Mohon tunggu...
Nurifah
Nurifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Mempunyai hobi menulis dan menggambar sejak kecil, membuatnya ingin bercita-cita sebagai jurnalis dan illustrator.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peluang dan Tantangan Bisnis di Sekitar Pantai Barat Pangandaran: Suara Inspiratif dari Para Pelaku Usaha

28 Desember 2023   15:00 Diperbarui: 28 Desember 2023   15:04 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini adalah suasana Pantai Barat Pangandaran, foto ini di ambil oleh rekan penulis, yaitu Dodi Refanli

Kendala yang dihadapinya adalah ketika pandemi datang. Sudirjo mengalami kendala signifikan dalam menjalankan hobinya sebagai fotografer karena penutupan objek wisata. Situasi tersebut memaksanya untuk berhenti sejenak dari dunia fotografi yang ia tekuni.

Untungnya, sejak pandemi belum melanda, sang istri memiliki usaha berjualan makanan di kantin sekolah, yang menjadi sumber penghasilan tambahan bagi keluarga dan membantu finansial di tengah masa sulit itu.

Jadi, meskipun berhenti sementara dari dunia fotografi , Sudirjo menemukan kekuatan dan solusi dalam usaha keluarganya untuk tetap berdiri di tengah tantangan yang dihadapi. Karena istrinya yang memiliki kantin sekolah menjadi penopang utama keluarga.

Cuaca bukan hambatan

Sementara itu, di tengah tantangan yang dihadapi Sudirjo, ada cerita menarik dari penjual di sekitar pantai barat lainnya. Satisah (50) dan Sariah (56), seorang penjual asongan yang meski dihadapkan pada situasi sulit, menemukan cara untuk terus bertahan dan berinovasi.

Mereka tetap berusaha bertahan dari tantangan yang mereka lewati. Kisah inspiratif mereka mencerminkan semangat pantang menyerah. Di sisi lain, dalam menjalankan usaha mereka, keduanya tidak terpengaruh oleh cuaca, bahkan pada musim hujan sekalipun.

Pada musim hujan pun, mereka tetap berjualan dengan menggunakan jas hujan sebagai perlindungan. “Hujan bukan kendala kita untuk terus berjualan dan mencari pelanggan,” ujar Satisah.

Dalam semangat yang sama, mereka tak pernah putus asa, berjualan dengan tekun setiap hari. Dari mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Bagi mereka tetap berjualan adalah suatu keputusan tanpa syarat, selama badan masih sehat.

Sariah juga berkata, dagangannya mau laku atau tidak tetap berjualan setiap hari, karena itu sudah menjadi rutinitasnya demi membantu menghidupi perekonomian keluarga.

Satisah adalah penjual ikan asin atau jambal roti, sementara Sariah penjual kopi keliling. Keduanya telah berjualan selama bertahun-tahun di pantai barat ini. Membuat mereka mempunyai banyak pengalaman dan mengerti karakteristik konsumen.

Menurutnya, jambal roti menjadi favorit utama di kalangan wisatawan, karena itu merupakan makanan khas Pangandaran. Bukan hanya sekedar hidangan lokal, melainkan simbol kuliner yang tak tergantikan.

Kelezatan dan keunikan cita rasa jambal roti menjadikan pilihan utama yang selalu dinikmati oleh para wisatawan yang berkunjung ke daerah wisata Pangandaran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun