Mohon tunggu...
Eunike Pakiding
Eunike Pakiding Mohon Tunggu... Administrasi - Kuli Kopi yang Suka Menulis

Ingat, Pena lebih kuat dari Pedang || Calamus gladio fortior

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Toraja Ternyata Harus Ada Budaya Lain Selain Budaya Toraja

9 Juni 2017   13:44 Diperbarui: 9 Juni 2017   14:05 2045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya/bu·da·ya/ n1 pikiran; akal budi: hasil --;2 adat istiadat: menyelidiki bahasa dan --;3 sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab, maju): jiwa yang --;4cak sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah;

Jadi, Saya bisa menyimpulkan dengan Singkat, Budaya adalah Cara Hidup yang diyakini, dan dianut oleh sekelompok Orang yang hidup berdampingan dalam satu wilayah tertentu.

Terus Bagaimana denga Budaya Toraja?

 Berdasarkan Sejarah, Pemberian Nama Toraja ada dalam Bebera Versi:

Pertama, Toraja berasal dari Bahasa Bugis “To Riaja” yang Artinya: “Orang yang berdiam di Negeri Atas”. Kedua, Toraja berasal dari Bahasa Luwu “To Riajang” yang Artinya: “Orang yang berdiam di Sebelah Barat”. Ketiga, Toraja berasal dari Kata To (artinya Orang) Raya (dari kata dasar Maraya yang artinya Besar) maka secara keseluruhan diartikan “Orang-Orang Besar ” (singkatnya:bangsawan). Keempat,Toraja Berasal dari Kata To (artinya Orang) dan Raja, makanya banyak yang memberi istilah bahwa Toraja adalah Negeri Para Raja.

Menyimpulkan kedua kata “BUDAYA TORAJA” adalah Cara Hidup, Cara Pandang yang dianut dan diyakini oleh Masyarakat Toraja. Terlalu panjang jika kita mau membahas satu persatu tentang Budaya Toraja tapi satu yang menjadi daya tarik adalah soal Upacara Adatnya “Rambu Solo’ “ dan “Rambu Tuka’ “.

Rambu Solo adalah Upacara Kematian Masyarakat Toraja, berbagai ritual adat dilaksanakan selama Upacara itu Berlangsung. Misalnya pembuatan pondok, pemotongan ratusan hewan seperti babi dan kerbau yang harganya mencapai ratusan juta bahkan sampai milyaran karena menurut kepercayaan masyarakat Toraja hewan-hewan inilah yang mengantar Arwah orang yang sudah meninggal ke Alam “Puya” (tempat orang mati berkumpul) semakin banyak hewan yang dipotong, semakin banyak yang mengantar Arwah sehingga lebih dimudahkan jalannya.Tapi seiring berjalannya waktu, Upacara Rambu Solo’ ini bukan lagi berbicara soal Pengantaran Arwah tapi lebih kepada Prestise Keluarga (STATUS SOSIAL). Dan sekarang posisinya hanya kepada yang mampu saja(Kalangan Puang atau yang Berduit), tidak memaksakan jika tidak mampu. Tapi menjadi suatu keharusan upacara itu di laksanakan.

UPACARA RAMBU SOLO'/Sumber Gambar: Toraja Paradise
UPACARA RAMBU SOLO'/Sumber Gambar: Toraja Paradise
Kemudian, Rambu Tuka’ adalah Upacara Syukuran Masyarakat Toraja seperti Pernikahan, syukuran rumah (mangrara banua/tongkonan) Pemotongan Hewan masih dilakukan tapi sudah tidak sebanyak saat upacara kematian.

UPACARA RAMBU TUKA'/Sumber Gambar: Kumpulanliriklagutoraja
UPACARA RAMBU TUKA'/Sumber Gambar: Kumpulanliriklagutoraja
Nah kedua budaya itu adalah sebagian kecil dari contoh Budaya yang ada di Toraja, dan tidak terlepas dari kehidupan masyarakat Toraja, sebagaimana keberadaan budaya akan menjadi suatu kebiasaan yang diyakini oleh penganutnya sama seperti Budaya Toraja Sendiri.

Satu yang Pasti bahwa Budaya ada dalam satu  lingkaran Besar. Lingkaran besar itu adalah Alam. Tidak akan bisa Budaya itu berjalan dan berkembang tanpa ada Alam. Di Indonesia saja, Kondisi alamnya pun berbeda-beda, ada Pegunungan, Pesisir Pantai, Ada Perkotaan. Tentunya Kondisi alam itu sangat mempengaruhi Budaya itu sendiri walaupun terdapat sedikit perbedaan lebih kepada sudut pandang lain soal Gaya Hidup (Life Style). Apalagi untuk Indonesia? Yang terdiri dari banyak suku dengan kebudayaan yang berbeda-beda.

Tahun 2010 saja, berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik, Terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau tepatnya 1.340 suku bangsa di Indonesia. Ini tahun 2010 loh, sekarang sudah 2017 jadi coba bayangkan saja, jika kita mau menghitung lagi jumlah manusianya, aktivitas-aktivitasnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun