Mohon tunggu...
EUNICE MADELINE LIEMENA
EUNICE MADELINE LIEMENA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi/UNPAR

INTP

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keindahan Papua dan Problematika Masyarakat yang Mempengaruhi Integrasi Nasional

20 Oktober 2022   23:26 Diperbarui: 20 Oktober 2022   23:29 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

BAB 1 

PENDAHULUAN

Provinsi papua merupakan daerah yang memiliki wilayah paling luas dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Juga merupakan jalur pelayaran dari asia pasific ke asia tenggara. Wilayah papua sangat kaya dengan sumber daya alam meliputi minyak,  gas, mas, tembaga, batubara, nekel, dan sebagainya. Selain potensi pertambangan, kekayaan hutan berupa kayu merbau atau disebut kayu besi juga melimpah.

Namun dibalik semua itu sebaran penduduk di Papua tidak merata, dengan tingkat kepadatan tinggi adalah Kota Jayapura sebesar 309,02 jiwa. Ditambah jumlah pengangguran dari kurun tahun 2019-2020 meningkat sebesar 26,55 persen. 

Dengan kondisi kemiskinan tersebut telah menempatkan Provinsi Papua sebagai daerah termiskin di Indonesia. Faktor penyebab tingginya tingkat kemiskinan di Papua karena rendahnya tingkat pendidikan, minimnya infrastruktur, dan banyaknya daerah terpencil yang sulit dijangkau.

Dikarenakan kondisi Papua yang seperti itulah mulai bermunculan kaum separatis yang ingin memisahkan diri dari Bangsa Indonesia. Bertentangan dengan konsep integrasi nasional yang adalah  penyatuan identitas dalan suatu konsep nasional atau dengan kata lain, keinginan dan kesadaran untuk bersatu sebagai satu negara, negara Indonesia. 

Tentunya perlu adanya pendekatan lebih dalam konsep penyatuan identitas agar interdependensi komunitas dapat berjalan dengan baik.

BAB 2 

PEMBAHASAN

Pendekatan konsep penyatuan identitas melalui interdependensi Komunitas yang dilakukan melalui ekonomi, politik,sosial, budaya, dan lingkungan hidup juga memiliki faktor penghambat. Salah satunya, adanya sikap tidak puas dan perasaan tidak

adil terhadap ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat, dan pembangunan yang tidak merata seperti yang terjadi di Papua. 

Negara membutuhkan pemerintah dan masyarakat masyarakatnya yang saling melengkapi. Setiap provinsi pastinya memiliki perannya dalam bernegara mau itu dalam sumber daya, sumber manusia ,dll. Hanya bagaimana  pemerintah dan masyarakat yang mengelola sumber daya tersebut untuk kesejahteraan bersama. 

Ssperti kondisi papua yang memiliki sumber daya alam melimpah namun disalahgunakan dan pembagian yang tidak adil, sehingga konsep integrasi ini tidak tercapai. Yang mengakibatkan adanya potensi berpisah jika tidak adanya kesadaran awal elite massa untuk mengelola aspek integrasi yang ada.

Potensi berpisah ini ditandai dengan adanya gerakan-gerakan separatisme. Contoh yang terjadi di Papua sampai sekarang ini yaitu OPM (Organisasi Papua Merdeka), hal ini tentunya bertentangan dengan konsep integrasi nasional yang seharusnya dimiliki setiap bangsa. 

Bisa dibilang hubungan vertikal yang terjadi antara pemerintah dan masyarakat Papua adalah simbiosis parasitisme, dimana sumber daya alam Papua diambil untuk kepentingan beberapa orang dan mengabaikan hingga merugikan masyarakat lokal. 

Pada jaman pemerintahan Presiden Jokowi, dimulailah skema integrasi dengan cara dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, serta Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 2020  tentang Tim Koordinasi Terpadu  Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. 

Presiden bersama dengan TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan perangkat daerah bersama-sama membangun infrastruktur wilayang yang menghubungkan daerah daerah terpencil sehingga mudah dilalui oleh kendaraan. Degan adanya infrastuktur minimal komunikasi antar daerah mulai berjalan lancar, sistem pendistribusial bahan makanan pun mudah dijangkau. 

Hal lain yang mempengaruhi gerakan-gerakan separatis yang masih ada sampai sekarang yaitu masyarakat Papua yang mudah dipengaruhi oleh bangsa asing untuk memisahkan diri dari Bangsa Indonesia, dikarenakan pendidikan di Papua yang masih sangat rendah. Dengan adanya infrastruktue yang menghubungkan daerah yang terisolasi, akan memudahkan pemerintah untuk mempercepat membangun prasarana pendidikan untuk masyarakat terpencil.

BAB 3 

KESIMPULAN

Dari yang kita ketahui terdapat beberapa faktor pendorong integrasi nasional seperti, solidaritas senasib, konsensus bersama. Juga faktor tantangan seperti multikultural, etnosentrisme, luas geografis Indonesia, intervensi bangsa asing, eksploitasi SDA.  Tantangan ini biasanya menjadi penghambat bersatunya suatu negara.

Tantangan-tantangan tersebut masih dialami oleh Provinsi di Papua, juga mungkin dengan daerah terpencil lainnya yang kurang dan sulit dijangkau oleh pemerintah. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi kita Bangsa Indonesia, bagaimana kita mengintegrasikan seluruh bagian Indonesia.

Pemerintah harus punya kepedulian terhadap semua lapisan masyarakat yang ada di Indonesia. Namun juga masyarakat sejak dini dtanamkan jiwa kebangsaan, melalui pendidikan. Dengan ini konsep penyatuan identitas negara dapat terpenuhi demi kesejahteraan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun