Mohon tunggu...
Eunike Pakiding
Eunike Pakiding Mohon Tunggu... Administrasi - Kuli Kopi yang Suka Menulis

Ingat, Pena lebih kuat dari Pedang || Calamus gladio fortior

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

'Labrak' Merupakan Persekusi yang Lebih Sederhana di Kalangan Kakak Kelas

5 Juni 2017   12:52 Diperbarui: 5 Juni 2017   13:11 1015
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI/Sumber gambar: wiseGEEK

Secara tidak langsung Labrak Bisa dikategorikan Kegiatan Persekusi yang banyak ditemui dikalangan Anak. Kita baru saja mengenal kata PERSEKUSI yang dilakukan oleh Ormas-ormas, tapi kegiatan-kegiatan persekusi sebenarnya telah lama menjamur dikalangan kita, “LABRAK” salah satu contohnya.

Bagaimana Sekolah/Kampus ikut terlibat mengurangi Persekusi? Jika Aksi main “LABRAK” oleh kakak kelas terjadi disekolah, tepatnya Si Anak kita damaikan lewat Konseling. Semua sekolah sekarang memiliki Guru Konseling bahkan disediakan Khusus Ruangan untuk mendidik Anak yang terlibat masalah di sekolah. Dimana sekolah berperan? Pertama, mengetahui masalah keduanya, lalu memberi solusi kemudian mendamaikan dan jika terulang lagi diluar sekolah, ada sanksi yang lebih tegas. Ini mungkin bisa mengurangi Bibit-bibit Persekusi untuk Tumbuh lebih subur lagi.

Pesan terakhir untuk mereka yang melakukan Persekusi, jika kamu marah Tokoh PanutanMu dijelek-jelekkan, Bertindaklah sebagai WARGA NEGARA YANG BAIK. Apa Tokoh Panutanmu mengajarkan untuk Main Keroyokan Sendiri? Apa Organisasimu hanya seputar menghakimi sesamamu manusia? Tidak kan? Jadi Berorganisasilah dengan Sehat. Apa yang kamu tunjukkan pada publik adalah cerminan Organisasimu. satu tindakan ini saja,  dapat merusak nama baik organisasi di mata publik.  Jadi, STOP PERSEKUSI… Karena Kita sama-sama manusia yang tahu dan kenal akan KASIH. Kita Pun Hidup di Negara Hukum, Biar Hukum yang memproses jika itu salah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun