fisik yang lebih dari orang pada umumnya. Latihan fisisk secara rutin tersebut menyebabkan otot-otot yang berperan dalam sistem gerak manusia mengalami perkembangan dan peningkatan kemampuan, secara spesifik peningkatan ini terlihat dari kemampuan mereka untuk terus berlari sepanjang jalur marathon sebelum akhirnya merasa kelelahan dan berhenti.

 Beberapa orang memiliki kemampuan untuk meniru dan menyamai kemampuan mereka dalam berlari, namun perlu diingat bahwa tidak semua orang mampu meyamai mereka. Secara singkat, penulis mengutarakan bahwa tidak semua orang dapat menjadi pelari marathon; baik secara mental maupun secara fisik.  Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa penulis tidak setuju dengan pendapat bahwa semua orang dapat menjadi seorang pelari marathon. Perlu diingat bahwa "orang" biasa disini adalah orang yang terlahir sempurna dan tidak memiliki keterbatasan secara fisik (Penyandang disabilitas/ difabel) maupun gangguan atau penyakit tertentu (Jantung, hati, diabetes, dll.)

 Pada dasarnya; bahkan jika kita mengesampingkan soal hambatan dan ketidakmampuan (atau ketidakmauan) terkait mental dan psikis, kita semua terlahir secara berbeda. Alasan ini Bukan terkait psikologis semata, karena tidak dapat dipungkiri bahwa kondisi kita saat lahir secara biologis memanglah berbeda antara satu dengan yang lain. Secara biologis hal ini dapat diamati dari perbedaan nampak fisik yang disebabkan oleh pengaruh kromosom, sedangkan gen yang memiliki sifat menurun dari orangtua mampu mempengaruhi kemampuan seseorang atau dengan kata lain; membuat seseorang memiliki kelebihan dalam hal tertentu; termasuk dalam hal ini berlari marathon. Gen inilah yang menjadi faktor utama penentu apakah kita mampu untuk menjadi pelari marathon atau tidak.

Sebuah "Bakat" secara alamiah dapat dimiliki seseorang berkat gen itu sendiri. Gen adalah sebuah segmen DNA yang akan mewariskan sifat dari orangtua ke anak yang nantinya akan terus diwariskan secara turun-temurun antar keturunan. Tidak ada gen yang sama persis antara satu orang dengan yang lain; karena bahkan keturunan tidak akan memiliki gen yang sama persis dengan orang tuanya karena gen yang diwariskan adalah gen dari ayah dan ibu, dan bukan hanya dari salah satu orang saja. Hal tersebut menyebabkan hanya keturunan dari para pelari marathon-lah yang mampu menjadi sehebat orangtuanya.

Mungkin orang-orang awan akan mampu untuk berlari; namun tidak setingkat dengan para pelari marathon. Otot dapat dilatih untuk dapat berlari lebih cepat dan lama, namun untuk mencapai tingkatan pelari marathon diperlukan gen yang akan mendukung perkembangan otot tersebut. Gen akan menentukan struktur DNA yang akan diproduksi dan terkandung di dalam beberapa bagian sel, termasuk dalam matriks mitokondria yang berperan penting dalam aktivitas sel; yang nantinya akan berperan dalam pembentukan dan perkembangan jaringan; termasuk jaringan otot. Hal inilah yang menyebabkan perbedaan kemampuan berlari seseorang. Keadaan dan kemampuan otot manusia berkembang berbeda-beda akibat dari gen yang diturunkan dari orangtuanya masing-masing.

Selain dari faktor gen dan keturunan yang mempengaruhi susunan DNA, bentuk kaki juga mampu mempengaruhi kemampuan manusia dalam berlari. Manusia yang memiliki kaki yang normal tanpa kelainan bentuk kaki seperti rakitis baik rakitis-X maupun rakitis-O, memiliki kemampuan berlari lebih baik daripada mereka yang memiliki kedua kelainan tersebut; terutama rakitis-X yang menyebabkan penderita kelainan tersebut mudah terjatuh pada saat berjalan. Hal itu menyebabkan para penderita kelainan tersebut tidak dapat berlari dengan maksimal seperti mereka yang tidak memiliki kemampuan tersebut. Bentuk kaki sendiri biasanya tidak mempengaruhi kemampuan berlari secara signifikan, namun perbedaan tetaplah sebuah perbedaan, dan kelainan pasti akan mempengaruhi kemampuan berlari seseorang, terutama dalam aspek kecepatan.

Faktor lainnya yang menyebabkan perbedaan perkembangan otot yaitu nutrisi yang diterima oleh tubuh. Tubuh kita memerlukan berbagai nutrisi untuk berkembang. Sudah jelas bahwa tidak ada orang yang diberi asupan nutrisi yang sama persis, sehingga pasti perkembangan setiap manusia berbeda-beda. Meskipun angka kecukupan gizi (AKG) kita terpenuhi setiap hari; pertumbuhan tubuh manusia tetap akan berbeda-beda. Terlebih lagi; ada beberapa orang yang tidak tercukupi gizinya; hal ini sangat berpengaruh dalam pertumbuhan tubuh manusia.

Nutrisi memegang peran yang amat penting dalam pertumbuhan tubuh manusia karena tanpa nutrisi; aktivitas dan latihan fisik seberat apapun tidak akan mampu membentuk pertumbuhan tubuh manusia. Pertumbuhan yang dimaksud termasuk; namun tidak terbatas pada; jaringan otot kaki; sehingga kekurangan nutrisi akan mempengaruhi kemampuan berlari secara tidak langsung. Nutrisi juga tidak dapat berdiri sendiri dalam pertumbuhan; karena nutrisi dapat dipakai untuk bertumbuh hanya jika kita melakukan aktivitas fisik; terlebih lagi kemampuan setiap manusia dalam mengolah nutrisi juga berbeda-beda bahkan jika nutrisi yang diberikan sama persis. Secara singkat dan sederhana; nutrisi dapat diandaikan sebagai "Bahan bakar" dalam proses pertumbuhan.

Faktor yang terakhir adalah batas kemampuan organ dan otot kita sendiri. Memang; latihan fisik secara rutin mampu membantu otot dan organ kita untuk meningkatkan kemampuannya, tetapi kemampuan mereka tentunya juga memiliki batas. Bahkan atlet professional pun juga memiliki batasan ini, meskipun batas mereka jelas jauh lebih tinggi dari manusia rata-rata. Kita semua memiliki batas yang suatu saat nanti akan kita capai; dan pada titik itulah tubuh kita telah mencapai potensial terbesarnya.

Tidak ada lagi perkembangan yang bisa diraih setelah kita berada di titik ini; dan titik ini biasanya hanya dapat dicapai setelah kita melakukan latihan fisik ekstrem secara rutin, dan tidak dapat dicapai dengan mudah. Mencoba untuk melampaui batas ini memiliki beberapa resiko cidera; baik ringan maupun serius. Batasan ini berbeda-beda untuk setiap orang; dan sekali lagi batasan ini tidak terlepas dari gen dan faktor keturunan. Beberapa batasan performa organ yang mempengaruhi kemampuan berlari yaitu kapasitas paru-paru; detak jantung per menit, dan daya kerja otot sebelum tidak mampu lagi untuk bekerja. Beberapa orang merasa kelelahan setelah beberapa saat karena otot kita yang bekerja secara aktif; otot lurik; memang memiliki sifat mudah lelah.

Setelah melihat alasan-alasan tersebut; penulis akan menekankan lagi bahwa tidak semua orang dapat menjadi seorang pelari marathon professional. Yang pertama adalah karena gen yang menyusun struktur DNA kita berbeda-beda, dan kita hanya mewarisi sifat-sifat bawaan dari orang tua kita. Gen ini adalah sebab utama dan faktor penentu apakah kita dapat menjadi seorang pelari marathon atau tidak. Secara singkat gen ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otot karena DNA juga terkandung dalam mitokondria (secara spesifik matriks mitokondria).

Hal inilah yang mempengaruhi aktivitas sel yang nantinya akan mempengaruhi aktivitas perkembangan jaringan otot. Kedua, tidak semua manusia memiliki bentuk kaki yang sama, sehingga tidak mungkin seseorang mampu berlari sebaik orang yang memiliki bentuk kaki yang ideal; terlebih lagi orang yang memiliki kelainan bentuk kaki X atau O (Rakitis) jelas tidak akan mampu berlari sebaik dan secepat orang yang memiliki bentuk kaki yang ideal. Alasan berikutnya adalah karena asupan nutrisi, dan perbedaan kemampuan tubuh untuk mencerna dan menggunakan nutrisi untuk pertumbuhan.

Tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama dalam mengelola nutrisi yang dipakai dalam proses pertumbuhan, dan terlebih lagi tidak mungkin semua orang menerima asupan nutrisi yang sama. Alasan terakhir adalah kemampuan kita memiliki batas yang suatu saat akan tercapai, dan batas tersebut berbeda-beda juga akibat gen yang diturunkan oleh orangtua kita, dan mencoba untuk melampaui batas tersebut hanya akan memberikan cidera tanpa memberikan dampak positif dan peningkatan apa pun, dan titik tersebut hanya dapat dicapai dengan cara melakukan latihan rutin dan menjaga asupan nutrisi dan pola makan yang teratur.

Bahkan belum tentu semua orang mampu mencapai keadaan tersebut, dan batas para pelari marathon tentunya jauh lebih tinggi diatas batas yang orang biasa miliki. Akhir kata, seperti biasa penulis ingin mengucapkan terima kasih dan mohon maaf apabila ada kesalahan dalam tulisan penulis kali ini.

Sumber dan daftar pustaka:

https://id.wikipedia.org/wiki/Mitokondria

https://ghr.nlm.nih.gov/primer/basics/gene (Diterjemahkan)

https://id.wikipedia.org/wiki/Otot

https://id.wikipedia.org/wiki/Marathon

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun