Mohon tunggu...
Evalina Hutagalung
Evalina Hutagalung Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah swasta. Meski tak pernah bercita-cita menjadi seorang guru, namun semakin lama saya menyukai profesi ini. \r\nSebagaimana dengan menulis, meski bukan sesuatu yang saya tekunin secara mendalam namun saya menyukainya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Maaf, Saya Sangat Senang GGS Diberhentikan!

23 Oktober 2014   04:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:03 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ketika KPI menghentikan penayangan sinetron GGS, mungkin sayalah salah satunya yang turut berbahagia. Bahkan sangat bersyukur. Bukan bermaksud saya berbahagia di atas penderitaan orang lain. Karena diberhentikannya sinetron ini, berartiakan mengurangi rezeki sekelompok orang. Terutama bagi mereka yang telah bekerja susah payah di balik layar untuk menampilkan acara ini. Akan tetapi, bila mengingat dampak negative sinetron ini. Maka sudah sepantasnyalah harus diberhentikan, dan alangkah baiknya jika hal ini berlaku untuk semua tayangan TV sejenisnya. Berkat sesukses sinetron ini, stasiun TV pesaing juga menjiplak tayangan sejenis, meski tetap tak bisa mengalahkan tenarnya fenomena GGS.

Saya selaku seorang guru SD, merasa resah akan banyaknya anak murid yang menirukan adegan–adegan di sinetron tersebut. Bertingkah layaknya hewan serigala sambil menirukan suaranya serta menirukan adegan perkelahian antara manusia serigala dengan vampire. Belum lagi , adegan anak-anak berseragam sekolah yang bermesraan .Membuat saya semakin resah.

Bahkan pada suatu hari, seorang murid perempuan saya mengadu sambil menangis  digigit teman laki-lakinya. Meski tak gigit dengan  kuat, sebab tak begitu jelas bekas gigitnya. Namun sempat membuat saya sangat marah dan menghukumnya. Ketika ditanya alasan dia melakukan hal tersebut, ternyata alasannya mencari darah suci. Bukankah ini sudah sangat keterlaluan??? Agar hal serupa tidak terulang kembali, saya meminta para orang tua murid untuk melarang anak-anaknya menonton tayangan itu di rumah.

Jadi apabila akhirnya acara ini diberhentikan oleh pihak KPI, saya sangat setuju. Dan kiranya KPI sebagai lembaga yang berwenang mengawasi penyiaran di Indonesia lebih mampu menilai dan men-sensor tayangan-tayangan televisi yang tidak mendidik terutama untuk anak-anak sekolah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun