Mohon tunggu...
Evan Hartanto
Evan Hartanto Mohon Tunggu... Human Resources - Just ordinary people who thinks unordinary

Latar belakang saya dari pendidikan sistem informasi, saya senang membaca dan mencoba teknologi baru, menulis untuk iseng saja.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Beralih ke Linux (Zorin OS 15)

20 Agustus 2020   08:04 Diperbarui: 20 Agustus 2020   08:00 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Beralih ke Linux hari gini? mungkin pembaca artikel saya merasa zaman begini masih pakai linux? maka saya akan mencoba sedikit mengulas pengalaman saya memakai linux sebagai pengguna harian.

Kenapa Linux?

Ide ini berawal dari mulai bermasalahnya windows 7 yang sudah lama terinstall di laptop lawas saya.  Berhubung Covid19 ini membuat banyak orang harus di rumah demi memperlambat persebaran maka saya berpikir mungkin ini saat nya proyek kecil kecilan mempelajari hal baru sekaligus supaya saya bisa kembali mengunakan laptop saya dengan normal. 

Ya saya punya pengetahuan teknologi yang cukupan, bukan expert tapi bukan sangat awam juga. Saya sebelumnya juga pernah mencoba dan utak atik linux juga mungkin 10 tahun yang lalu masih jaman ada varian knoppix, ubuntu , dan banyak varian lainnya yang saat itu karena kampus menggunakan windows maka saya mendapat kesan kerumitan setting dan kompatibilitas membuat saya kurang senang dan tidak sampai sebulan sudah menyerah. 

Kembali ke masa kini, dimana informasi jauh lebih mudah didapat maka saya mencoba mencari data, dan menimbang, pilihan saya jatuh ke Zorin OS. Ya Linux dengan platform ubuntu ini membuat saya tertarik karena kemampuannya untuk menjalankan exe untuk windows yang jauh di lubuk hati saya yakin pasti ada beberapa limitasi. 

Keraguan awal.

Selama masa Covid ini saya dipercayai kantor membawa laptop milik kantor yang diberi windows 10 yang secara pribadi kurang saya sukai dibanding windows pendahulunya, jadi saya sempat berpikir untuk install ulang saja. 

Faktor lain laptop saya merupakan keluaran lawas i5 generasi kedua dengan switchable graphic MANUAL, driver menjadi salah satu kekuatiran dan pertimbangan saya, sehingga saya tidak memutuskan menggunakan windows lagi karena sulitnya ketersediaan driver untuk windows anyar  untuk laptop yang umurnya sudah 10 tahunan ini. Maka saya memulai proyek iseng ini dengan berharap paling jelek ya kembali ke windows 7 dan segala resiko lainnya. 

Ternyata menyenangkan

Akhirnya berbekal SSD yang saya beli dari toko online saya memulai mencoba untuk install Zorin OS yang sudah saya download dengan kuota malam operator, flashdisk yang saya fungsikan sebagai bootable media dan sedikit pengetahuan untuk mengganti boot device dari BIOS, saya jalankan installasi. Sempat terpikir untuk membuat partisi namun karena SSD yang kecil saya urungkan niat saya dan installasi standar dan paling mudah saya jalankan. 

Tidak butuh waktu lama sekitar 30 menit laptop sudah siap dipakai. Kesan pertama saya lho, mirip windows, tapi kok saya tidak perlu install driver apa apa ya? Isi komputer sendiri untuk penggunaan harian sudah cukup lengkap, ada Office, sudah terinstall Libre, Ada Firefox sudah terinstall juga sebagai browser bawaan OS. 

Maka Firefox menjadi tujuan saya untuk mendownload Chrome, ternyata ada juga Chrome yang khusus untuk ubuntu yang menjadi dasar Linux yang saya install, dan ternyata tidak ada perbedaan dibanding dengan yang versi windowsnya. 

Fungsi lain semuanya normal, saya mencari pengganti aplikasi aplikasi yang saya normal gunakan di windows, notepad tidak ada sebaliknya saya mencari dari store linux dan menemukan notepad lain yang ternyata fiturnya juga cukup lengkap, editor gambar juga semacam paint ada inkscape tersedia jadi tidak banyak  aplikasi yang harus saya tambahkan. yang unik adalah, beberapa aplikasi tidak ada di store bawaan linux, tapi setelah saya baca-baca ternyata tinggal ketik syntax saja di terminal maka otomatis aplikasi akan diinstall oleh linux

Ada minusnya

Yang namanya gratisan pasti ada kekurangannya juga, meskipun yang berbayar juga tetap ada kekurangan, poin saya adalah kekurangan wajar dan selama tidak mempengaruhi performa harian dan penggunaan normal.

Kekurangan yang paling saya tangkap pertama kali adalah karena beberapa installasi itu merupakan kolaborasi dengan git atau buatan komunitas maka mengharuskan menggunakan syntax artinya yang bisa menggunakan linux tanpa masalah adalah orang yang mengerti syntax dan tidak keberaran mencari syntax dan menjalankan nya di terminal atau CMD nya linux. 

Masalah berikutnya linux tidak punya progress bar dari files nya, ya kalau copy file tidak ada tanda progress nya cukup mengganggu tapi jika untuk penggunaan harian dan file yang dicopy tidak begitu besar tidak menjadi masalah.  

Untuk setting memang tidak sesimple OS lain yang berbayar namun minimal untuk penggunaan biasa tidak menjadi masalah untuk mendapatkan setting umum seperti tingkat terang layar, inputan, bahasa, waktu, tampilan desktop, walpaper. 

Poin yang terakhir adalah menjalankan exe aplikasi windows disini, memang di awal saya sebutkan bisa menjalankan dengan kompatibilitas, tapi tidak se smooth bayangan awal saya, aplikasi untuk jembatan antara linux dan executeable windows harus diconfigure dahulu dan tidak semua aplikasi windows bisa dijalankan ada beberapa aplikasi yang sempat saya coba error dan tidak bisa dijalankan.

Kesimpulan

Jika anda mencoba linux untuk penggunaan harian yang tidak mementingkan platform kolaborasi dengan rekan anda sehingga harus menggunakan aplikasi yang sama dan anda tidak keberatan mencari syntax untuk install apps penunjang untuk install menggunakan terminal, linux cukup oke selain karena faktor gratisnya.

Selain itu untuk laptop yang agak lama mencari driver untuk hardware menjalankan windows terbaru akan menjadi cukup sulit, sehingga  menggunakan linux dari pengalaman saya lumayan menghemat waktu tanpa mengharuskan saya mencari banyak driver. 

Singkat kata menurut saya penggunaan linux sebetulnya masih sedikit terbatas untuk pengguna awam terlebih karena ada beberapa kekurangan yang saya sebutkan tapi mempertimbangkan faktor faktor tertentu seperti driver, dan penggunaan normal yang tidak terlalu berat linux bisa menjadi pertimbangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun