Kemudian ia juga mengatakan "Saya menormalisasi hal ini karena di usia muda, biasanya kita masih menggunakan perasaan dan memilih hal yang sepertinya menyenangkan hati kita pada saat itu. Hanya saja, jangan sampai ketika salah memilih kemudian kita terasa terpuruk atau bahkan menyalahkan orang lain. 100% keputusan ada di tangan kita. Jika kita berani memilih dan sadar akan pilihan itu, maka kita juga harus berani menjalani dan menyadari seluruh akibat yang akan terjadi dari pilihan itu".
Narasumber yang ketiga yaitu perempuan bernama Gabriella, ia adalah mahasiswa ilmu komunikasi.
Gabriella mengatakan "kita sebagai anak muda gacuma harus fokus ke pendidikan itu sendiri sebagai edukasi, tetapi harus aware juga sama hal-hal yg deket sama kita".
Dari ketiga narasumber yang memiliki latar belakang berbeda, saya melihat bahwa pesan atau makan yang mereka dapatkan berbeda-beda, hal tersebut bisa terjadi karena pemahaman, kondisi, perasaan setiap orang berbeda-beda.
Menurut saya pribadi film dua garis biru memiliki makna yang sangat mendalam dan sangat baik, banyak pelajaran yang diberikan kepada anak-anak muda untuk bagaimana mereka akan bertindak.
Berawalan dari kontroversi, namun akhirnya bisa diterima oleh masyarakat, dan sangat menginspirasi banyak orang.
Semenjak munculnya film dua garis biru, banyak film-film baru yang menceritakan tentang kehamilan pada remaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H