Di sisi lain, tes pilihan ganda (multiple choice item test) merupakan salah satu jenis tes objektif.Â
Tes pilihan ganda, menurut Sudijono (2017), merupakan tes yang terdiri dari pertanyaan atau penyataan yang bersifat belum selesai, dan untuk menyelesaikannya harus dipilih salah satu atau lebih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disampaikan pada masing-masing butir soal. Â
Tes pilihan ganda mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari tes ini adalah:
- Mempunyai cakupan materi yang lebih luas dibandingkan dnegan pilihan soal lainnya,
- Guru dapat mengukur berbagai ranah kognitif, dimulai dari tahapan yang paling sederhana (C1) sampai yang paling rumit (C6),
- Dapat diimplementasikan dalam ujian dengan jumlah siswa yang banyak,
- Memiliki tingkat objektivitas yang tinggi dibanding dengan jenis tes uraian,
- Lebih mudah dan cepat dalam melaksanakan penialian, dan
- Memiliki tingkat reabilitas yang lebih tinggi dibanding dengan tes uraian,
Selain kelebihan, terdapat beberapa kelemahan dari tes pilihan ganda, di antaranya:
- Tidak dapat diimplementasikan untuk mengukur kemampuan verbal,
- Membuka peluang siswa dalam menerka-nerka jawaban,
- Siswa tidak memiliki kebebasan untuk menyampaikan argumentasi, mengekspresikan gagasan, dan mengorganisasi menjadi suatu kalimat,
- Membutuhkan waktu yang relatif lama untuk merancang soal yang benar-benar berkualitas, dan
- Memiliki kesulitan dalam menetapkan alternatif jawaban yang homogen dan logis.
Setelah mengetahui pengertian tes uraian dengan pendekatan open-ended dan tes pilihan ganda dengan kelebihan serta kekurangannya, maka dapat dilihat bahwa pernyataan dari Maudy Ayunda dapat disetujui dan tidak dapat disetujui.Â
Dalam melalukan evaluasi pembelajaran, guru harus melaksanakan segala rangkaian agar evaluasi pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik.Â
Guru harus mempertimbangkan pemilihan tes yang akan diberikan kepada siswa. Hal yang perlu diperhatikan atau dipertimbangkan salah satunya adalah komponen pendidikan yang terdiri dari guru, siswa, dan sarana prasarana.Â
Dengan memperhatikan komponen pendidikan tersebut, guru dapat menentukan jenis tes yang akan dibuatnya dengan mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan dari tiap jenis tes yang ada.
Guru harus memperhatikan kompetensinya sebagai pendidik, apakah ia sanggup dalam membuat tes open-ended dan memberikan penilaian serta pemahaman materi sebelum dilaksanakannya evaluasi pembelajaran tersebut.Â
Guru harus memperhatikan tingkat kemampuan siswa-siswanya dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga guru dapat memilih instrumen tes yang tepat.Â