Mohon tunggu...
Eunike Pakiding
Eunike Pakiding Mohon Tunggu... Administrasi - Kuli Kopi yang Suka Menulis

Ingat, Pena lebih kuat dari Pedang || Calamus gladio fortior

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Mengatur Keuangan di Tengah Tuntutan Upacara Adat Toraja?

21 Juni 2017   13:49 Diperbarui: 20 Juli 2017   14:35 8549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkaca kembali dari pengalaman hidup di lingkungan orang Toraja ternyata tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sebagaimana yang public ketahui bahwa OrangToraja apabila mengadakan sebuah Ritual adat (pesta adat) entah itu Rambu Solo' (Upacara Kematian) atau Rambu Tuka' (Upacara Syukuran), pengeluaran bisa mencapai milyaran rupiah. 

Coba bayangkan saja untuk satu Upacara Kematian bisa memakan waktu sekitar seminggu bahkan lebih. Tiap hari selalu ada pemotongan hewan baik kerbau, babi yang bukan hanya satu ekor saja,tapi hingga ratusan kerbau. Coba anda kalkulasikan sendiri harga satu ekor kerbau yang layak di potong di tengah upacara adat. Kerbau harus gemuk, besar, kulitnya bagus, tanduknya bagus, tanda-tanda yang lain di sekitar tubuh kerbau harus bagus dengan kata lain Hewan yang di kurbankan harus yang terbaik. 

Orang Toraja mah malu mau menyumbang kerbau jika tidak layak di potong jadi yang di korbankan harus yang besar. Hitung aja ya, kalau kerbau besar dan kualitasnya bagus bisa kena budget berapa sih per ekornya? Ya, sekitar 50jt keatas jadi tinggal di kali saja 50jt X Minimal 100 kerbau. Ini baru kerbau ya.. belum yang lainnya.

Kerbau Belang Toraja (Tedong Bonga) harganya mencapai milyaran rupiah per ekornya/Sumber Gambar: torajaparadise
Kerbau Belang Toraja (Tedong Bonga) harganya mencapai milyaran rupiah per ekornya/Sumber Gambar: torajaparadise
Bahkan sebulan sebelum Upacara adat berlangsung, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan keluarga seperti pembuatan pondok-pondok untuk upacara adat sehingga pengeluaran keuangan sudah tercatat sejak persiapan itu. Tidak mungkinkan Masyarakat yang datang membantu tidak diberi jamuan makan? Paling tidak dalam sehari keluarga harus memotong babi seekor atau 2 ekor untuk jamuan makan masyarakat yang datang membantu keluarga membuat pondok. 

Pembuatan pondok pun bukan hanya sehari saja tapi bisa sampai  berminggu-minggu karena pondok yang di buat banyak belum lagi dekorasi lain sekitar area upacara. Makanya daerah lain kadang bingung melihat Budaya Orang Toraja mereka ada yang mengatakan "Orang Toraja Beda Ya, Mereka Hidup untuk Mengumpulkan Uang Untuk Orang Mati" Ya begitulah Budaya Toraja, Walaupun Kita melihatnya sangat Berat, tapi bagi mereka sendiri inilah keharusan yang tidak boleh jika tidak dilaksanakan, karena seluruh rumpun keluarga akan saling bahu membahu untuk menutupi biaya dalam setiap upacara adat ini.

Pondok-Pondok Ketika Upacara Adat/Sumber Gambar: wordpress.com
Pondok-Pondok Ketika Upacara Adat/Sumber Gambar: wordpress.com
Anda yang lahir dari keturunan Orang Toraja atau Besar dalam Keluarga Orang Toraja, pasti sudah paham dengan keadaan kita Orang Toraja. Nah, Orang Toraja tidak semuanya hidup Kaya, Berduit atau berkelimpahan. Tapi untuk ikut ambil bagian dalam Upacara Adat tidak ada pembatasan status sosial. Dulu, mungkin hanya di peruntukkan bagi Kalangan "Puang" (Bangsawan) karena dulu kan yang sanggup dari segi Financial cuman dari kalangan itu saja tapi sekarang? 

Posisinya lebih kepada Status Sosialnya nanti di Masyarakat. Jika dia bukan dari Kalangan Puang jika mampu untuk melakukan Upacara Adat kenapa tidak? Bahkan ini sudah mulai menjamur di Masyarakat Kecil Toraja. Upacara Adat Toraja sekarang ini, Posisinya sudah Menjadi sebuah "KEHARUSAN" rakyat kecil juga sudah mulai malu jika tidak membawa hewan saat  ada keluarganya yang di Upacarakan "Male Tongkon"bahkan ada yang sampai meminjam uang agar bisa ikut hadir membawa rombongan dalam Upacara Adat Tersebut.

Sebagaimana dalam Budaya kita orang Toraja, ketika kita membawa hewan untuk Sanak keluarga kita yang melakukan Upacara Adat, esok lusa jika kita juga melakukan Upacara Adat maka mereka juga akan melakukan hal yang sama. Mengembalikan hewan yang kita bawa kepada mereka. Jadi siklus hutang berputar ya... mereka menganggap pemberian sanak keluarga kepada mereka adalah sebuah Hutang yang esok lusa harus di kembalikan. 

Saya pernah mendengar bisikan seperti ini saat menghadiri Upacara Adat sanak keluarga. Beliau mengatakan begini " Waktu Bapaknya Si A meninggal, kami sekeluarga membawa Kerbau Besar saat upacara adatnya berlangsung, mengapa saat bapak kami yang di Upacarakan Kerbau yang dibawah Kecil?" ada protes kecil dari keluarga jika apa yang mereka berikan, dikembalikan tidak sebanding dengan yang mereka bawa. Nah bagaimana jika tidak di kembalikan? Disitulah Kebudayaan Toraja dianggap sebagai suatu keharusan. Bukan karena Orang Toraja pelit, banyak hitung-hitungan, tapi itulah budaya mereka mengembalikan lebih sebagai bentuk trima kasihnya bahwa dulu sudah mau "ditengok" saat keluarga mereka dalam kedukaan.

 Melihat kembali Tuntutan Budaya Toraja sekarang ini, terlihat sangat membebankan bagi sebagian masyarakat yang keuangannya pas-pasan. Tidak ikut upacara adat kita malu, Bahkan jika ikut upacara pun dengan membawa hewan kecil lebih memalukan lagi, terus kita harus bagaimana kasihan? Apalagi jika kabar tentang Upacara adat keluarga tiba-tiba datang kepada kita, sementara pada saat itu keuangan kita lagi krisis, makanya banyak yang mengambil jalan keluar dengan meminjam. Bagaimana jika sering-sering ada Upacara Adat? Apa kita akan ngutang terus? Nah, Bapak/Ibu/ Sdr(i)berikut tips yang coba saya susun tentang Bagaimana mengatur keuangan di tengah tuntutan Pesta Adat Toraja yang tidak bisa di tinggalkan:

Sumber Gambar: SA Learnerships
Sumber Gambar: SA Learnerships
1. Mulailah dari sekarang membuat Rencana Pengeluaran

Anda bisa mencatat di selembar kertas, atau di agenda anda tentang Rencana pengeluaran anda tiap bulannya bisa didiskusikan bersama suami dan anak-anak. Jika anda punya penghasilan tetap ini sangat membantu mengarahkan penghasilan agar  tepat pada sasarannya. Buat prioritas mana yang harus di dahulukan. Apalagi jika anda sebagai orang tua, pasti selain kebutuhan sehari-hari anda juga memikirkan pendidikan anak-anak bukan? Jadi mulailah sekarang buat rencana pengeluaran, pisahkan prioritas dengan kebutuhan tambahan atau yang menyusul.

2. Perlihatkan Rencana Pengeluaran tersebut kepada Anak-Anak

Ini bertujuan agar anak-anak tahu bahwa mama-papanya sudah mengatur rencana pengeluaran dalam sebulan, sehingga anak tahu memposisikan dirinya "kita harus berhemat", bahwa jika ingin meminta lebih lagi akan merusak rencana yang sudah disepakati bersama kecuali jika ada permintaan mendesak yang tergolong dalam daftar yang harus diprioritaskan, maka orang tua tidak mungkin menolak.

3. Selalu sisihkan penghasilan

Ini pasti sudah muthlak dilakukan oleh setiap orang tua untuk menyisihkan setiap penghasilannya untuk di tabung. Waktu yang tepat adalah ketika baru menerima gaji, sisihkan lebih dahulu sebelum dipakai untuk membeli kebutuhan lain. Jika kita mengatakan nanti sisanya saya tabung, kalau uang mah tidak ada sisanya. Jadi control setir keuangan anda diawal.

4. Lebih baiknya Buat 2 (Dua) Rekening terpisah untuk menabung

Alangkah lebih bagusnya, jika kita membuat 2 rekening terpisah untuk menabung. (1) Rekening untuk Masa depan Kita dan Anak-Anak, (2) Rekening untuk Kebutuhan Pesta Adat Toraja dan Kebutuhan Tambahan lainnya. Setiap menyisihkan uang untuk tabungan, bisa diberi perbandingan 3:1. Perbandingan 3 untuk ke rekening 1 dan perbandingan 1 untuk ke rekening 2. Jadi tidak usah banyak-banyaklah untuk ke rekening pesta adat tapi setidaknya anda punya tabungan khusus untuk itu. Biar jika ada panggilan mendesak anda tidak ngutang lagi untuk membiayai Upacara Adat.

5. Jangan Mengaduk Kedua Rekening Tersebut

Pastikan jika ada kebutuhan mendadak, anda mengambil uang sesuai tujuan awal anda membuat 2 rekening.  Jangan mengaduk keduanya. Artinya seperti ini, Jika kebutuhan mendadak itu adalah untuk Pesta Adat, jangan mengambil uang dari rekening Masa depan. Ini akan merusak manajemen keuangan yang sudah anda rancang. Ini sama saja anda Korupsi, tidak apa-apa ya pakai kata itu biar ada sedikit cambuk untuk kita ingat.

6. Bedakan mana kebutuhan, mana keinginan

Jika dalam melaksanakan rencana keuangan anda, kemudian ada sesuatu yang anda anggap mendadak. Jangan langsung di tepati. Kenali dulu, itu kebutuhan atau keinginan. Walaupun mendadak tapi tidak terlalu penting, lebih baik batalkan saja. Siapa tahu esok hari ada kebutuhan yang lebih mendadak lagi ? Gimana?

7. Jika Ada Panggilan ke Upacara Adat, Diskusikan dengan Keluarga yang lain

Jika ada panggilan untuk hadir dalam upacara Adat Toraja, boleh anda mendiskusikan bersama sanak saudara tentang rencana tersebut. Apalagi jika membawa nama orang tua, tidak mungkin beban biaya untuk menghadiri upacara tersebut anda tanggung sendiri, pasti harus bahu membahu dengan saudara-saudara yang lain.

8. Jangan Paksakan, Jika memang Tidak Ada

Anda pasti yang paling mengerti keuangan anda. jadi,  jika memang betul tidak ada biaya, jangan di paksakan. Boleh saja anda berhutang kepada orang lain, dengan catatan: anda sanggup melunasinya sebelum pesta adat berikutnya. Budayakan malu tampil Kaya padahal itu membebankan. Tapi jika anda masih sanggup, lakukanlah...!!!

9. Lakukan Evaluasi tiap akhir bulan bersama keluarga

Ini langkah terakhir agar anda tahu bagaimana perkembangan keuangan anda. Apakah baik-baik saja, apa malah terpuruk. Jadi anda bisa ambil langkah baru di perencanaan awal bulan.

Nah, itulah 9 Poin tentang Bagaimana mengatur keuangan di tengah tuntutan Pesta Adat Toraja yang tidak bisa di tinggalkan. Berangkat dari keprihatinan saya, Jangan sampai kepada pesta adat kita selalu mampu tapi jika untuk pendidikan anak-anak kita bersungut-sungut. Jadi sekarang kita mulai belajar Manajemen keuangan VS Tuntunan Adat. Semua punya porsi masing-masing. Jadi mulailah dari sekarang mengelolah keuangan dengan baik, jangan sampai"Yang Bermakna Justru Terlepas Dari Genggaman Kita" 

Saya terinspirasi pada satu Situs JENIUS ada Aplikasi androidnya juga bisa download di playstore "Jenius" ini mungkin bisa membantu anda agar Bisa Mengelolah keuangan anda dengan mudah, cerdas dan aman. Semoga nanti jaringannya bisa diperluas tidak hanya di Jabodetabek tapi juga nanti ada di Sulawesi. Jenius adalah Tabungan dalam Smartphone dimana kita dapat mengelola keuangan dengan nyaman kapanpun dan di mana pun hanya dari smartphone. Boleh anda kunjungi langsung situsnya, baca artikel-artikelnya karena lebih banyak mengulas "Financial Management" setidaknya memberi pencerahan kepada kita semua. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun