Menjadi tua adalah hal yang tidak dapat dihindari. Karena itu banyak orang mempersiapkan hari tua mereka dengan cara berinvestasi secara keuangan agar ketika tiba usia pensiun mereka tetap mandiri. Beragam rencana dan impian sudah dipersiapkan.Â
Tentu semua itu dapat dinikmati bila kita panjang umur dan sehat. Sehat bukan hanya sehat fisik. Kesehatan mental juga saling berkaitan erat dengan kesehatan fisik. Â Pikiran yang tajam walau usia sudah menua akan meningkatkan kesehatan fisik dan kemampuan untuk merawat diri.
Karena itu, sejak usia produktif kita sudah harus mempersiapkan investasi untuk menjaga fungsi mental kita. Investasi untuk menjaga fungsi mental bahkan sebenarnya sudah harus dipersiapkan sejak seorang manusia masih di dalam kandungan.
Gangguan mental yang sering terjadi adalah demensia, yakni suatu kondisi penurunan fungsi intelektual yang cukup berat sehingga mengganggu aktivitas sosial dan professional. Demensia berbeda dengan pikun. Pikun adalah sekedar gangguan berupa lupa pada detail.Â
Demensia bermanifestasi sebagai hilang ingatan, sulit berkomunikasi, sulit mengerjakan tugas sehari-hari, gangguan perilaku, gangguan tidur, depresi, halusinasi.
Demensia dapat disebabkan oleh penyakit Alzheimer, gangguan pembuluh darah otak, penyakit Parkinson, tumor otak, dan lain-lain. Kebanyakan penyebab tersebut merupakan hasil akhir dari berbagai proses  yang mengganggu otak. Karena itu, gaya hidup sehat merupakan cara utama untuk menjaga fungsi kognitif hingga usia lanjut.
Berikut ini beberapa cara pencegahan demensia yang dapat kita lakukan sejak dini:
1. Asupan nutrisi
Pola makan tinggi asupan buah , sayur, dan ikan (seperti pada diet Mediterranean) dapat mencegah penurunan fungsi kognitif. Komponen nutrisi yang diperkirakan baik untuk menjaga fungsi kognitif antara lain asam lemak omega-3, vitamin B kompleks, vitamin E, ekstrak teh hijau, vitamin D, beta karoten.Â
Beberapa herbal telah diteliti memiliki kandungan yang bermanfaat untuk melindungi otak, seperti ekstrak kunyit, Ginkgo biloba, ekstrak pegagan (Centella asiatica), dan lain-lain.
2. Penanganan penyakit yang merusak pembuluh darah
Penyakit darah tinggi, diabetes, dan gangguan lemak darah (dislipidemia) merupakan faktor risiko terjadinya penyakit serebrovaskuler. Mencegah dan menangani penyakit tersebut berarti mencegah demensia terjadi.
3. Olahraga
Olahraga baik aerobik maupun olahraga resistensi terbukti meningkatkan produksi faktor pertumbuhan dan transimisi sinyal saraf, meningkatkan pertumbuhan pembuluh darah dan aliran darah otak. Olah raga juga mengurangi proses peradangan daan merangsang peningkatan fungsi otak.
4. Kurangi tingkat stress
Stres terutama stress yang terjadi dalam jangka waktu lama akan menurunkan fungsi kognitif, dan berdampak secara jangka panjang walaupun paparan stressor telah selesai. Stres menyebabkan penimbunan zat protein abnormal yang merusak otak , meningkatkan proses peradangan di otak, menekan kemampuan adaptasi otak, dan mengubah struktur otak.
5. Atasi dan cegah depresi
Depresi menyebabkan tekanan pada fungsi kognitif yang menetap walaupun episode depresi telah berlalu. Kita harus sebaiknya mampu mengenali gejala depresi pada diri kita maupun orang lain dan menanganinya hingga tuntas, bila perlu sampai mencari pertolongan professional.
6. Tingkatkan cadangan kognitif
Otak yang memiliki cadangan kognitif yang besar akan lebih lambat mengalami demensia. Cadangan kognitif dapat diperoleh dengan menjaga otak tetap aktif, mempelajari keterampilan baru, dan aktif secara sosial.
7. Menghindari rokok dan  alkohol
Sebagai kesimpulan,  siapkanlah masa tua kita sejak sekarang. Bekerjalah seperlunya agar dapat hidup sejahtera, menabunglah untuk hari tua. Nikmatilah hidup dengan gaya  hidup sehat dan hindarilah stress. Dan jangan berhenti mengembangkan diri. Bila Tuhan mengizinkan, kita akan menjadi lansia yang menua dengan indah.