Mohon tunggu...
Evangelist Taridisan
Evangelist Taridisan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/UKSW

Halo saya Evangelist Taridisan saya berasal dari Sulawesi Utara Kab Talaud, sekarang saya berkuliah di Universitas Kristen Satya Wacana Fakultas Keguruann dan Ilmu Pendidikan, dan saya sedang menempuh pendidikan S1 Bimbingan Konseling

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Komunikasi di dalam kelompok

27 Januari 2025   20:15 Diperbarui: 27 Januari 2025   20:22 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KOMUNIKASI DI DALAM KELOMPOK

 

Evangelist

Mhs Progdi BK-FKIP-UKSW Salatiga

 

 

             Pola komunikasi yang pada umumnya berlaku di dalam kelompok ialah yang disebut pola dasar komunikasi bintang dan pada dasar komunikasi roda.

Pola-pola komunikasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

             Dengan pola dasar komunikasi roda, komunikasi di dalam kelompok lebih partisipatif dan demokratik, cenderung mengembangkan keterlibatan dan komitmen anggota kelompok. Implementasi dasar komunikasi roda di dalam kehidupan kelompok sehari-hari harus dibayar dengan banyaknya waktu yang diperlukan.

Sebaliknya, dengan dengan pola komunikasi dasar bintang, komunikasi di dalam kelompok bersifat direktif dan otokratik. Waktu yang diperlukan untuk komunikasi relatif singkat tetapi melibatkan sedikit anggota kelompok, dirasakan lebih banyak kontrol dan memungkinkan timbulnya kekerasan.

             Dari pola-pola dasar komunikasi tersebut dapat dikembangkan pola-pola komunikasi yang lebih luas. Secara teoritik, perluasan pola-pola komunikasi dasar tersebut dapat dilakukan dengan menggambarkan anak-anak panah ke segala arah.

Hal itu berarti, komuni9kasi di dalam kelompok lebih dibuka, lebih didemokrasikan. Dalam hal ini, apabila pola komunikasi bintang yang diperlukan demikian, pola dasar komunikasi bintang dapat berubah menjadi pola dasar komunikasi roda.

             Sifat demokratik dan kurang demokratik yang terdapat pada pola dasar komunikasi roda dan bintang hendaknya tidak dihubungkan dengan sifat baik dan kurang baik. Hal itu sebenarnya bergantung pada sifat-sifat yang terdapat pada pimpinan kelompok, anggota-anggota kelompok dan kondisi persoalan yang dihadapi kelompok.

Ada kelompok yang memang memerlukan ketegasan dan sedikit kekerasan untuk mampu mencapai tujuannya. Sebaliknya adalah kelompok lain, anggota-anggotanya akan segera berontak begitu terjadi perahasiaan informasi. Itu semua bergantung kepada kebiasaan berkomunikasi pada masing-masing kelompok.

Anggota-anggota kelompok yang sudah terbiasa dengan komunikasi instruktif, biasanya dapat menikmati kondisi tidak usah ikut berfikir memecahkan masalah-masalah yang dihadapi kelompok.

Komunikasi yang bersifat memerintah, sering dianggap sebagai petunjuk tentang apa yang mereka harus lakukan. Selesai melakukan perintah, usailah kewajiban anggota-anggota kelompok itu.

Sebaliknya, suatu kelompok yang sudah terbiasa dengan komunikasi partisipatif yang bebas dan terbuka, anggota-anggotanya segera merasa disepelekan, dikucilkan, disingkirkan, begitu diketahui adanya pemutusan jalur komunikasi antara mereka dengan pimpinan kelompok.

             Pada dasar komunikasi bintang dapat disamakan dengan pola dasar komunikasi vertikal, sedang pola dasar komunikasi roda dapat disamakan dengan pola dasar komunikasi horisontal.

Pengembangan pola dasar komunikasi tersebut akan menghasilkan komunikasi interfungsional, yaitu jalinan jalur komunikasi yang menuju ke segala arah secara timbal balik, baik secara horisontal maupun vertikal, di antara semua pihak yang berfungsi sebagai sub sistem dari suatu lembaga, bahkan juga yang dari luar lembaga komunikasi interfungsional telah terjadi di dalam seorang kepala SD yang dapat berkomunikasi secara dinas dengan staf gubernur tanpa melelui jenjang kelembagaan yang bertingkat-tingkat.

Di Indonesia kasus-kasus yang menunjukkan adanya komunikasi interfungsional dapat terjadi karena keadaan mendesak.

Dalam keadaan mengikuti kebiasaan dan peraturan hal itu tidak harus terjadi.

Sifat-sifat komunikasi

             Pola komunikasi mempersoalkan arah jalur komunikasi. Sifat komunikasi membicarakan tentang sifat informasi yang disalurkan melalui jalur komunikasi itu. Ada hubungan pengaruh antara pola komunikasi dengan sifat komunikasi penggunaan pola dasar komunikasi hingga cenderung untuk menciptakan komunikasi tertutup. Suatu informasi tidak akan diketahui oleh semua pihak di dalam kelompok.

Sebaliknya, penggunaan pola dasar komunikasi roda mengarah kepada komunikasi terbuka, karena arah jalur komunikasi roda mengarah kepada komunikasi terbuka, karena arah jalur komunikasi meluas kepada lebih banyak pihak. Informasi disalurkan secara lebih merata sehingga banyak pihak yang mengetahuinya. Makin banyak pihak-pihak yang mengetahui suatu informasi, makin berkurang sifat rahasia informasi itu dan dengan demikian juga makin terhindar timbulnya sas-sus, isu atau kabar angin.

             Dalam suatu kelompok, umumnya terdapat anggota yang apatis terhadap informasi dan anggota yang berkepentingan untuk selalu mengetahui suatu karena merasa ikut memikul tanggung jawab.

Dalam kelompok dengan sistem komunikasi tertutup anggota kelompok yang apatis tidak begitu menimbulkan masalah, tetapi sebaliknya anggota kelompok yang selalu ingin tahu. Dalam kelompok dengan sistem komunikasi terbuka,anggota kelompok yang apatis terhadap informasi dapat mengganggu mekanisme komunikasi kelompok. Sas-sus, isu atau kabar angin biasanya menyebar ke seluruh anggota kelompok bersumberkan dari anggota-anggota kelompok dengan tidak mengetahui suatu informasi secara jelas dan benar.

Di dalam kelompok dengan sistem komunikasi tertutup, sumber sas-sus adalah orang-orang dengan berkepentingan dengan segala informasi. Karena di dalam kelompok itu tidak semua informasi disalurkan ke semua anggota kelompok, anggota-anggota kelompok yang selalu ingin mengetahui informasi sering hanya menerima sesuatu informasi secara tidak jelas. Karena informasi itu tidak jelas, informasi itu ditafsir-tafsirkan. Maka berubahlah informasi itu menjadi kabar berbumbu sedap atau tidak sedap, tetapi enak didengar melalui bisik-bisik. Di dalam kelompok dengan sistem  komunikasi terbuka, anggota kelompok yang apatis terhadap informasi biasanya menjadi sumber kabar burung. Sikapnya yang apatis membuatnya kurang serius dalam menerima berbagai informasi. Ketika informasi itu harus berfungsi di dalam komunikasi kelompok, terjadi ketidak sinambungan komunikasi karena adanya bahan-bahan komunikasi yang kurang lengkap, kurang jelas dan kurang benar. Si apatis itu lalu membuat tafsiran sendiri dan mengkomunikasikan tafsirannya dengan menggunakan kalimat :

             "Kata bapak itu kepada saya ................................................................................... " Atau :

             "Katanya akan ada .................................................................................................. " Maka,

             berubahlah informasi itu menjadi sas -- sus.

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun