Hingga suatu hari, Firdaus hendak kabur. Germo itu mengancam dengan pisau namun lengan Firdaus lebih cekatan. Ia langsung menancapkannya dalam-dalam pada bagian leher dan dada Marzouk.
Dan Firdaus kembali ke jalanan, menyusuri tanah aspal tanpa tujuan. Hingga seorang lelaki dengan mobil mewah membuka pintu dan berhasil mengajaknya pergi dengan harga tinggi.Â
Namun, pangeran Arab itu tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa. Perempuan cantik dan terlihat lemah yang sanggup merenggut nyawa.
Setelah menikmati Firdaus, dengan tidak punya malu sang pangeran memanggil polisi. Ia ketakutan melihat Firdaus mencabik-cabik uang yang ia berikan. Inilah kata-kata terakhir dari Firdaus sebelum ia dipenjara.
Ia berkata kepada polisi, "Jangan biarkan ia bebas. Ia seorang penjahat, seorang pembunuh."
Dan mereka bertanya kepada saya, "Apakah yang ia katakan itu benar?"
"Saya seorang pembunuh, tetapi saya tidak melakukan kejahatan. Seperti kalian, saya hanya membunuh penjahat."
"Tetapi ia seorang pangeran, dan seorang pahlawan. Ia bukan penjahat."
"Bagi saya, perbuatan raja dan pangeran tidaklah lebih dari kejahatan, karena pendapatku berlainan dari kau."
"Kau adalah seorang penjahat," kata mereka, "dan ibumu penjahat."
"Ibuku bukan penjahat. Tak ada perempuan yang dapat menjadi penjahat. Untuk menjadi penjahat hanyalah lelaki."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!