Mohon tunggu...
Eva Nurmayanti
Eva Nurmayanti Mohon Tunggu... Guru - Sebaik baiknya profesi adalah guru, yang ketika tiada maka amalnya akan terus mengalir

Menulis adalah bagian dari jati diri seseorang, dan menulis adalah salah satu cara untuk mengekspresikan diri

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sakitku karena Dia

11 Maret 2022   14:50 Diperbarui: 11 Maret 2022   15:00 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sudah ma, ini adalah takdir mama yg Allah berikan. Mama harus bisa menerimanya" ucap May menghibur Bu nur.

"Ayo ma Kita pulang, ga enak di lihat sama orang lain" sambung clau.

Sudah seminggu Bu nur di tinggalkan oleh pa Aes, peristiwa malam itu belum bisa hilang di ingatan Bu nur , hari ini Bu nur akan pergi ke sawah berharap ia akan bisa melupakan apa yg telah terjadi. 

" May , mamah mau ke sawah dulu jaga rumah baik baik ya ". Ucap Bu nur sambil membawa bekal untuk makan siang di sana.

"Ma klo menurutku, mama ga usah dulu pergi ke sawah pikiran mama belum tenang aku takut terjadi apa apa nanti " ucap May 

"Udah ga usah khawatir mama tidak apa apa ko " jawab Bu nur sambil berlalu pergi.

6 jam sudah Bu nur berada di sawah. Clau dan Vidi merasa khawatir karna sudah jam 3 Bu nur belum juga pulang. Vidi berniat untuk menjemputnya, tapi tiba tiba terlihat dari kejauhan beberapa orang berjalan menuju rumahnya dengan mengangkat tandu yg ditiduri oleh seseorang yg belum jelas siapa.

"Mamaaaaa..."teriak clau. 

Setelah tandu itu mendekat ternyata benar seseorang yang di bopong oleh tandu itu adalah Bu nur. 

Bu nur yang sudah tidak berdaya, tangan dan kaki sebelah kanannya tidak bisa ia gerakan mulutnya yang ingin berkata seperti berat untuk di gerakkan juga, hanya matanya yang sanggup ia buka. 

Pecahlah tangisan ke tiga anaknya melihat keadaan Bu nur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun