Mohon tunggu...
Eunike Lois Stefania
Eunike Lois Stefania Mohon Tunggu... Lainnya - Stefania

love yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kontroversi Film Dua Garis Biru

13 November 2022   20:22 Diperbarui: 13 November 2022   20:25 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film dua garis biru yang tayang pada tahun 2019, merupakan film drama remaja Indonesia. Film tersebut di sutradarai oleh Gina S. Noer dan film tersebut diproduksi oleh starvision plus.Film dua garis biru mengangkat tema kehamilan pada remaja. Film tersebut bercerita tentang sepasang remaja yaitu Dara dan Bima yang duduk di bangku SMA.

Ketika mereka berpacaran, mereka melewati batas pacaran remaja pada umumnya, sehingga hal tersebut membuat Dara hamil.

Film dua garis biru tersebut sangat kontroversial di Indonesia ketika trailernya pertama kali ditayangkan. Banyak orang yang menganggap film tersebut mengajarkan yang tidak baik dan banyak juga yang meminta agar film tersebut tidak ditayangkan.

Namun ada banyak juga yang mendukung film tersebut untuk ditayangkan, karena menganggap film tersebut penting dan dijadikan sebagai edukasi kepada para remaja.

Di hari pertama penayangan film dua garis biru, film tersebut mendapatkan banyak respon positif dan meraih 800.225 penonton. Bahkan film tersebut mengungguli film-film Indonesia yang tayang di waktu yang bersamaan.

Setiap film pasti memiliki makna dan pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat film kepada penontonnya. Penonton yang satu dengan yang lainnya pasti mendapatkan makna yang berbeda-beda.

Saya mewawancarai tiga penonton film dua garis biru dan menanyakan mengenai makna apa yang mereka dapatkan setelah menonton film tersebut.

Narasumber pertama saya yaitu laki-laki bernama Stefanus Cancan yang berprofesi sebagai Sutradara.

Stefanus Cancan mengatakan "Film Dua Garis Biru menjadi sebuah pengingat bagaimana kita tidak boleh gegabah mengambil keputusan. Ketika dihadapkan pada pilihan, kita perlu mempertimbangkan matang-matang soal konsekuensi yang akan terjadi setelah kita menjalani pilihan tersebut. Apa yang akhirnya Bima dan Dara alami memberikan penjelasan bahwa saat memikirkan berbagai pertimbangan, baiknya kita lebih mengutamakan alasan-alasan yang muncul dari logika dan bukan rasa atau emosi".

Narasumber yang kedua yaitu perempuan bernama Liony yang berprofesi sebagai seniman.

Liony mengatakan "Keputusan awal Dara dan Bima memang salah, namun saya menggaris bawahi soal bagaimana mereka berdua bertanggung jawab menjalani konsekuensi dari kesalahan mereka. Dalam mengambil pilihan, pasti ada saja kekeliruan yang kita buat sehingga membuat kita rugi dan berjalan ke arah yang salah".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun