Mohon tunggu...
Evalin Ndoen
Evalin Ndoen Mohon Tunggu... Guru - Don't prove your self, just improve your self.

Gita Bangsa School, Citra Raya, Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Erik Erikson dalam Ruang Pendidikan

24 November 2021   10:37 Diperbarui: 24 November 2021   10:50 3933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Erik Erikson adalah seorang ego-psychologist yang menciptakan salah satu teori perkembangan yang paling terkenal dan penting dimana pendekatan Erikson berfokus pada perkembangan psikososial daripada perkembangan psikoseksual. Erikson melihat bahwa kepribadian seseorang dapat berkembang melalui sejumlah tahapan. Tidak hanya demikian, Erikson juga ternyata sangat tertarik dengan bagaimana perkembangan dan pertumbuhan manusia yang juga dipengaruhi oleh "kontak" serta hubungan sosial.

Mari kita lihat lebih jelas terkait dengan latar belakang dan tahapan yang membentuk teori Erikson. Terdapat 8 stages dari teori Erikson, yaitu antara lain:

  • Stage 1: Trust vs Mistrust 
  • Stage 2:Autonomy vs Shame and Doubt 
  •  Stage 3:Initiative vs Guilt
  • Stage 4: Industry vs inferiority
  • Stage 5 : Identitiy vs confusion
  • Stage 6: Intimacy vs Isolation
  • Stage 7: Generativity vs Stagnation
  • Stage 8: Integrity vs Despair


Source : Very Well
Source : Very Well

Setiap tahap dalam teori Erikson dibangun berdasarkan tahap sebelumnya dan membuka jalan bagi periode perkembangan berikutnya. Di setiap tahap, Erikson percaya orang mengalami konflik yang berfungsi sebagai titik balik dalam perkembangan mereka. 

Teori Erikson dibagi menjadi beberapa tahap, yang masing-masing berkaitan dengan memperoleh kompetensi dalam bidang kehidupan tertentu. Seseorang akan memiliki rasa penguasaan jika tahapan dikelola dengan baik. Hal demikian disebut sebagai kekuatan ego atau kualitas ego. 

Jika tahapan tersebut tidak ditangani dengan baik, maka orang tersebut akan merasa tidak mampu dalam bidang perkembangan tersebut. 

Kunci utama dari teori Erikson adalah bahwa setiap individu pasti menghadapi konflik pada setiap tahapan perkembangan, baik itu nantinya akan berhasil atau tidak diselesaikan dalam tahap tersebut. 

Misalnya, seseorang, sebutlah tahap pertama Trust vs Mistrust. Contohnya, kualitas dalam mengasuh anak kecil dimana anak akan belajar memercayai dunia untuk memenuhi kebutuhannnya. Jika anak menghadapi konflik pada tahap tersebut dan konflik tersebut tidak terselesaikan, maka mereka memiliki masalah terkait kepercayaan juga pada tahap selanjutnya. Bagi Erikson, hal demikian merupakan tgahapan dimana values harus dipilih, keyakinan harus dipahami, dan eksplorasi diri. 

Jika nilai-nilai kita paksakan pada anak daripada mereka memilih sendiri nilai tersebut, maka nilai bersangkutan tidak dapat terinternalisasi dan aka nada kekurangan maknsa di kemudian hari. Oleh sebab itu, antara kedelapan tahapan yang telah disebutkan di atas harus seimbang antara satu dan yang lainnya.

Bagaimana aplikasi teori Erikson dalam pendidikan? 

Sejak lahir, seorang anak menciptakan "emotional repertoire" yang terkait dengan persepsinya tentang keselamatan dunianya. Ketakutan akan pengalaman baru yang  mereka hadapi bertarung dengan naluri eksplorasi yang mereka miliki, dan pemenangnya akan bergantung pada apakah seorang anak merasa aman atau tidak. 

Guru yang tahu bagaimana menerapkan perkembangan psikososial di kelas menciptakan lingkungan yang aman di mana setiap anak merasa dihargai dan nyaman mengeksplorasi pengetahuan serta hubungan baru daripada membiarkan rasa takut menghambat pembelajaran. 

Implikasi dari teori erickson adalah untuk memberikan pedoman tentang perbedaan perkembangan psikososial individu dan untuk mencegah masalah lebih lanjut dalam menghadapinya, serta untuk membangun metode yang tepat untuk menyelesaikannya jika mengganggu. Apa yang bisa kita lakukan sebagai guru dalam rangka mengimplementasikan teori Erikson ? 

  • Teori Erikson memperkuat bagaimana kita sebagai seorang guru terus-menerus perlu mengenali pengaruh konteks sosial dalam memahami siswa, diri kita sendiri, dan interaksi antara kita dengan siswa.
  • Erikson melihat orang-orang aktif dalam perkembangan mereka sendiri. Seperti halnya perkembangan kognitif, kita sebagai guru perlu menciptakan peluang bagi siswa dalam mengeksplorasi kembali tantangan psikososial yang mereka hadapi saat ini, serta tantangan yang pernah mereka hadapi sebelumnya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun