Mohon tunggu...
Eva Armeilita
Eva Armeilita Mohon Tunggu... -

Hi, I am Eva. I 'm seventeen years old now. My hobbies are reading, writing, listening to music and dancing. Here I want to sharpen my knowledge and try to develop my ability. Please help me to verify and develop my idea. Thank you :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Calon Desainer Grafis Suka Meninggalkan Kota Malang untuk Menitih Karier

8 April 2016   19:35 Diperbarui: 15 April 2016   09:55 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

         Bagi seorang desainer grafis, lingkungan yang kondusif sangat membantu dalam hal ide-ide maupun rasa aman dan nyaman dalam berkarya. Namun, hingga sekarang banyak perusahaan yang meremehkan pentingnya lingkungan kondusif, khususnya bagi seorang desainer grafis. Padahal suasana kondusif yang hangat seperti budaya saling menghargai dan saling mendukung satu sama lain dapat menciptakan rangsangan kinerja otak sehingga seseorang mampu menghasilkan sebuah karya yang baik. Ada beberapa alasan mengapa lingkungan kerja terkesan menjemukan bagi desainer grafis, seperti fasilitas yang kurang memadai dan kurangnya penghargaan atas hasil karya.

       Di zaman yang serba maju sekarang ini menuntut para desainer untuk melakukan inovasi-inovasi desain sesuai perkembangan zaman. Hal tersebut tidak lepas dari fasilitas-fasilitas desain yang seharusnya mendukung desainer untuk terus berkembang, dan ini tidaklah murah. Seperti hukum alam, desainer yang tidak dapat lolos dari seleksi alam biasanya mudah tersingkir. Seorang desainer haruslah memiliki beberapa peralatan desain yang mendukung, khususnya software desain yang berlisensi kuat.

           Seperti yang diketahui, software yang memiliki lisensi yang kuat memiliki harga yang cukup mahal. Sehingga biasanya orang-orang atau usaha-usaha kecil memilih untuk menggunakan software bajakan. “Kan nggak ada yang tahu kalo kita desainnya pake software bajakan. Kita ‘kan freelance”, celetuk dari seorang teman. Baik seorang desainer freelance atau bukan – seharusnya memperhatikan lisensi software yang digunakan untuk jangka panjang.

          Bila suatu waktu software bajakan ini ketahuan maka perusahaan/usaha atau desainer itu harus bertanggung jawab dengan membayar royalti dari software tersebut. Bagi sebuah perusahaan besar, membayar royalti mungkin adalah suatu hal yang sepele. Namun, bagi usaha kecil/menengah atau desainer yang gajinya pas-pasan – itu bukan hal yang sepele karena harus membayar jutaan rupiah hanya untuk sebuah kesalahan. Hingga akhirnya, dampak usaha kecil/menengah atau desainer tersebut berujung pada kebangkrutan.

              Alasan lain lingkungan kerja terkesan menjemukan adalah kurangnya penghargaan atas hasil karya. Berdasarkan Teori Hierarki Kebutuhan, Maslow menggambarkan sebuah realitas berdasarkan pengalaman pribadi. Teori ini mengemukakan bahwa setiap orang memiliki tingkatannya sendiri – yang kemudian disusun menjadi 5 tingkat kebutuhan dasar. Teori kepribadian ini telah mempengaruhi beberapa bidang ilmu berbeda.

            Kebutuhan fisiologis (kebutuhan biologis) merupakan kebutuhan pertama yang terdiri dari oksigen, makanan, minuman, dan sebagainya. Bila kebutuhan fisiologi terpenuhi, maka kebutuhan keamanan mulai aktif. Setelah keamanan dan kesejahteraan terpenuhi, maka rasa cinta, kasih sayang dan kepemilikan akan muncul. Menurut Maslow, orang-orang akan mencari ini untuk mengatasi rasa kesepian dan terasing. Bila ketiga kebutuhan dasar terpenuhi, maka harga diri muncul. Setiap orang memiliki keinginan untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain. Ketika kebutuhan ini terpenuhi, orang akan merasa percaya diri dan merasa dihargai. Yang terakhir, aktualisasi diri lahir dari kesadaran diri seseorang. Pada tingkatan ini seseorang akan mengetahui dengan sendirinya “apa yang ingin ia lakukan”.

            Untuk menjadi seorang yang paham aktualisasi diri harus memenuhi kelima kebutuhan dasar tersebut, tidak terkecuali seorang desainer grafis. Aktualisasi diri adalah sebuah proses menjadi diri sendiri dengan menggali potensi-potensi yang ada di dalam diri. Seorang yang paham aktualisasi dirinya memiliki kepribadian yang kuat, dapat bersosialisasi yang baik, kreatif, dapat membedakan sasaran dan tujuan, bertanggung jawab dengan tugas yang diemban dan mandiri. Pada akhirnya, penghargaan atas hasil karya ini dibutuhkan seorang desainer sehinga mereka merasa percaya diri dan merasa dihargai dan mampu mengaktualisasikan diri lewat karya-karya yang diciptakannya.

Upah Seorang Desainer Grafis

            Berdasarkan web di atas, telah dijelaskan bahwa UMK dan UMR ditentukan oleh masing-masing pemerintah daerah tersebut. Berikut ini adalah diagram UMK 6 kota yang biasa disinggahi desainer grafis tahun 2015.

            Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa UMK Malang berada di peringkat keempat setelah Jakarta, Surabaya dan Bandung. Ini termasuk data yang mengejutkan karena UMK Malang lebih tinggi daripada Semarang dan Yogyakarta padahal di kedua kota tersebut sering menjadi incaran desainer grafis daripada Kota Malang. UMK Malang lebih tinggi namun faktanya ada beberapa orang atau perusahaan yang memberikan upah kurang dari UMK.

            Jadi, apakah akar permasalahannya dan bagaimana solusi yang jitu untuk permasalahan tersebut? Bedasarkan analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa alasan calon desainer grafis suka untuk menitih karier di luar Kota Malang ialah institusi pendidikan lanjutan terbatas dan letaknya kurang pas, kurangnya fasilitas pendukung bagi desainer untuk berkarya, kebutuhan dasar yang belum terpenuhi dan upah yang tidak diberikan sesuai dengan standar UMK. Dalam hal ini seharusnya ada campur tangan pemerintah terkait upah/gaji untuk desainer grafis dan pendirian beberapa lembaga institusi program pancasarjana bagi desainer. Selain itu, semua orang juga ikut ambil bagian dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dengan mengubah cara berpikir tentang desain grafis dan desainer grafis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun