Secara tidak langsung Labrak Bisa dikategorikan Kegiatan Persekusi yang banyak ditemui dikalangan Anak. Kita baru saja mengenal kata PERSEKUSI yang dilakukan oleh Ormas-ormas, tapi kegiatan-kegiatan persekusi sebenarnya telah lama menjamur dikalangan kita, “LABRAK” salah satu contohnya.
Bagaimana Sekolah/Kampus ikut terlibat mengurangi Persekusi? Jika Aksi main “LABRAK” oleh kakak kelas terjadi disekolah, tepatnya Si Anak kita damaikan lewat Konseling. Semua sekolah sekarang memiliki Guru Konseling bahkan disediakan Khusus Ruangan untuk mendidik Anak yang terlibat masalah di sekolah. Dimana sekolah berperan? Pertama, mengetahui masalah keduanya, lalu memberi solusi kemudian mendamaikan dan jika terulang lagi diluar sekolah, ada sanksi yang lebih tegas. Ini mungkin bisa mengurangi Bibit-bibit Persekusi untuk Tumbuh lebih subur lagi.
Pesan terakhir untuk mereka yang melakukan Persekusi, jika kamu marah Tokoh PanutanMu dijelek-jelekkan, Bertindaklah sebagai WARGA NEGARA YANG BAIK. Apa Tokoh Panutanmu mengajarkan untuk Main Keroyokan Sendiri? Apa Organisasimu hanya seputar menghakimi sesamamu manusia? Tidak kan? Jadi Berorganisasilah dengan Sehat. Apa yang kamu tunjukkan pada publik adalah cerminan Organisasimu. satu tindakan ini saja, dapat merusak nama baik organisasi di mata publik. Jadi, STOP PERSEKUSI… Karena Kita sama-sama manusia yang tahu dan kenal akan KASIH. Kita Pun Hidup di Negara Hukum, Biar Hukum yang memproses jika itu salah.